Kamis, 19 Desember 2013

Siswa Belajar di Emperan dan Musollah Demi Mengejar Prestasi

Tak punya ruangan yang memadai, ratusan siswa madrazah aliah negeri matakali polewali mandar sulawesi barat terpaksa belajar di emperan dan Musollah. Minimnya mobiler sekolah seperti meja dan kursi terpaksa siswa memanfaatkan meja lesehan yang biasanya digunakan belajar baca tulis alquran di mesjid, digunakan siswa belajar sambil melantai. Meski para guru dan siswa mengeluh tak bisa berkonsentrasi belajar dengan baik namun hingga kini tak kunjung mendapat tanggapan pemerintah setempat.

Belajar dalam kondisi yang serba miskin fasilitas pendidikan sebagai sarana penunjung belajar di sekolah taki membuat ratusna siswa mandrazah aliah negeri (man) matakali polewali mandar kendor apalagi malas datang ke sekolah.

Meski mengeluh tak bisa berkonsentrasi belajar secara penuh lantaran banyak siswa tak bisa belajar melantai dan lesehan seperti ini, namun para siswa dan guru mencoba bersabar menerima kenyataan sekolah mereka berjalan dengan kondisi yang miskin sarana belajar yang memadai seperti ini.

Meja lesehan yang biasnaya dimanfaatkan untuk belajar baca tulis Al Quran di mushollah sekolah dimanfaatkan para siswa untuk belajar lesehan sambil duduk melantai tanpa alas di tembok musollah.

Selain belajar lesehan sambil melantai sebagian siswa lainnya terpaksa belajar memanfaatkan emperan mesjid. Meski belajar dalam kondisi yang memprihatinkan di tengah smenagat pemerintah menggembar-gemborkan bajetin besar pada sektor pendidikan hingga 20 persen anggaran apbn untuk memperbaiki infrastruktur pendidikan.

Sejujmlah siswa di sekolah ini mengeluh dan kerap iri hati dnegan sekolah lain di polewali mandar yang bisa belajar lebih baik karena fasilitas sekolah mereka jauh lebih baik dari sekolah mereka.

Suryana, salah satu siswa manmatakalli Polewali mandar ini mengaku kerap sakit pinggang dan kedua kakinya keram jika terlalu lama belajar lesehan sambil melantai di tembok seperti ini. Suryana berharap pemerintah bertangguangjawab mentediakan sarana pendidikan yang layak agar siswa bisa meningkatkan prestasi belajar mereka di sekolah.

“Tidak bisa konsentrasi, kalau lama melantai sering sakit pinggang dna kaki keram,”keluh Suryana, siswa

Darwis, siswa lainnya di sekolah ini mengaku kerap iri hati jika membandingkan sekolah pemerintah lainnya di Polewali mandar dan daerah lainnya. Para siswanya bisa belajar dengan tenang karena didukung sarana dan prasarana belajar yang memadai. Laboratorium, perpustakaan dan fasilitas komputer yang memadai, sementara di sekolahnya ruangan dna meja belajar yang layak saja jauh tertinggal dari sekolah lainnya.

Kepala sekolah man matakali polewali mandar, La Haiyyak mengatakan, meski belajar dalam kondisi yang memperihatinkan pihak guru dan sekolah terus berusaha membangkitkan semangata belajar para siswa agar mereka tetap rajin ke sekolah meski belajar dalam kondisi yang jauh dari layak.

“Saya sudah puluhan kali mengadukan kondisi sekolah kami ke pemnerintah tapi sampai hari in tak kunjung mendapat tanggapan.”ujar Kepala sekolah man matakali polewali mandar, La Haiyyak

Menuurt haiyyak, pihaknya sudah puluhan kali curthat ke penerintah setempat untuk menyampaikan kondisi sekolah mereka yang terpaksa siswanya belajar di emperan dan tempat ibadah karena tak punya ruangan yang cukup dan saraha mobiler yang memadai. Sayangnya kata haiyyak keluhan siswa dan gurunya hingga kini tak kunjung digubris pemerintah. Menurut hayyak pihaknya hanya mendapat janji-jani dan terus diminta bersabara sejak beberpa tahun terakhir, sementara siswa setiap hari makin banyaknyang mengeluhkan kondisi dna fasilitas skeolah yang tidak medaia dalam mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar