Upacara puncak hut proklamasi tak lagi sakral bagi sejumlah pegawai negeri di polewali mandar, sulawesi barat. Meski rangkaian upacara kemerdekaan masih tengah berlangsung, namun ratusan pegawai yang tak tahan di tengah terik matahari memilih bubar sebelum seluruh rangkaian upacara hut proklamasi selesai. Sejumlah pegawai lainnya malah sibuk sendiri di belakang barisan tanpa menghiraukan pidato pembina upacara. Sebagian peserta lainnya malah sibuk berhandphone ria, meninggalkan barisan, atau memakai masker sambil menenteng tas saat upacara tengah berlangsung.
Inilah
pemandangan unik yang ditunjukkansejumla pgawai di lkapangan pancasilan
polewlai mandar saat mengikuti upacara puncak hut proklamasi/ sabtu (17/8)
sekitar pukul 10.00 wita.
Saat
rangkaian upacara masih tengah berlangsung namun ratusan pegawai negeri yang
menjadi peserta upacara ini memilih bubar dari lapangan pancasila. Sejumla
petugas yang berusaha mengingatkan kepada setiap peserta agar bisa menunjukkan
empati dan penghargaan terhadap jasa para pahlawan selama upcara berlangsung
tak mampu mengendalikan para peserta yang justru memilih bubar sebelum
keseluruhan rangkaian upacara selesai.
Selama
upcara pun tak tampak suasana sakral di
tengah upacara puncak memperingati kemerdekana yang ke 68 tahun ini. Sejumlah
pegawai justru memperlihatkan kelakuan yang tak simpatik. Mulai dari asyik
berhandphone ria, mennutup majah dnegna masker atau menneteng tas layaknya akan
shopping di pusat perbelanjaan tanpa bisa menunjukkan sikap empati di hari
sakralk bagi bangsa indonesia ini.
Sejumla
pegawai lainnya bahkan memiilih keluar dari barisan atau duduk di tengah
barisan saat upacara sedang berlangsung. Meski pembina upacara dan sejumlah
petugas meminta para peserta upacara serius dan menghayati makna kemerdekaan
minimal selama upcara befrlangsung tak dihiraukan sejumlah peserta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar