Ini cara warga desa Mombi kecamatan Alu Polewali mandar
sulawesi barat mengontrol kinerja pejabat di desanya. Kesal dengan kinerja
dokter dan bidang puskesmas yang dinilai tidak memberi pelayanan kesehatan
secara prima, warga setempat terpaksa turun tangan secara bergantian mengabsen
sendiri kehadiran dokter dan bidang desa di kantornya. Maklum warga ini mengaku
kesal kerap datang ke puskesmas untuk melahirkan bayinya atau memeriksakan
diri, namun mereka kecewa karena puskesmas tutup. Dokter dan dan bidang sering tak ada saat warga memeriksakan
diri atau melahirkan di puskesmas.
Sunar berjanji akan melakukan verifikasi terkait
laporan keluhan warga yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan di desa akibat
para dokter dan bidan yang tidak menjalankan tugas. Sunar juga menyatakan akan
mengkoordinasikan laporan warga ini ke jajaran dinas kesehatan untuk
meningkatkan mutu pelayanana kesehatan terutama kepada warga desa.
Warga yang
mengaku kerap melakukan komplain untuk memprotes buruknya pelayanan kesehatan
di desa mereka ke pemerintah setempat seperti desa, camat setempat, malah warga
yang dituding membuat prasangka yang merugikan para bidang dan dokter puskesmas
setmpat. Alasannya laporan absensi petugas puskesmas yang ditanda tangani desa
dan kecamatan selalau hadir penuh, namun farktanya warga mengaku sering kesal
karena tak ada dokter atau bidan desa yang bertugas saat mereka datang ke
puskesmas.
Kesal dengan
ulah dokter dan bidan desa yang selalu dinilai rajin dan tak ada masalah oeh
atasannya, Sejumlah warga terpaksa turun tangan secara bergantian melakukan
absensi kepada petugas dokter dan bidan desa di puskesmas karena tak ingin
laporan mereka dinilai meng ada-ada. Laporan data kehadiran dokter dan bidan
desa persi warga itu kemudian juga disampaikan ke desa dan camat setempat
sebagai perbandingan dengan lapaoran petugas puskesmas yang selalu jadi rujukan
pemerintah setempat untuk menilai kinerja dan kehadiran petugas di puskesmas.
“Setiap kali
kita mengadukan buruknya pelayanan kesehatan di puskesmas ke desa atau camat,
warga malah dituduh berperasangka yang bukan-bukan. Alasannya daftar kehadiran
dokter dan bidan desa di tempat kerjanya seperti dilaporkan puskesmas ke
pemerintah setempat tak pernah bermasalah. Pada hal patanya sering kali warga
menggerutu karena datang ke puskesmas untuk melahirkan atau memeriksakan
kesehatan mereka tapi tak ada dokter atau bidan desa,”ujar Wahidah salah satu
warga desa Mombi yang ikut mengontrol langsung kinerja bidan dan dokter di
desanya.
Menurut Wahidah
banyak kasus kematian ibu dan anak yang akan melahirkan meniggal dunia diduga
kareha terlambat mendapat penanganan petugas kesehatan. “Bayangkan warga dan ibu-ibu yang datang ke
puskesmas. Mereka kerap menunggu berjam-jam tapi tak adadokter atau bidan.
Mereka biasnaya baru datang setelah ditelp[on atau dihubungi jika ada warga
yang akan berobat baru mereka datang, itu pun kerap warag menunggu berjam-jam
baru datang,”ujar Wahidah.
Diana, warag
desa Mombi lainnya mengatakan dokter dan bidan desa jarang tinggal di pustu
atau puskesmas. Pada hal puskesmas cukup layak dna punya rumah dinas yang
meungkinkan dokter atau bidan tinggal di desa memberi pel;ayanan kesehatan
kepada warga.
Sementara warga
yang jauh dari pusat kota polewali Mandar mengaku kesulitan menjangkau sarana
kesehatan seperti rumah sakit karena jarak tempuh dari desanya ke kota makan
waktu hingga dua jam perjalanan. Belum lagi banyak dusun dna deasa belum bisa
diakses sarana transfortasi umum hinga warga kesulitan mengakses sarana
kesehatan selain mengandalkan puskesmas yang relatif lebih dekat.
Menanggapi
keluhan warga, Kepala UPTD Dinas kesehatan Polewali Mnadar, Hajja Sunar M Kes
membantah tak ada pembiaran dokter atau bidan desa untu tidak memberi pelayanan
kesehatan secara maksimal kepada warga desa. Menurut Sunar, Dinas kesehatan
selama ini hanya berpatokan pada absensi dna laporan aparat pemerintah setempat
seperti desa mengenai kinerja aparat puskesmas di desa mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar