Senin, 19 Agustus 2013

Demi Selembar Sarung, Ratusan Manula Terseok-Seok Mengantri Sambil Berdesak-Desakan


Demi mendapatkan pembagian selembar sarung dari pemerintah daerah, ratusan veteran manula di Polewali mandar, Sulawesi barat ini terpaksa antri dan berdesaka-desakan sambil berpeluh karingat. Tak sedikit manula yang sudah tak mampu berdiri lama karena faktor usia, harus terseok-seok sambil berdesak-desakan di tengah antrian. Niat pemerintah menghargai jasa mereka memang mulia, namun pembagian yang tidak tepat dengan cara memaksa para manula antri dan berdesak-desakan justru malah melecehkan kemanusiaan mereka.

Pembagian selembar sarung bagi ratusan manula dan mantan veteran pejuang ri di gedung gabungan dinas-dinas (gadis) polewali mandar ini berlangsung ricuh.

Ratusan manula yang sudah tak mampu berdiri lama karena faktor usia, harus berjalan terseok-seok di tengah antrian sambil berdesak-desakan, demi menukarkan undangan mereka dengan selembar sarung. Lihat saja sejumla manula yang terjebak di tengah antrian ini. Meski kelelahan dan berusaha keluar dari antrian, namun tak bisa lantaran di seklilingnya ratusan manula lain juga antri dan berdesak-desakan demi membawa pulang selembar sarung.

Berpeluh keringat di tengah antrian panjang sambil berdesak-desakan seperti ini sudah tentu. Namun tak ada jalan lain untuk bisa menukarkan undangan mereka dengan sleembar sarung kecuali para manula ini harus ikut menantri panjang sepertin ini.

Puluhan petugas satpol pp yang bertugs mengamankan pembagian sarung ini pun kerap berlaku kasar dan tak manusiawi. Petugas tak hanya mengumbar kata-kata kasar kepada manula berambut putih ini, mereka juga kerap didorong dengan cara kasar lantaran dinilai tak sabar menunggu giliran, pada hal tak sedikit manula ini terseok-seok di tengah antrian lantaran terdorong dari berbagai arah.

Inikah potret capaian kemerdekaan dalam peringatan hut proklamasi ke – 68 tahun ini?

Para manula yang seharusnya duduk manis di tempat sambil menikmati pelayanan dimasa tuanya seperti, justru masih harus berjuang sekuat tenaga untuk mengantri dan berdesak-desakan demi selembar sarung.

Sejumlah manula yang tak tahan antrian dan berdesak-desakan sempat protes cara pembagian sarung yang dinilai tak manusiawi. Menurut mereka pemberian sarung seharunsya dibagikan langsung di tempat duduk masing-masing manula, karena jumlah veteran dan manula tak sberapa. Namun aksi protes merka tak digubris dan pembagian sarung dengan cara antri dan berdesakan-desakan seperti tahun sebelumnya pun tetap berjalan.

Pemberian sarung ini sendiri bertujuan mulai, sebagai salah satu bentuk penghargaan dan ucapan terima kasih pemerintah kepada manula dan para veteranyang telah berjasa terhadap negeri ini. Namun tata cara pembagiannya yang kurang tepat justru terkesan melecehkan kemanusiaan mereka.

Untuk menghindari adanya manula yang mendapatkan pembagian sarung lebih dari satu kali, setiap undangan yang telah mendapat pembagian sarung harus mencelupkan jempolnya ke dalam tinta yang disiapkan panitia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar