Senin, 24 September 2012

Murah dan Bebas Polusi, Transfortasi Delman Tetap Jadi Pilihan Warga


Delman atau yang akrab dikenal warga Polewali mandar, Sulawesi barat dengan sebutan bendi, hingga kini tetap menjadi salah satu trasfortasi primadona bagi warga setempat. Tarifnya yang relatif murah dan terjangkau menjadi alasan banyak warga hingga kini tetap memilih bendi sebagai sarana angkutan utama jika bepergian ke desa tetangga atau ke pasar menjual hasil bumi. Meski di jalan raya sudah berseliwerang aneka jenis kendaraan trasfortasi moderen  yang bisa dipilih, bendi yang bebas polusi dan dinilai lebih sehat, menjadi alasan utama lainnya bagi warga yang tidak terbiasa hidup di tengah tingkat polusi udara yang tinggi.

Kemajuan sarana trasfortasi moderen mulai dari minibus hingga angkutan jenis bus di jalan raya tak membuat sarana trasfortasi tradisonal delman yang akrab dikenal warga setempat dengan sebutan bendi  menjadi tertinggal atau kehilangan pelangga.

Di sejumlah lokasi dan pasar tradisional di polewali mandar, dokar hingga kini tetap jadi sarana trasfortasi primadona yang banyak di pilih warga. Untuk bepergian ke desa tetangga/ atau ke pasar, delmanlah menjadi pilihan trasfortasi  utama mereka layaknya menggunakan taksi yang dibayar sesuai perjanjian pelanggan dan pemilik delman.

Tarif angkutan umum yang lebih mahal hingga 40 persen dibanding menggunkan delman membuat kendaraan tradisonal ini tak pernah kehilangan pelanggan.

Di pasar Campalagian, Wonomulyo dan tinambung polewali mandar misalnya, warga dari berbagai desa dan kecamatan masih tetap meilih delman sebagai sarana trasfortasi  utama mereka ke pasar atau ke desa lain. Aneka hasil bumi yang dihasilkan dari kebun dan sawah mereka diangkut menggunakna delman ke pasar atau ke pedagang pengumpul.

Bukan berarti tak ada trasfortasi lain seperti mobil angkutan antar kota dan antar desa. Sejumlah warga di kecamatan tinambung polewali mandar misalnya  beralasan tetap memilih dokar sebagai sarana trasfortasi selain karena tarifnya lebih terjangkau dan suasana kekeluargaan yang tetap terbangun antar pelanggan dan pemilik delman, kendaraan tradisoonal ini juga dipilih warga karena dinilai bebas polusi. Mabuk menggunakan trasfortasi moderen seperti mobil menjadi alasan warga hingga kini tetap lebih memilih delman sebagai sarana trasfortasi utama jika bepergian ke mana saja.

Arifuddin, warga tinambung ini mislanya lebih memilih bendi karena alasan lebih sehat dan bebas polusi daripada menggunakan angkutan moderen seperti mobil. Kendaraan bendi itu lebih sehat dan bebas polusi makanya saya lebih piluh naik bendi kalau jaraknya tidak terlalu jauh,:ujar Arifuddin/ warga penumpang

Rasyidin, pemilik dokar yang melayani sejumlah rute di kecamatan wonomulyo polewali mandar mengaku tak pernah kawatir kehilangan pelanggan. Bahkan saat pemerintah terus menaikkan harga bbm untuk menekan biaya subsidi yang membengkak, pemilik dokar makin berkibar. Kenaikan tarif membuat banyak penumpang yang berpendapatan rendah kerap memilih bendi sebagai kendaraan alternatif karena alasna murah dan terjangkau. “Harga tarifnya yang murah 40 persen dari tarif angkutan umum sperti mobil membuat bendi tetap dipilih warga,”ujar Rasyidin mengaku tak cemas kehilangan pelanggan di tengah menjamurnya kendaraan angkutan umum di jalan raya.

Meski trasfortasi bendi kerap dituding menjadi biang kemacetan di sejumlah pusat keramaian seperti pasar, pemerintah setempat hingga kini belum bisa mengurangi sarana trasfortasi kuda masuk kota. Karena angkutan  bendi terutama di pedesaan lebih banyak dipilih warga karena pertimbangan tarif yang dinilai lebih terjangkau bagi warga desa. 



2 komentar:

  1. rindu banget naik benddi....di taun 2012 ini masih ada kat di sekitar tapango barat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...thanks. Orang2 meniggalkan transfortasi sehat dan ramah lingkungan dan mmeilih transforasi yg sarat volusi dan tidak tdk aman

      Hapus