Lansia Belajar. Agar bisa membaca sms dan menelpon sendiri ke sanak keluarga dan anak-anak mereka di tempat lain, puluhan lansia di Polewali mandar, Sulawesio barat/ berlomba belajar membaca dan menulis. Agar berlangsung santai guru pembimbing memberi pelajaran membaca dan menulis dengan cara bermain yang kerap diselingi homor kocak para peserta sendiri. Metode belajar sambil bermain ini terbukti mampu melecut semangat para lansia untuk belajar membaca dan menulis. Seperti anak-anak sekolah mereka juga berlomba tampil di depan papan tulis untuk menunjukkan kemampuan mereka menulis atau membaca.
Puluhan lansia di
desa Indumakombong, kecamatan Matakali, polewali mandar ini tampak bersemangat
belajar sambil bermain.
Sebelum pelajaran
dimulai Sabtu (22/9) lalu, mereka membaca doa dan menggelar tepuk lansia sambil
bernyanyi. Kendati disaksikan oleh anak-anak dan cucu mereka sendiri, para
lansia yang berumur 50 hingga 70 tahun ini mengaku tak perlu malu belajar
membaca.
Agar tak menghalangi
waktu mencari nafkah di siang hari, waktu belajara mereka sengaja dipilih malam
hari. Seperti anak-anak sekolah, para lansia ini juga belajar menulis, membaca,
dan cara menghitung sambil melantai. Mereka membawa perlengkapan atk seperti
pensil, pulpen, buku dan tip ex dan map.
Kendati sudah berusia
lanjut mereka tetap tampak bersemangat, bersaing, dan menunjukkan kebolehan
mereka mengeja dan menulis kalimat demi kalimat yang diminta para pembimbingnya.
Meski jam belajar baru dimulai pukul 20 wita, namun mereka sudah berkumpul di
salah satu rumah warga yang dipilih sebegai tempat belajar bersama, sebelum
pelajaran dimulai.
Lihatlah ulah ibu
tuginem yang kocak ini. Tak ingin kalah bersaing dengan teman-teman belajarnya,
mereka tampil kedepan membaca. Karena belum lancar membaca, Tuginem kerap mengundang
gelak tawa peserta lain, lantaran tulisan yang ditunjuk beda bacaannya. Toh ini
tak membuat mereka merasa minder. Justru suasana bermain dan tampak kocak
itulah yang bisa melecut semangat para lansia ini belajar lebih keras, agar
bisa membaca, menulis, dan menghitung.
Beragam motivasi para
langsia belajar. Sumru misalnya mengaku belajar keras menghitung dan membaca
agar kelak bisa membaca sms dan menelpon sendiri ke sanak keluarga dan
anak-anakanya sendiri. Maklum Sumru kerap irihati kepada anak dan cucunya yang
bisa sms-an dan bertelpon ria ke teman atau orang taunya, sementara sumru hanya
bisa menerima telpon. “Saya berharap bisa membaca dan menulis agar saya tak
perlu repot minta tolong membaca kiriman sms atau menelpon karena saya sudah
bisa baca , sms dan menelpon sendiri nomor-nomor tujuan anak atau keluarga
saya,”ujar Sumru, warga belajar.
Lain lagi dengan
jumaintan, ibu yang suka bepergian ini mengaku termotivasi belajar agar kelak
tak perlu lagi bertanya jika mencari alamat atau suatu tempat, karena sudah
bisa membaca sendiri nama jalan atau kampung yang mereka masuki. “Kalau bisa membaca dan menulis kan saya tak
perlu lagi nanya nama jalan atau kampung jika bepergian, cukup baca
sendiri,”ujar Jumnaintan, lansia belajar
Karena metode belajar
diramu dengan teknik belajar sambil bermain yang dikemas dalam suasana santai
dan penuh kekeluaragaan, para lansia ini bisa belajar hingga larut malam tanpa
terasa. Terbukti hanya beberapa kali pertemuan digelar, para lansia kini mjulai
melek hurup dan bisa membaca perlahan –lahan.
Andi Mukmin Patta, kordinator
pembimbing para lansia menyambut gembira tingginya motivasi para lansi belajar
melek hurup. Dengan metode belajar sambil menyuguhkan beragam permainan, mampu
menciptakan suasana belajar yang interaktif dan tidak membosankan para lansia.
“kita berharap semangat dan motivasi yang besar para lansia belajar membaca dan
menulis ini bisa menular ke warga buta hurup lainnya termasuk lansia yang
lain,”ujar Andi Mukmin Patta, pembimbing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar