Rabu, 10 April 2013

Rina Akhinya Meninggal Sebelum Impiannya Bersekolah Tercapai

Setelah menjalani perawatan intensif selama lebih dari 12 jam di rumah sakit umum daerah (RSUD) Polewali Mandar Sulawesi barat, Rina (15), anak putus sekolah yang nekad menenggak racun serangga lantaran malu karena tak bisa bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP seperti teman-teman dan anak-anak tetangga sebanyaknya akhinrnya menghembuskan nafas Rabu dinihari (10/4).
Rina yang mengaggur setahun lalu karena alasan orang tunaya tak mampu membiayai pendidikannya beberpa kali mengamuk dan memperotes orang tuanya karena tak disekolahkan seperti tiga kakaknya yang kini sekolah di  tingkat SMP dan SMA. Rina putus sekolah setahun lalu. Hande dan nasir, orang tua Rina yang merasa tak bisa berbuat banyak untuk memenuhi permintaan anaknya hanya berupaya terus menennagkan Rina setiap kali ia mengamuk dan memprotes orang tuanya.

Terakhir, Selasa kemarin Rina kembali mengamuk dan memprotes orang tuanya karena dinilai tidak adil lantaran sejumlah saudaranya tetap disekolahkan di sekolah umum yang menjadi impian Rina, namun orang tua yang berkali-kali mendapat ancaman serupa malah tak menghiraukan protes Rina, Hande malah memilih ke kebun dan meniggalkan Rina yang tengah kalut.

Ancaman Rina meneggak racun serangga jika orang tuanya tak segera mendaftrakan dirinya ke sekolah umumseperti teman-=teman sekolah nya di SD benar-benar dibuktikan. Rian meneggak racun serangga hingga ditemukan orang tuanya dalam keadaan lemas di rumahnya di Tondrolima, kecamatan Matakali. Mulut Rina penuh busa diduga akibat pengaruh racun hingga keluarga mealrikan ke rumah sakit selasa kemarin.

Meski sempat mendapat perawatan intensif, namun pengaruh racun yang terlanjur sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, Rina akhirnya menghembuskan nafas terakhir dinihari tadi malam. Rina meniggal dunia asebelum sempat mengenyam bangkus SMP seperti yang diimpikan selama ini. Seperti dituturkan orang tuanya, Rina mengaku malu dan minder selama mengaggur karena tak bisa mengikuti jejak teman-temannya di SD yang kini bersekolah di SMP. Beberapa kali Rina menuntut agar dirinya juga didaftarkan di sekolah umum seperti sejumlah kakanya.

Rina memang pernah didaftrakan di SMP terbuka namun karena tidak belajar intensif setiap hari seperti sekolah umum, Rian malah malu dna tak nayaman bersekoah sebelum aknhinrya memilih berhenti. Rina hanya menutnt agar ia diskeolahkan di sekolah umum seperti saudaranya yang lain.

Hande dan Nasir yang bekerja sebagai petani kelapa sawit ini mengaku secara financial tak bisa membiayai selurun kebutuhann pendidikan anaknya. Rina kemudian dipilih untuk tidak melanjutkan pendidikan agar ketiga kakanya yang kini hampir ujian bisa menamatkan sekolahnya. Namun cara orang tua mensiasati keadaan ini justru membawa akibat patal pada Rina.

Ende sendiri tak menyangka putrid keempatnya dari 7 bersaudara ini nekad mengakhiri hidupnya dnegan cara meneggak racun. “Saya bingung dna tak bisa berbuat banyak, sebagai orang tua tentu ingin melihat semua anaknya sukses dan berpendidikan tapi karenakondisi ekonomi yang tak memungkinkan ya jadinya sepertio ini,”ujar hande seperti merasa bersalah ata skejadian yang menimpa anaknya ini.

Jenazah Rina rina telah dievakuasi dari rumah sakit ke rumah duka di dusj ntonrolima, ekcamatan matakali polewlai mandar untuk disemayamkan sebelum dikebumikan pihak keluarga hari ini.  (Mandar, 10042013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar