Minggu, 09 Juni 2013

Diimingi Gaji Rp 5 Juta Perbulan, 3 Pemuda Terjerat Sindikat Trafficking


Kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang layak di desanya, tiga pemuda asal Mamuju, Sulawesi barat terjerat sindikat trafficking atau penjualan manuasia antar Negara. Meski sudah menyerahkan uang jutaan rupiah untuk biaya operasional perjalanan mereka, para korban ini nekad berangkat meski tanpa selembar dokumen surat-surat apa pun, termasuk ktp dan passport. Iming-iming gaji tinggi rp 5 juta perbulan dan dipekerjakan di perusahaan ternama/ telah mengalahkan segala pertimbangan rasional para korban.


Tiga pemuda asal mamuju Darman, Ridwan, Marzuki, termasuk Fahruddin, seorang calo tki yang beroperasi menjaling tki ilegal di wilayah sulawesi barat ditangkap petugas polres polewali mandar dalam operasi cipta kondisi di jalur lintas barat tepatnya di kecamatan binung polewali mandar senin dinihari (3/6) tadi malam.

Ketiga pemuda yang sudah lama jadi pengangguran di desanya ini diduga terjerat sindikat trafficking atau penjualan manusia antar Negara. Ketiga pemuda ini dijanjikan snag calo akan dipekerjaan di sebah perusahaan ternama di malaysia dnegan iming-iming gaji yang tinggi hingga rp 5 juta perbulan.

Ceritanya bermula ketika sang calon fahruddin mendekati korban di desanya. Para korban nyang sudah lama stres karena tidak punya pekerjaan yang layak langsung saja tergiur ketika ditawari pekerjaan dengan gaji lumayan.

Meski ketiganya harus membayar dana jutaan rupiah yang dipinjam dari keluarganya dengan harapan kelak bisa digantikan, mereka nekad berangkat meski tanpa selembar dokumen surat resmi apa pun dari dinas tenaga kerja atau pjtki resmi, termasuk tidak mengantongi pasport dan identitas ktp.

Saat diinterogasi petugas, ketiagnaya mengaku akan berangkat ke malaysia lewat jalur pelabuhan pare-pare sulawesi selatan tujuan Malaysia. Fahruddin sang calo yang merekrut para korban mengaku hanya disuruh seseorang yang bertugas sebagai pengerah jasa tki di pare-pare. Konon kata fahruddin pjtki yang tak ingin disebut namanya itulah yang bertanggungjawab memberangkatkan termasuk melengkapi semua dokumen surat-surat perjalanan ketiga korban.

Ketiga korban yang semaunaya anak masih di bawah umur ini mengaku sempat curiga, namun terlanjur sudah menyetorkan sejumlah uang biaya operasional kepada pelaku. Mereka tak bisa berbuat dan hanhya mengikuti petunjuk sang calo.

Fahruddin yang diinterogasi petugas terkait profesi ilegalnya ini membantah jika dirinya akan emnjual para korban dengan perusahaan di Malaysia. Fahruddin justru berdalih dan memojokkan ketiganya jika para korbanlah yang mendesak dirinya untuk memberangkatkan ke malaysia sebagai tki lantaran mereka sulit mendapat pekerjaan layak di kampungnya.

Kapolsek binuang, iptu Amirles menyatakan, ketiga korban dan calo ini ditahan petugas karena diduga kuat terkait jaringan sindikat trafficing internasional yang beroperasi merekrut korban-korbannya di berbagai daerah termasuk di sulawesi barat. “Kita sedang menyelidiki keterkaitan korban dan seorang yang diduga jaringan sindikat trafficking dnegan jaringan lain,”ujar Kapolsek

Untuk sementara ketiga korban trafficking dan salah satu calo yang merekrut para korban kini diamankan dikantor polres polewali mandar untuk menjalani pemeriksaan lanjutandiperiksa. Petugas menyatakan akan menyelidiki keterkaitan jaringan sindikat trafficking terkait dnegna jaringan pelaku yang saat ini sedang ditahan petugas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar