Sabtu, 06 Juli 2013

Protes Pendataan BLSM, Warga Duduki Kantor Desa Sambil bakar Ban


Puluhan warga desa tonyamang, polewali mandar, sulawesi barat, Jumat (5/7) siang tadi menggelar aksi protes sambil menduduki kantor desa setempat. Warga menuntut ratusan orang kaya dan pengusaha dicabut namanya dari daftar penerima blsm. Ratusan  orang tua jompo dan fakir miskin di desa mereka justru tidak mendapatkan santunan apa pun dari pemerintah. Kepala desa yang jadi sasaran aksi demo warga yang kecewa, mengaku angkat tangan dan tidak tahu menahu soal pendataan yang diprotes warga.

Kecewa karena namanya tidak terdaftar sebagai penerima bantuan blsm senilai Rp 150 ribu perbulan, ratusan warga desa tonyamang melakukan aksi protes ke kantor desa tonyamang, jumat (5/7) siang tadi. Ratusan warga yang menduduki kantor desa ini sempat menginterogasi kepala desa tonyamang, Syamsuddin yang dinilai jadi biang carut marutnya pendataan penerima blsm.

Sebelumnya warga yang kecewa ini sempat melakukan aksi bakar ban di depan kantor desa sebagai bentuk protes atas ketidak adilan pendataan blsm. Namun sejumlah polisi yang berusaha menenangkan warga hingag aksi bakar ban tidak dilanjutkan.

Mayoritas warag yang berprofesi sebagai nelayan ini mengaku tidak bisa menerima data blsm yang dibagikan kepala desa. Alasannya banyak orang kaya dan pengusaha justru mendapat bantuan  blsm yang tak layak mereka terima. Banyak haji dan juragan ikan di desa mereka diprotes warga karena namanya terdaftar sebagai penerima blsm/ sementara para orang tua jompo, pakir miskin dan warga yang hanya menumpang di rumah orang lain justru tak mendapatkan bantuan apa pun.

Basri, salah satu pengunjuuk ras yang memprotes ketidak adilan pembagian blsm menuding kesalahan pendataan blsm terjadi ditingkat lingkungan. “Saya minta dusun, lingkungan dan kepala desa bertanggungjawab dengan kesalahan pendataan ini,”ujar Basri, salah satu warga yang memprotes pembagian blsm kepada kepala desa.

sementara Hasanuddin yang ikut mendudki kantor desa hingga aktifitas di kantor desa lumpuh dan tak ada aktifitas apa pun mendesak kepala desa bertanggungjawab tergadap banyaknya bantuan blsm yang salah sasaran. Pengusaha, orang kaya termasuk para haji yang tidak berhak justru namanya tercatat sebagai penerima blsm, sedang warga miskin yang cuma menuimpang di rumah orang lain bersama istri dan anak-anak mereka malah tak kebagian blsm. “Bagaimana mungkin banyak orang kaya, pengusaha justru dapat sementara kami-kami yang miskin dan sebagian menumpang di rumah oaring lain malah tidak dapat, ini kan tidak adil,”ujar Hasanuddin, melampiaskan kekecewaannya kepada kepala des ayang menerima warga di kantornya.

Hadaria, orang tua jompo yang kaki pincang sebelah dan tak mampu lagi bekerja ini hanya bisa mengusap dada ketika ia tahu namanya tidak terdaftar sebagai penerima blsm. Hadaria kecewa dan sedih karena banyak orang kaya di sekitar rumahnya justru menerima blsm. “Saya benar-benar kecewa dan sedih di sekitar rumah saya banyak orang kaya yang dapat smeentara saya yang sudah pincang dan tak lagi mampu bekerja malah tidak kebagian.”keluh Hadaria.

Kepala desa Tonyamang, Syamsuddin yang diinterogasi warga mengaku angkat tangan dan tak tahu menahu soal data blsm. Desa menurut kades hanyalah menyalurkan kartu blsm yang diterima di desanya. Soal yang menentukan siapa penerima dan bukan penerima bukan kewenangan desa.

Meski kecewa dan tak mendapatkan jawaban yang memuaskan warga akhirnya mengakhisi aksi mereka dan menyatakan akan melakukan aksi serupa ke kantor dprd setempat. Mereka mendesak pemerintah agar penerima diferifikasi ulang secara cermat dan memastikan tak ada lagi orang kaya, pengusaha yang tidak berhak justru namanya tercantum sebagai penerima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar