Meski tengah berpuasa, ribuan warga miskin asal kecamatan
andreapi polewali mandar, sulawesi barat rela antri berjam-jam di bawah terik
matahari yang membakar kulit, demi mendapatkan bantuan blsm Rp 300 ribu di
kantor pos setempat, Senin (15/7). Karena tak tahan di tengah panas matahari,
sejumlah penerima blsm jatuh pingsan di tengah antrian. Korban terpaksa
digotong petugas dan warga meninggalkan kerumuman massa.
Sejumlah penerima blsm berharap petugas bisa membagi
penerima blsm dalam kelompok yang lebih kecil agar mereka tidak harus mengantri
panjang hinga ribuan orang hanya untuk menerima blsm.
Cuaca panas
di tengah terik matahari tak membuat 2000-an penerima bantuan blsm asal
kecamatan andreapi polewali mandar ini bergeming. Demi mendapatkan bantuan blsm Rp 300 ribu mereka rela antri dan berdesak-desakan sambil berpeluh
keringan selama berjam-jam. Panitia memang menyiapkan tenda, Namun kapasitanya
terbatas hingga warga tetap saja kepanasan.
Rina, warga
dusun papandangan kecamatan andreapi polewali mandar ini mislanya, jatuh
pingsan di tengah antrian ribuan warga yang berdesak-desakan menunggu giliran.
Meski sengaja datang pagi-pagi rina tetap saja harus
mengantri panjang, lantaran banyak warga justru datang lebih pagi lagi di
kantor pos setempat agar bisa mendapatkan kesempatan lebih awal.
Rina yang
sempat dibawah masuk ke kantor pos untuk mendapatkan pertolongan, akhirnya
kembali digotong warga dan petugas sambil berjalan kaki ke puskesmas terdekat karena
tak kunjung siuman.
Karena
kondisinya tak memungkinkan mengantri lagi, petugas kepolisian dan tni yang
berjaga di lokasi berinisiatif membantu mempermuda korban untuk mencairkan
bantuannya/ tanpa harus antri panjang selama berjam-jam.
Sani,
tetangga korban rina yang ikut mengantri persis di depan korban kaget lantaran
tetangganya itu langsung terkulai di tengah antrian warga yang
berdesaka-desakan memperebutkan kesmepatan. Sani pun terpaksa membatalkan
antrian panjang dan lebih memilih menolong
tetangganya lebih dahulu sebelum kembali mengantri di deretan belakang.
“Saya kaget
tiba-tiba lemas dan jatuh pingsan di tengah antrian, saya terpaksa mengantar ke
puskesmas lebih dulu sebelum kembali antri,”ujar, Sani, warga dusun papandangan
polewali yang juga tetangga korban.
Meski
sejumlah penerima blsm jatuh pingsan namun tidak menghalangi aktifitas
pembagian blsm. Petugas pt pos yang melakukan mengecekan kelengkapan berkas
tetap bekerja melayani antrian penerima blsm, sementara aparat kepolisian dan tni
yang berjaga di lokasi mengamankan warga yang jatuh pingsan.
Berpeluh
keringat sudah pasti. Namun harapan bisa membawa pulang Rp 300 ribu untuk
membeli daftar kebutuhan sembako yang sudah mendesak mampu mengalahkan
semuanya, termasuk rela berdesak-desakan dan berpanas-panasan sambil menunggu
giliran.
Maklum
kenaikan harga-harga sembako sejak dua bulan terakhir hingga memasuki
ramadhan kian membebani warga terutama
masyarakat miskin. Meski bantuan ini jauh dari cukup untuk memenuhi beban
ebutuhan mereka, namun paling tidak bantuan ini bisa meringankan mereka di
tengah gejolak kenaikan harga-harga sembako
yang cenderung tak terkendali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar