Demi mendapatkan pembagian selembar sarung dari pemerintah daerah, ratusan veteran manula di Polewali mandar, Sulawesi barat ini terpaksa antri dan berdesaka-desakan sambil berpeluh karingat. Tak sedikit manula yang sudah tak mampu berdiri lama karena faktor usia, harus terseok-seok sambil berdesak-desakan di tengah antrian. Niat pemerintah menghargai jasa mereka memang mulia, namun pembagian yang tidak tepat dengan cara memaksa para manula antri dan berdesak-desakan justru malah melecehkan kemanusiaan mereka.
Pembagian
selembar sarung bagi ratusan manula dan mantan veteran pejuang ri di gedung
gabungan dinas-dinas (gadis) polewali mandar ini berlangsung ricuh.
Ratusan
manula yang sudah tak mampu berdiri lama karena faktor usia, harus berjalan
terseok-seok di tengah antrian sambil berdesak-desakan, demi menukarkan
undangan mereka dengan selembar sarung. Lihat saja sejumla manula yang terjebak
di tengah antrian ini. Meski kelelahan dan berusaha keluar dari antrian, namun
tak bisa lantaran di seklilingnya ratusan manula lain juga antri dan
berdesak-desakan demi membawa pulang selembar sarung.
Berpeluh
keringat di tengah antrian panjang sambil berdesak-desakan seperti ini sudah
tentu. Namun tak ada jalan lain untuk bisa menukarkan undangan mereka dengan
sleembar sarung kecuali para manula ini harus ikut menantri panjang sepertin
ini.
Puluhan
petugas satpol pp yang bertugs mengamankan pembagian sarung ini pun kerap
berlaku kasar dan tak manusiawi. Petugas tak hanya mengumbar kata-kata kasar
kepada manula berambut putih ini, mereka juga kerap didorong dengan cara kasar
lantaran dinilai tak sabar menunggu giliran, pada hal tak sedikit manula ini
terseok-seok di tengah antrian lantaran terdorong dari berbagai arah.
Inikah
potret capaian kemerdekaan dalam peringatan hut proklamasi ke – 68 tahun ini?
Para manula
yang seharusnya duduk manis di tempat sambil menikmati pelayanan dimasa tuanya
seperti, justru masih harus berjuang sekuat tenaga untuk mengantri dan
berdesak-desakan demi selembar sarung.
Sejumlah
manula yang tak tahan antrian dan berdesak-desakan sempat protes cara pembagian
sarung yang dinilai tak manusiawi. Menurut mereka pemberian sarung seharunsya
dibagikan langsung di tempat duduk masing-masing manula, karena jumlah veteran
dan manula tak sberapa. Namun aksi protes merka tak digubris dan pembagian
sarung dengan cara antri dan berdesakan-desakan seperti tahun sebelumnya pun
tetap berjalan.
Pemberian
sarung ini sendiri bertujuan mulai, sebagai salah satu bentuk penghargaan dan
ucapan terima kasih pemerintah kepada manula dan para veteranyang telah berjasa
terhadap negeri ini. Namun tata cara pembagiannya yang kurang tepat justru
terkesan melecehkan kemanusiaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar