Jumat, 10 Januari 2014

Bocah SD Setahun Jalan Kaki Mencari Orang Tua Angkat

Yadal (12) bocah kelas VI SD di Polewali mandar sulawesi barat ini nekad berpetulang dari kampung ke kampung mencari warga yang bersedia menjadi orang tua angkatnya. Yadal berharap dengan mendapatkan orang tua angkat bisa melanjutkan sekolahnya. Sayangnya meski setahun terakhir meninggalkan ayahnya di matangnga/ sebuah dusun terpencil di polewali mandar, Yadal tak kunjung menemukan orang tua angkat. Bermodal selembar akte kelahiran dan foto copy kk dan beberapa lembar seragam sekolah dan sarung yadal ditemukan warga sedang terdampar di kawasan tambak mampie polewali mandar, Rabu kemarin (08/01/2014)
Cerita petualngana yadal, bocah asal dusun Matangnga Ppolewali mandar ini bermula ketika ayahnya dilang (60) minta yadal berhenti sekolah karena alasan pendapatan keluarganya sebagai petani penggarap di desanya sudah tak mampu membiayai pendidikannya. Yadal diminta ayahnya lebih baik mencari kerja agar bisa membantu perekonomian keluarganya.

Yadal yang baru naik kelas VI SD ketika itu tentu saja merasa terganggu dan tak bisa berkonsentrasi lagi. Putus sekolah dan harapan ingin menempuh pendidikan yang lebih baik kian membayangi fikirannya.

Suatu hari anak ke delapan dari 10 bersaudara pasangan dilang dan ana ini memilih nekad kabur dari rumahnya. Berbekal selepmbar akte kelahiran/ foto copy KK, selembar sarung dan sejumla seragam SD, Yadal memilih berpetualang mencari orang tua angkat. Yadal berharap dengan meniggalkan rumah dan ayahnya kelak ia bisa bertemu dengan para dermawan yang bisa mengangkat diirnya sebagai anak angkat/ agar harapannya bersekolah seperti anak-anak sedesanya bisa terwujud.

Ana (50) ibu yadal sendiri sudah lama bercerai dengan ayahnya, Dilang. Ibunya Ana kini telah bersuami dan tinggal di kabupaten sidrap bersama suami barunya. Praktis yadal dan sejumlah sudaranya kini telah bercerai berai. Yadal sendiri tinggal bersama ayahnya yang kini bekerja sebagai penggarap kebun, sementara sejumlah kaka dan adik-adiknya sebagain tinggal di Mamuju dna merantau ke tempat lain.

Sejak berpetualng dan meniggalkan rumahnya, Yadal sempat beberapa kali bertemu orang tua angkat yang bersedia memberi tumpangan terhadap dirinya. Namun setelah tinggal beberapa lama, Yadal memilih pamit lantaran bocah ini menilai diirinya hanya dieksploitasi dan tak kunjung disekolahkan.

Rabu (08/01/2014) yadal yang mengaku berjlan kaki sejauh-jauhnya dan tak punya tujuan ini ditemukan warga sedang terdampar di kawasan tambak Mampie, kecamatan Wonomulyo, Polewlai mandar. Sejumlah petambak yang bersimpati dengan bocah ini sempat membawa ke rumahnya dan memberi makanan kepada bovah yang tengah kelaparan ini, sebelum akhinrya dibawa ke kantor polsek wonomulyo, karena kahwatir ada masalah.

“Saya pergi dari rumah sudha setahun, saya jalan kaki dari kampung ke kampung. Saya makan kalau ada ang kasi di jalan. Sata jalan sejauh-jauhnya siapa tahu di jalan ada yang mau bersedia menyekolahkan,üjar Yadal, bocah petualang ini mengaku seharusnya menempuh ujian SD bulan april nanti jika ia terus bersekolah bersama temannya.

Merasa tak nayaman dititip di kantor polisi seorang diri/ yadal lagi lagi memilih meninggalkan kantor polisi. Kelelahan berjalan menysuri jalan-jalan desa hingga ke kota polewali mandar. Yadal yang tengah membawa tas berisi beberpa lembar pakaian dan akte kelahiran ini sempat beristirahat di sebuah trotoar tak jauh dari sebuah rumah warga.

Fatur pemilik rumah di kelurahan mambuliliing polewali mandar yang mendapati  bocah asing yang sedang duduk sendirian tak jauh dari pintu gerbang rumahnya mendekati. Fatur kemudian mengajaknya masuk ke dalam rumah sambil berusaha menyelami apa yang tengah difikran bocah ini.

Kepada Fatur, yadal bercerita meniggalkan rumah dan ayahnya setahun lalu karena alasna inginmencari orang tua angkat agar dirnya tetap bisa melanjutkan sekolah. Tas milik yadal berisi selembar akte kelahiran dna foto copy kk dan bbeerpa lembar seragam sekolah kembali dibingkar.

“Bicah ini menuturkan meniggalkan rumah dna ayah di kampung halamannya lantaran diminta berhenti sekolah dan mencari kerja agar bisa menopang kebutuhna rumah tangga keluarganya,”ujar Fatur.

Yadal mengaku jalan sejauh-jauhnya meninggalkan rumah dan ayah di kampung halamannya. Yadal mengaku berjalan kaki puluhan kilometer dari dusunnya, Yadal mengaku berjalan tak tentu arah yang akan dituju.

Yadal kini ditammpung sementara di rumah Fatur, sambil berusaha menghubungi pihak-pihak terkait agar bisa menyerahkan bocah tanggungajwab bocah yang diduga tengah mengalami goncangan psikologis ini. Yadal diduga tak betah tinggal di rumahnya sejak ia diminta orang tuanya berhenti sekolah karena alasna tak mampu mebayar biaya pendidikannhya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar