Jumat, 27 Desember 2013

Mendulang Reski Banjir Warga Nekad Menantang Maut

Hujan deras yang menyebabkan sejumlah muara sungai di polewali mandar sulawesi barat meluap tak membuat warga setempat cemas apalagi panik. Banjir justru mendatangkan berkah tersendiri. Puluhan warga kecamatan mapilli Polewali mandar ini misalnya, banjir justru jadi wahana perlombaan untuk memburu barang-barang bernilai ekonomis seperti patahan kayu dan pohon,  kelapa, pisang dan barang lainnya. Meski harus menyabung nyawa menantang ganasnya arus, mereka tak perduli yang penting bisa mengumpulkan barang apa saja entah untuk dinikmati sendiri atau dijual.
Luapan arus sungai Maloso, salah satu sungai terbesar dan terpanjang di polewlai mandar akibat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir tidak membuat warga di sekitarnya cemas apalagi panik menghadpi cuaca ekstrim seperti ini/

Lihat saja puluhan warga termasuk anak-anak SD, remaja dan orang dewasa di jembatan Mapilli Polewali mandar. Luapan arus sungai yang membawa aneka buah-buahan seperti kelapa, pisang, mangga, pepaya dan patahan kayu atau pepophonan yang terseret arus di sepanjang muara sungai menjadi berkah banjir yang diperebutkan warga.

Arus sungai yang deras tak membuat nyali mereka ciut. Saat  ada barang berharga atau kayu terbawa arus, mereka langsung lompat dan berlomba berenang mejadi yang tercepat untuk mendapatkan barang buruan apa saja.

Warga ini terbilang nekad. Meski harus menantang maut di tengah arus deras, mereka tak perduli yang penting bisa mengumpulkan barang apa saja. Entah untuk dinikamti sendiri atau dijual.

Perburuan berkah banjir di tengah arus deras yang menantang nyali seperti ini bukannya tak beresiko, sejumlah warga pernah terseret arus karena kelelahan di tengah sungai, namun adanya sejumlah perenang tangguh tak membuat mereka khawatir bahaya banjir. Sebab banyak dari mereka yang biasanya langsung turun tangan membantu dan memberi pertolongan kepada rekan mereka yang kelelahan dan terseret arus hingga bisa selamat.

Memang tak semua warga berani menantang arus deras. Demi ikut berburu berkah banjir, sebagian warga memilih menggunakan tombak panjang. Setiap benda atau barang apa saja yang terbawa arus di sepanjang muara sungai langsung ditombak agar bisa ditarik ke daratan.

Khaidir, salah satu pemburu berkah banjir di Mapilli polewali mandar ini mislanya mengaku hanya dalam beberapa menit berburu barang tak bertuan yang terseret arus, Ia sudah mengumpulkan sejumlah barang seperti kelapa, pepaya, mangga, pisang dan kayu-kayuan yang bisa dijual kepada warga yang membutuhkanmya.

“Ini sudha turun temurun, setiap kali hujan dna sungai meluap wraga di sekitarnya selalu berlomba mendapatkan barang-barang apa saja yang hanyut terseret sungai,”ujar Khaidir,  warga setempat

Menurut Khaidir, tradisi berburu bekah banjir di sepanjang muara sungai maloso polewali mandar ini sudah berlangsung turun temurun dilakukan tak hanya di kalangan anak-anak tapi juga orang dewasa.

Umumnya hasil perburuan bekah banjir yang mereka kumpulkan seperti pisang, kelapa, pepaya, mangga dan buah-buahan lainnya umumnya dinikmati sendiri. Sementara kayu-kayuan atau pepohonan yang terseret banjir bisanya dijual untuk dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau kayu bakar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar