Lantaran listrik pln mati menjelang magrib hingga
dinihari tadi malam menyebabkan warga polewali mandar sulawesi barat yang
tengah menjalankan puasa terpaksa berbuka puasa dalam keadaan gelap gulita. Sementara
mesjid-mesjid dan musallah yang tidak punya lampu alternatif terpaksa menggelar
shalat tarwih meski tanpa penerangan memadai. Sejumlah warga yang merasa
terganggu melaksanakan sholat tarwih berjamaah menyesalkan pemadaman listrik
pln secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Sejumlah jamaah mengaku kesal karena berusaha
mempertanyakan alasan pemadaman listrik ke kantor pln setempat namun suara
dering di ujung telpon berkali-kali tak kunjung ada jawaban. Warga berharap pln
bisa lebih membenahi managemen mereka agar pemadaman listrik saat warga
terutama ummat islam yang tengah menggelar tarwih berjamaah atau berbuka puasa
tidak terulang.
Mesjid
hidayatullah, salah satu mesjid terbesar di kalawa kecamatan polewali,
kabupaten polewali mandar ini mislanya para jamaahnya terpaksa tetap menggelar
sholat tarwih secara berjamaah Jumat malam (26/7) meski tanpa penerangan
memadai. Dengan lampu pelita minyak tanah dan lilin seadanya, mereka tetap
melangsungkan sholat tarwih berjamaah.
Agar
gerakan sholat tarwih berjamaah tetap serentak sebagaimana lazimnya, para
jamaah terpaksa sholat mengikuti imam mesjid dengan cara mendengar suara sambil
mengikuti gerakan imam.
Seemntara
sejumlah mesjid dan musallah terlambat menggelar sholat tarwih karena harus
menunggu listrik pln menyala. Tarwih yang biasanya dimulai paling lambat
pukul 20 wita, namun hingga pukul 22.00
wita lampu tak juga kunjung mneyala. Warga
yang tidak sabar menunggu lampu menyala akhirnya menggelar sholat tarwih
meski terlambat dan kondisi tempat ibadah gelap gulita.
Abdul Azis,
salah satu jamaah mesjid hidayatullah polewali mandar yang ikut sholat tarwih
berjamaah sambil gelap-gelapan mengau terganggu dna tidak nyaman menggelar
sholat berjamaah di dalam gulita. Azis mneyesalkan sikap profesionalisme pln
sebagai perusahana papan merah yang seharusnya memberi penjelasan atau
pemberitahuan kepada publik sebelum melakukan pemadaman, agar warga bisa
menyiapkan lampu alternatif yang memadai.
“Kita terpaksa
sholat dalam keadaan gelap gulita, sudah menunggu hingga jam Sembilan lampu tak
kunjung menyala makanya kita tetap tarwih,”tutur Abdul azis, warga kalawa
Bagi mesjid
dan mushollah yang punya lampu alternatif seperti genset yang bisa dinyalakan
kapan saja, pemadaman listrik hingga dinihari ini tentu tak masalah/ namun
kebanyakan mesjid dan mushollah justru tak punya lampu alternative.
Ssejumlah
jamaah yang tidak ingin bergelap-gelapan di perjalanan dari rumah ke tempat
ibadah memilih membawa lampu pelita sendiri dari minyak tanah agar bisa sholat
meski hanya dengan penerangan sekedarnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar