Sabtu, 27 Juli 2013

Lampu Padam, Warga Berbuka dan Tarwih dalam Gulita

Lantaran listrik pln mati menjelang magrib hingga dinihari tadi malam menyebabkan warga polewali mandar sulawesi barat yang tengah menjalankan puasa terpaksa berbuka puasa dalam keadaan gelap gulita. Sementara mesjid-mesjid dan musallah yang tidak punya lampu alternatif terpaksa menggelar shalat tarwih meski tanpa penerangan memadai. Sejumlah warga yang merasa terganggu melaksanakan sholat tarwih berjamaah menyesalkan pemadaman listrik pln secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Mesjid hidayatullah, salah satu mesjid terbesar di kalawa kecamatan polewali, kabupaten polewali mandar ini mislanya para jamaahnya terpaksa tetap menggelar sholat tarwih secara berjamaah Jumat malam (26/7) meski tanpa penerangan memadai. Dengan lampu pelita minyak tanah dan lilin seadanya, mereka tetap melangsungkan sholat tarwih berjamaah.

Agar gerakan sholat tarwih berjamaah tetap serentak sebagaimana lazimnya, para jamaah terpaksa sholat mengikuti imam mesjid dengan cara mendengar suara sambil mengikuti  gerakan imam.

Seemntara sejumlah mesjid dan musallah terlambat menggelar sholat tarwih karena harus menunggu listrik pln menyala. Tarwih yang biasanya dimulai paling lambat pukul  20 wita, namun hingga pukul 22.00 wita lampu tak juga kunjung mneyala. Warga  yang tidak sabar menunggu lampu menyala akhirnya menggelar sholat tarwih meski terlambat dan kondisi tempat ibadah gelap gulita.

Abdul Azis, salah satu jamaah mesjid hidayatullah polewali mandar yang ikut sholat tarwih berjamaah sambil gelap-gelapan mengau terganggu dna tidak nyaman menggelar sholat berjamaah di dalam gulita. Azis mneyesalkan sikap profesionalisme pln sebagai perusahana papan merah yang seharusnya memberi penjelasan atau pemberitahuan kepada publik sebelum melakukan pemadaman, agar warga bisa menyiapkan lampu alternatif yang memadai.

“Kita terpaksa sholat dalam keadaan gelap gulita, sudah menunggu hingga jam Sembilan lampu tak kunjung menyala makanya kita tetap tarwih,”tutur Abdul azis,  warga kalawa

Bagi mesjid dan mushollah yang punya lampu alternatif seperti genset yang bisa dinyalakan kapan saja, pemadaman listrik hingga dinihari ini tentu tak masalah/ namun kebanyakan mesjid dan mushollah justru tak punya lampu alternative.

Ssejumlah jamaah yang tidak ingin bergelap-gelapan di perjalanan dari rumah ke tempat ibadah memilih membawa lampu pelita sendiri dari minyak tanah agar bisa sholat meski hanya dengan penerangan sekedarnya saja.

Sejumlah jamaah mengaku kesal karena berusaha mempertanyakan alasan pemadaman listrik ke kantor pln setempat namun suara dering di ujung telpon berkali-kali tak kunjung ada jawaban. Warga berharap pln bisa lebih membenahi managemen mereka agar pemadaman listrik saat warga terutama ummat islam yang tengah menggelar tarwih berjamaah atau berbuka puasa tidak terulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar