Haba (90), Seorang veteran RI yang pernah berjasa mengusir serdadu
jepang, Belanda dan antek-anteknya di sejumlah lokasi pertempuran di sulawesi
selatan kini terpaksa merajut hidup di kolong jembatan bersama Jalia (80) istrinya.
Jangankan mendapat gaji veteran sebagai penghargaan negara di masa tuanya/
beras raskin 10 liter yang dulu pernah menopang kebutuhan dapurnya malah
dicabut aparat kelurahan setempat tanpa alasan jelas. Tokoh yang mengenal dekat mantan panglima
jenderal purnawirawan tni muh joesoef (almarhum) masih mengingat detail
keterlibatannya dalam beberapa insiden peperangan mengusir penjajah di palopo/ sidrap
dan makassar termasuk di benteng roterdam makassar.
Di gubuk berukuran 1,5x 2,5 meter persegi yang terletak di
kolong jembatan di kelurahan Ammassangang, kecamatan binuang polewali mandar
ini haba (90) alias espiring dan istrinya jalia (80) merajut hidup sejak
bertahun-tahun. Rumahnya yang ditopang dengan tiang-tiang bambu setinggi 40
centimeter di atas permukaan tanah, salah satu sudutnya disandarkan di salah
satu pohon kakao, agar tak mudah goyah saat diterjang angin. Di rumah
berdinding terpal plastic dan beratap pelepah nipa ini menumpang di atas lahan
milik orang lain.
Dulu, haba dan jalia pernah menjadi petani penggarap kebun
milik warga, namun dimasa tuanya yang tak lagi mampu bekerja mencari nafkah
hidup, kedua lansia ini hanya berharap belas kasih warga dan para tetangganya
Jangankan bekerja mencari nafkah. untuk keluar dari gubuknya
mencari udara segar atau bernaun di bawah pohon, sekitar lima meter dari
rumahnya, terutama saat cuaca panas di dalam gubuknya/ haba harus dipapa istri
dan keluarganya. Haba tak lagi mampu melihat dengan sempurna akibat serangan
penyakit mata yang dideritanya sejak beberapa tahun lalu.
Untuk bisa hidup, kedua pasangan lansia ini kerap hanya
meminta beras ke sanak tetangga jika persediaan beras pemberian orang lain di
rumahnya sudah habis. Haba dan jalia memang punya empat anak yang juga hidup
jauh dari sejahtera. Mereka bahkan sudah lama berpisah karena menikah dan harus
berjuang membangun keluarganya sendri di tempat lain. Pasnagan lansia ini dulu
pernah menerima santunan raskin 10 kilogram perbulan/ namun tanpa alasan jelas
pemerintah mencabut bantuan tersebut.
Di masa tuanya semangat heroik haba masih kerap muncul jika
mendengar cerita konplik tapal batas dan rebutan wilayanh indonesia dengan
malayisa. Haba masih mengingat masa indah ketika dirinya terlibat dalam
sejumlah insiden peperangan mengusir penjajah. Haba masih ingat detail sejarah
keterlibatannya bersama veteran lainnya dalam insiden pendudukan di benteng
roterdam makasar, pasca kemerdekaan yang masih terus diduduki serdadu jepang
dan antek-anteknya.
Haba yang masih ingat hubungan dekatnya dengan mantan
pangkopkantib, mantan panglima dan mantan ketua bpk, jenderal purna tni
muhammad josoef (almarhum) berharap peringatan hari veteran yang jatuh pada
minggu 19 mei 2013 kelak pemerintah bisa perduli dnegan nasib yang dialami
keluarganya.
Meski kerap berkecil hati karena tak menerima gaji veteran
sebagai penghargaan negara, seperti rekan-rekan seperjuangannya di makassar dan
palopo daerah asalnya, Haba mengaku tetap bangga lantaran fotonya masih
terpampang jelas di kantor veteran ri di makassar, bersama puluhan tokoh
veteran lainnya.
Pasangan lansia yang hidup terlantar di masa tuanya ini,
belakangan menjadi perhatian public di polewali setelah diberitakan sejumlah
media local dan nasional. Tak hanya komunitas anak-anak muda dan organisasi
social yang bersimpati dengan keluarga lansia ini. SejumlaH politisi dan
kandidat bupati menjelang pilkada polewali mandar oktober mendatang, mulai rame-rame
menyambangi pasangan lansia ini sambil membawa bantuan sesaaat seperti beras
dan indomie.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar