Sabtu, 08 Februari 2014

Kontes Kecantikan ala Suku Mandar Kembali Digelar

Kontes kecantikan gadis ala suku mandar kembali di gelar di majene sulawesi barat/ sabtu (8/2/2014). Puluhan gadis-gadis cantik dari berbagai pelosok desa yang mengikuti kompetisi tahunan ini diarak dengan sayyang pattuddu atau kuda yang pandai menari mengikuti irama tetabuhan group rebana yang menyertainya. Kalindagdag atau seniman pantun khas mandar yang setia mengawal peserta di sepanjang rute jalan terus menyanjung gadis cantik andalan mereka yang diadu dalam festival ini.

Beginilah suasana kemeriahan kontes kecantikan khas ala suku mandar yang kerap digelar di sejumlah daerah kabupaten di sulawesi barat.

Kontes kecantikan tradisoinal yang digelar di kabupaten majene sulawesi barat ini misalnya diikuti puluhan gadis-gadis cantik pilihan dari berbagai pelosok desa dan kota di majene mewakili dusun atau desa mereka tampil di ajang bergensi bagi warga suku mandar ini.

Setiap peserta terdiri dari satu group rebana, Pakalindakdag atau seniman pantun khas mandar, dan sayyang pattuddu atau kuda yang pandai menari lengkap dengan gadis cantik yang menjadi peserta mewakili desa atau dusun mereka.

Dengan berbusanna khas mandar dan berdandan cantik layaknya calon pengantin gadis cantik pilihan dari dusun dan desa ini berlomba mencuri perhatian dewan juri dan para penonton agar bisa terpilih menjadi peserta terbaik dan mengalahkan peserta dari dusun dan kecamatan lain.

Fokus penilaiain tak hanya mengandalkan kecantikan semata. Faktor keberanian peserta menuggang kuda yang ditunjang dengan kemampuan kuda menunjukkan ketrampilan menarik juga menjadi penilaian penting untuk menjadi jauara festival kecantikan ala suku mandar ini. Tata rias peserta dan kekompakan tim rebana termasuk kalindagdag atau seni pantung yang mengiringi setiap peserta juga menjadi fokus penilaian penting untuk menentukan peserta terbaik dalam kontes tahunan ini.

Kontes kecantikan serupa juga rutin digelar warga suku mandar di berbagai kabupaten di sulawesi barat seperti Polewali mandar, Mamuju, dan Majene.

Ribuan penonton yang tumpah di sepanjang rute jalan yang dilalui peserta tidak hanya memacetkan lorong-lorong jalan tapi juga sejumlah ruas jalan protokol seperti jalan trans sulawesi.

Meski peserta kontestan hanya mendapatkan hadiah berupa piagam, dana pembinaan dan hadiah lainnya, namun tidaklah penting bagi peserta, sebab yang penting mereka senang dan bangga karena gadis cantik mewakili dusun atau desa yang mereka adu dalam festival ini bisa terpilih menjadi juara kontes.

Panitia pelaksana kontes. Marzuki mengatakan, kontes bergengsi ini selalu menyedot perhatian ribuan mata wisatawan lokal dan luar daerah bahkan wisatawan asing di sepanjang rute yang dilalui peserta kontes.

“Pemerintah sedang berupaya mengangkat tradisi khas mandar ini menjadi salah satu aset wsiata lokal yang diharapkan bisa menyedot perhatian wsiatawan termasuk wisatawan asing untuk datang ke daerah ini,”ujar Marzuki, panitia kontes kecantikan tradisonal ala mandar

Tradisi tahunan yang menjadi kebanggaan suku mandar dari berbagai dusun, desa dan kecamatan ini hingga kini tetap lestari. Pemerintah sendiri kini tengah berupaya mengangkat tradisi lokal ini menjadi salah satu aset budaya dan wisata lokal yang diharapkan bisa menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar