Cangkang telur tak selamanya berakhir di tong sampah. Buktinya seorang pegawai di polewali mandar sulawesi barat mampu menyulap cangkang telur ayam dan itik menjadi aneka produk kerjainan cantik dan artistic, seperti aneka guci, asbak, meja, hiasan dinding dan cermin hias. Memanfaatkan cangkang telur berarti anda tidak hanya ikut menjaga kebersihan lingkungan, tapi lebih dari itu limbah telur juga ternyata bisa membuat suasana kamar atau ruangan tamu di rumah anda menjadi lebih artistik dan indah.
Beragam
guci, asbak, meja, hiasan dinding, dan cermin hias yang cantik ini misalnya,
sekilas tampak seperti dibalut dengan ornamen bernilai mahal. Namun tahukah
anda seluruh hasil kerajinan tangan kreatif ini hanya dibuat dari cangkang
telur.
Beragam
motif dan warna guci yang cantik ini misalnya bisa dihasilkan sesuai selera.
Dengan perpaduan warna kulit telur bebek, ayam ras, dan ayam kampong, Baso
ahmad, seorang pegawai di kantor dinas perindustrian dan perdagangan polewali
mandar ini bisa menghasilkan beragam motif dan warnah yang menarik.
Selain
bekerja sebagai pegawai negeri, baso ahmad juga menggeluti pekerjaan
sampingannya ini untuk menambah pendapatan.
Pengrajin
otodidak yang terobsesi untuk memanfaatkan limbah alam yang melimpah dan ramah
lingkungan ini, bahkan telah melibatkan belasan anak-anak putus sekolah
menjadi mitra kerjanya. Sejumlah mantan
karyawan yang semula belajar membuat aneka kerajinan tangan di tempatnya, namun
setelah mahir kini mereka mebuat usaha sendiri.
Tak heran
jika kelompok kerajinan yang diberi nama ka’daro mandar, kini makin ramai
dijadikan pusat belajar oragniasasi sosial/ ibu-ibu pkk dan siswa sekolah
terutama pada saat musim liburan panjang.
Menurut
Baso, menghasilkan beragam produk
kerajinan cantik dan bernilai seni dan ekonomis yang tinggi, tak harus
bergantung pada modal yang besar dan bahan baku yang mahal. Dengan beragam
limbah alam yang melimpah dimana saja, bisa disulap menjadi beragam produk
kerajinan cantik yang diminati warga.
Untuk
mempopulerkan usaha sampingannya, Baso kini memiliki sebuah gelari sederhana.
Di galeri milik baso inilah seluruh karya kerajinan tangannya yang kreatif dan
memiliki nilai seni ini ditampung. Di galeri ini pula baso menampung hasil
kerajinan tangan mantan karyawannya yang kini mendirikan usaha serupa di tempat
lain.
Baso tak
khawatir banyak mantan anak buahnya kini menggeluti usaha serupa. Baso malah
menilai makin banyak anak-anak muda kreatif makin berdampak postif pada
usahanya. Paling tidak dusun dan desa tempatnya menbuat akan semakin dikenal
sebagai penghasil kerajinan tangan yang diharapkan akan semakin ramai warga
datang belajar dan mebeli produk kerajinannya.
Setiap
produk kerajinan baso dijual bervariasi. Guci cantik ini misalnya dijual mulai
dari 20 ribu hingga lebih dari rp 500 ribu per buah tergantung ukuran dan
tingkat kehalusan cara membuatnya. Asbak dari kulit telur misalnya dijual mulai
rp 15 ribu hingga 100 ribu per buah. Hiasan dinding dijual rp 100 ribu hingga
300 ribu tergantung jenis dan motifnya.
Selain
membidik pasar lokal polewalli, baso bersama jaringan kelompoknya kini sedang
merintis perluasan pasar ke daerah lain. Saat ini baso telah bermitra dengan
pihak bandara hasanuddin, pelabuhan makasar dan pemerintah tanah toraja, untuk
memperkenalkan produk kerajinan tangannya secara luas,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar