Senin, 10 Februari 2014

3 Sekolah SD Dan SMP di Lembang Hanya Diajar 5 Guru


Proses belajar mengajar di pinrang sulawesi selatan tak berjalan maksimal. Tiga sekolah SD dan SMP di kecamatan lembang pinrang misalnya hanya diajar 5 orang guru, pada hal jumlah guru di tiga sekoah ini tercatat ada 30 orang guru. Tak hanya guru yang malas datang ke sekolah hingga berbulan-bulan melalaikan tugas, kepala sekolah yang menjadi panutan guru tak satu pun berada di sekolah. Para orang tua siswa sebetulnya sudah lama memprotes kondisi sekolah anak mereka yang jauh di bawah standar, namun tak membuat perilaku para guru berubah.

Sebanyak enam kelas siswa di SD negeri 200 padang, desa letta kabupaten pinrang sulawesi setalan ini mislanya hanya belajar seadanya. Meski jumlah guru termasuk kepala sekolah  di SD 200 padang ini terdapat 8 guru, namun guru yang muncul di sekolah setiap hari bisa dihitung jari.

Kompas.com yang menyambangi SD 200 padang  Jumat dan sabtu lalu ini misalnya hanya menemukan dua guru yang tengah mengajar di sekolah. Sementara kepala sekolah dan enam guru lainnya tak jelas entah kemana.

Sebelumnya di SD 273 kulinjang desa karingo pinrang juga ditemukan kondisi serupa. Dari 10 guru dan kepala sekolah yang terdaftar di sekolah ini, hanya satu guru ditemukan mengajar siswa untuk enam kelas yang berbeda.

Kondisi yang memperihatinkan juga terjadi di SMP Belulang, kecamatan lembang, sekitar lima kilometer dari SD 200 padang. Dari 10 nama yang terdaftar sebagai guru di sekolah ini termasuk kepala sekolah, namun  hanya dua guru honorer yang datang mengajar. Selebihnya guru dan kepala sekolah juga mangkir dari tugansya. Tak jelas kemana para guru dan kepala sekolah meninggalkan tugas dan kewajibannya utamanya sebagai guru hingga berbulan-bulan.

Kompas.com yang menyambangi sekolah ini harus menunggu sejak pagi hingga menjelang pukul 10.00 wita, sebelum dua guru honorer muncul di pintu gerbang sekolah. Para siswa dan dua guru yang hadir di sekolah ini mengaku tak tahu kemana para guru dan kepala sekolah mereka mangkir dari tugansya.

Kondisi belajar siswa yang memperihatinkan seperti ini sebetulnya sudah berlangsung berbulan-bulan tanpa pengawasan yang memadai. Meski warga dan para orang tua memprotes kondisi pendidikan di sekolah anaknya/ namun tak membuat kinerja guru di sekolah ini menjadi lebih baik.

Padahal para guru dan kepala sekolah ini telah mendapat berbagai fasilitas gaji, dana sertifikasi, tunjangan terpencil, tunjangan fungsional, serta bantuan dana gratis dari pemerintah propinsi hingga bernilai belasan juta rupiah perbulan. Mamun kinerja para guru dan kepala sekolah di wilayan ini mengecewakan banyak pihak.

Sultan dan herul, dua siswa di SD 200 padang ini mengaku hadir di sekolah sejak pukul 7.00 wita, namun hingga menjelang pukul 10.00 wita baik Sultan maupun Herul belum mendapat giliran diajar dua guru yang datang ke sekolah hari ini. Sultan dan herul tak tahu kemana guru dan kepala sekolah mereka mangkir hingga beminggu-minggu hingga bulanan.

Agar tak berkeliaran sepanjang jam pelajaran di luar sekolah, para siswa ini tak diperkennakan meninggalkan ruangan meski tak ada guru yang mengajar di kelas mereka.

Karena yang datang hanya dua guru, para siswa dari kelas III, IV dan V ini kerap dikelompokkan dalam satu ruangan sesuai tingkatan kelas mereka. Sang guru pun terpaksa memberi mata pelajaran sekedarnya saja. Sebelum berpindah ke kelas lain di sampingnya.

Gonta ganti perbaikan kurikulum tak membawa perbaikan yang signifikan bagi para siswa yang memang hanya belajar seadanya dan jauh dari standar kurikulum nasional.

Muhammad Idrus, satu dari dua guru yang hadir mengajar di SD 200 padang ini mengaku harus mengjar berpindah-pindah dari satu ruangan ke ruangan lain. Agar siswanya tak berkeliaran di kelas lain idrus kerap mengumpulkan siswanya dari beragam kelas dalam satu ruangan. Mereka diberi pelajaran secara bergantian.

“Tidak usah saya komentar panjang, kan bapak lihat sendiri kondisinya. Soal kemana guru-guru dan kepala sekolah tidak masuk sekolah saya kurang tahu persis,”ujar Muhammad Idrus, guru SD 200 Padang.

Idrus tak membantah jika sekolahnya sudah lama berjalan dalam kondisi memperihatinkan seperti ini. Setiap hari para siswa dari enam kelas hanya dihadapi satu atau dua guru yang datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar