Sabtu, 14 Desember 2013

Pelayanan Pasien Buruk, Rumah Sakit Dilempari Sandal Jepit

Kesal dan kecewa dengan buruknya pelayanan rumah sakit umum daerah (rsud) Polewali mandar, sulawesi barat, puluhan keluarga pasien mengamuk dan melempari rumah sakit dengan sandal jepit, Sabtu (14/12/2013). Warga tak bisa menerima alasna rumah sakit lantaran sehari sebelumnya direktur rumah sakit telah menyatakan komitmen untuk membeberi pelayan standar dan tak akan membebani pungutan apa pun kepada pasien miskin, namun kejadian serupa kembali terjadi. Insiden ini sempat membuat pagawai rumah sakit dan petugas apotek kaget dan berhamburan keluar ruangan.

Puluhan keluarga pasien dan mahasiswa yang kecewa karena dengan pelayanan rumah sakit umum daerah polewlai mandar ini tak bisa menhaan emosi. Kemarahan keluarga pasien dan mahasiswa ini memuncak saat mencari direktur rumah sakit, dr Hajja Syamsiah namun yang bersangkutan tidak ada di tempat.

Sejumlah keluarga pasien ini pun melampiaskan kemarahan dnegan cara melempari rumah sakit dengan sandal jepit. Meski dinding kaca apotek rumah sakit Polewali yang terkena lemparan sandal jepit tidak pecah namun puluhan petugas apotek yang tengah sibuk melayanai pemrintaan obat dari sejumlah pasien kaget dan berhamburan keluar ruangan.

Salah satu petugas apotek yang tidak terima sikap keluarga pasien ini sempat terlibat pertengkaran hingga membuar siuasana rumah sakit menjadi gaduh. Sejumlah keluarga pasien yang hendak membeli obat di apotek kaget mendap[ati warga dan petugas ruamh sakit terlibat pertengkaran di depan rumah sakiit.

Keluarga pasien ini sedianay ingin bertemu direktur rumah sakit unutik mempertanyakan adanya permintaan obat sejumlah pasien miskin di rumah sakit yang tidak  dilayani petugas rumah sakit karena alasan tidak ada dalam formularium dan daftar harga obat. Kelaurga pasien dan mahasiswa ini kesal lantaran rumah sakit dinilai menelantarakan pasien miskin tanpa ada upaya rumah sakit untuk mengadakan obat yang dibutuhkan setiap saat oleh keluarga pasien.

Sejumlah warga menuding rumah sakit kerap membuat alasna yang mengada-ada. Mulai dari tidak ada obat sampai pasien diminta membeli obat. Pada hal pemerintah telah mengaggarkan milayarabn rupiah hanya untuk pengadaan obat. Keluarga pasien dan mahasiswa ini juga memprotes kegemaran para dokter rumah sakit untuk membuat resep obat diluar formularium dan dbho yang snagat membebani pasiem miskin. Menurut mereka jika alasana kehabisan obat mestinya rumah sakit segera mengadakan obat karena setiap hari kebutuhan obat serupa diperlukan untuk pasien miskin yang telah dijamin haknya untukmendapatkan pelayanan kesehatan dari negara.

Warga yang kecewa ini mendesak direktur rumah sakit dr Hajja Syamsiah untuk mundur dari jabatannya karena dinilai tidak bisa menjalankan tanggungjawabnya mengontrol kinerja pelayanan rumah sakit yang buruk dan hapir tiap hari diprotes keluarga pasien. Direktur juga dinilai telah melanggar komitmennya sendiri ketika membuat pernyataan di DPRD Polewali mandar sulawesi barat untuk menghapuskan praktek pungli dan bisnis obat di rumah sakit yang merugikan pasien teruma pasien miskin.

Rudi, salah satu keluarga pasien yang juga mahasiswa di polewlai mandar ini menyatakan sangat kecewa dengan pernyataan komitmen yang telah dibuat sendiri oleh direktur ruamh sakit di hadapan angggota dewan sehari sebelumnya untuk meningkatkan pelayanan rumah sakit dna menghapuskan praktek pungli, namun kenyataannnya sejumlah pasien kembali terkatung-katung karena takmendapatkan obat, hanya karena alasan tidak ada dalam formularium dan DBHO. Seharusnya rumah sakit bertanggungjawab menyediakan kebutuhan obat bagi psiennya karena telah dianggarkan milyaran rupiah.

“Baru sehari sudah membuat komitmen untuk memperbaiki pelayanan rumah sakit dna menghapuskan praktek bisnis obat, kejadian serupa kembali terulang, banyak pasien tidak diberi obat hanya karebna alasan habis obat,”ujar Rudi mengaku kesal dnegan pernyataan pejabat yang hanya jadi mainan untuk pencitraan di mata publik prakteknya berseberangan di lapangan.

Kecewa keluarganya terkatung-katung dan tak bisa bertemu direktur rumah sakit untuk mempertanyakan kinerja pelayanan rumah sakit, warga dan mahasiswa ini kemudian meninggalkan rumah sakit dan berjanji akan kembali melakukan aksi untuk memprotes pelayanan rumah sakit yang dinilai buruk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar