Jumat, 19 Juli 2013

Berpeluh Keringat di Tengah Terik Matahari, Perempuan ini Pingsan di Tengah Antrian

Meski tengah berpuasa, ribuan warga miskin asal kecamatan andreapi polewali mandar, sulawesi barat rela antri berjam-jam di bawah terik matahari yang membakar kulit, demi mendapatkan bantuan blsm Rp 300 ribu di kantor pos setempat, Senin (15/7). Karena tak tahan di tengah panas matahari, sejumlah penerima blsm jatuh pingsan di tengah antrian. Korban terpaksa digotong petugas dan warga meninggalkan kerumuman massa.

Cuaca panas di tengah terik matahari tak membuat 2000-an penerima bantuan blsm asal kecamatan andreapi polewali mandar ini bergeming. Demi mendapatkan  bantuan blsm Rp 300 ribu mereka rela  antri dan berdesak-desakan sambil berpeluh keringan selama berjam-jam. Panitia memang menyiapkan tenda, Namun kapasitanya terbatas hingga warga tetap saja kepanasan.

Rina, warga dusun papandangan kecamatan andreapi polewali mandar ini mislanya, jatuh pingsan di tengah antrian ribuan warga yang berdesak-desakan menunggu giliran. Meski  sengaja  datang pagi-pagi rina tetap saja harus mengantri panjang, lantaran banyak warga justru datang lebih pagi lagi di kantor pos setempat agar bisa mendapatkan kesempatan lebih awal.

Rina yang sempat dibawah masuk ke kantor pos untuk mendapatkan pertolongan, akhirnya kembali digotong warga dan petugas sambil berjalan kaki ke puskesmas terdekat karena tak kunjung siuman.

Karena kondisinya tak memungkinkan mengantri lagi, petugas kepolisian dan tni yang berjaga di lokasi berinisiatif membantu mempermuda korban untuk mencairkan bantuannya/ tanpa harus antri panjang selama berjam-jam.

Sani, tetangga korban rina yang ikut mengantri persis di depan korban kaget lantaran tetangganya itu langsung terkulai di tengah antrian warga yang berdesaka-desakan memperebutkan kesmepatan. Sani pun terpaksa membatalkan antrian panjang dan lebih memilih menolong  tetangganya lebih dahulu sebelum kembali mengantri di deretan belakang.

“Saya kaget tiba-tiba lemas dan jatuh pingsan di tengah antrian, saya terpaksa mengantar ke puskesmas lebih dulu sebelum kembali antri,”ujar, Sani, warga dusun papandangan polewali yang juga tetangga korban.

Meski sejumlah penerima blsm jatuh pingsan namun tidak menghalangi aktifitas pembagian blsm. Petugas pt pos yang melakukan mengecekan kelengkapan berkas tetap bekerja melayani antrian penerima blsm, sementara aparat kepolisian dan tni yang berjaga di lokasi mengamankan warga yang jatuh pingsan.

Berpeluh keringat sudah pasti. Namun harapan bisa membawa pulang Rp 300 ribu untuk membeli daftar kebutuhan sembako yang sudah mendesak mampu mengalahkan semuanya, termasuk rela berdesak-desakan dan berpanas-panasan sambil menunggu giliran.

Maklum kenaikan harga-harga sembako sejak dua bulan terakhir hingga memasuki ramadhan  kian membebani warga terutama masyarakat miskin. Meski bantuan ini jauh dari cukup untuk memenuhi beban ebutuhan mereka, namun paling tidak bantuan ini bisa meringankan mereka di tengah gejolak kenaikan harga-harga sembako  yang cenderung tak terkendali.

Sejumlah penerima blsm berharap petugas bisa membagi penerima blsm dalam kelompok yang lebih kecil agar mereka tidak harus mengantri panjang hinga ribuan orang hanya untuk menerima blsm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar