Lantaran sibuk beraktifitas di luar sekolah hingga berbulan-bulan tanpa pengawasan yang ketat, guru-guru dan kepala sekolah di pinrang sulawesi selatan, terutama di daerah terpencil dengan enteng melalaikan tugas pokok dan tanggungjawab mereka sebagai guru. Akibatnya mata pelajaran siswa di sekolah terbengkalai. Para orang tua siswa sebetulnya sudah lama memprotes kondisi sekolah anak mereka yang jauh di bawah standar, namun tak membuat perilaku para guru berubah.
Sebanyak enam kelas siswa di SD 200 Padang, desa Letta kabupaten Pinrang
sulawesi setalan ini mislanya hanya belajar seadanya. Meski jumlah guru
termasuk kepala sekolah di SD 200 Padang
ini terdapat 8 guru, namun guru yang muncul di sekolah setiap hari bisa
dihitung jari.
Kompas.com yang menyambangi SD 200 Padang ini misalnya hanya menemukan dua
guru yang tengah mengajar di sekolah. Sementara kepala sekolah dan enam guru
lainnya tak jelas entah kemana.
Kondisi belajar siswa yang memperihatinkan seperti ini sebetulnya sudah
berlangsung berbulan-bulan tanpa pengawasan yang memadai. Meski warga dan para
orang tua memprotes kondisi pendidikan di sekolah anaknya/ namun tak membuat
kinerja guru di sekolah ini menjadi lebih baik.
Padahal para guru dan kepala sekolah ini telah mendapat berbagai fasilitas
gaji, dana sertifikasi, tunjangan terpencil, tunjangan fungsional, serta
bantuan dana gratis dari pemerintah propinsi hingga bernilai belasan juta
rupiah perbulan. Namun kinerja para guru dan kepala sekolah di wilayan ini
mengecewakan banyak pihak.
Sultan dan herul, dua siswa di SD 200 Padang ini mengaku hadir di sekolah
sejak pukul 7.00 wita, namun hingga menjelang pukul 10.00 wita baik sultan maupun
herul belum mendapat giliran diajar dua guru yang datang ke sekolah hari ini. Sultan
dan herul tak tahu kemana guru dan kepala sekolah mereka mangkir hingga beminggu-minggu
hingga bulanan.
:”Gurunya tidak datang, guru meminta kami tetap duduk di kelas,”ujar Sultan,
siswa SD 200 Padang yang hadir di sekolah sejak pukul 7.00 wita namun hingga
menjelnag pukul 10.00 wita wali kelasnya belum juga muncul di sekolah.
Belajar dalam kondisi apa adanya dan jauh dibawah satndar seperti ini
diakui para siswa sudah lama berlangsung. “Sudah lama, biasnaya guru datang
hanya satu atau dua orang. Saya tidak tahu guru yang lain kemana,”ujar Herul,
siswa lainnya.
Agar tak berkeliaran sepanjang jam pelajaran di luar sekolah, para siswa
ini tak diperkennakan meninggalkan ruangan meski tak ada guru yang mengajar di
kelas mereka.
Karena yang datang hanya dua guru, para siswa dari kelas III, IV dan V ini
kerap dikelompokkan dalam satu ruangan sesuai tingkatan kelas mereka. Sang guru
pun terpaksa memberi mata pelajaran sekedarnya saja. Sebelum berpindah ke kelas
lain di sampingnya..
Gonta ganti perbaikan kurikulum tak membawa perbaikan yang signifikan bagi
para siswa yang memang hanya belajar seadanya, dan jauh dari standar kurikulum
nasional.
Muhammad idrus, satu dari dua guru yang hadir mengajar di SD 200 Padang ini
mengaku harus mengjar berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Agar
siswanya tak berkeliaran di kelas lain idrus kerap mengumpulkan siswanya dari
beragam kelas dalam satu ruangan. Mereka diberi pelajaran secara bergantian.
Idrus tak membantah jika sekolahnya sudah lama berjalan dalam kondisi
memperihatinkan seperti ini. Setiap hari para siswa dari enam kelas hanya dihadapi
satu atau dua guru yang datang.
“Tidak usah saya komentar panjang, kan bapak lihat sendiri kondisinya. Soal
kemana guru-guru dan kepala sekolah tidak masuk sekolah saya kurang tahu
persis,”ujar Muhammad Idrus, guru SD 200 Padang
Kondisi yang sama memperihatinkan juga terjadi di smp belulang, sekitar
lima kilometer dari SD 200 Padang. Dari 10 nama yang terdaftar sebagai guru di
sekolah ini termasuk kepala sekolah, namun
hanya dua guru honorer yang datang mengajar. Selebihnya guru dan kepala
sekolah juga mangkir dari tugansya. Tak jelas kemana para guru dan kepala
sekolah meninggalkan tugas dan kewajibannya utamanya sebagai guru hingga
berbulan-bulan.
Kompas.com yang menyambangi sekolah ini harus menunggu sejak pagi hingga
menjelang pukul 10.00 wita, sebelum dua guru honorer muncul di pintu gerbang
sekolah. Para siswa dan dua guru yang hadir di sekolah ini mengaku tak tahu
kemana para guru dan kepala sekolah mereka mangkir dari tugansya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar