Setelah menjalani perawatan intensif selama lebih dari 12 jam di
rumah sakit umum daerah (RSUD) Polewali Mandar Sulawesi barat, Rina (15), anak
putus sekolah yang nekad menenggak racun serangga lantaran malu karena tak bisa
bersekolah dan melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP seperti teman-teman dan
anak-anak tetangga sebanyaknya akhinrnya menghembuskan nafas Rabu dinihari
(10/4).
Rina yang mengaggur setahun lalu karena alasan orang tunaya
tak mampu membiayai pendidikannya beberpa kali mengamuk dan memperotes orang
tuanya karena tak disekolahkan seperti tiga kakaknya yang kini sekolah di tingkat SMP dan SMA. Rina putus sekolah
setahun lalu. Hande dan nasir, orang tua Rina yang merasa tak bisa berbuat
banyak untuk memenuhi permintaan anaknya hanya berupaya terus menennagkan Rina
setiap kali ia mengamuk dan memprotes orang tuanya.
Terakhir, Selasa kemarin Rina kembali mengamuk dan memprotes
orang tuanya karena dinilai tidak adil lantaran sejumlah saudaranya tetap
disekolahkan di sekolah umum yang menjadi impian Rina, namun orang tua yang
berkali-kali mendapat ancaman serupa malah tak menghiraukan protes Rina, Hande
malah memilih ke kebun dan meniggalkan Rina yang tengah kalut.
Ancaman Rina meneggak racun serangga jika orang tuanya tak
segera mendaftrakan dirinya ke sekolah umumseperti teman-=teman sekolah nya di
SD benar-benar dibuktikan. Rian meneggak racun serangga hingga ditemukan orang
tuanya dalam keadaan lemas di rumahnya di Tondrolima, kecamatan Matakali. Mulut
Rina penuh busa diduga akibat pengaruh racun hingga keluarga mealrikan ke rumah
sakit selasa kemarin.
Meski sempat mendapat perawatan intensif, namun pengaruh
racun yang terlanjur sudah menyebar ke seluruh tubuhnya, Rina akhirnya
menghembuskan nafas terakhir dinihari tadi malam. Rina meniggal dunia asebelum
sempat mengenyam bangkus SMP seperti yang diimpikan selama ini. Seperti
dituturkan orang tuanya, Rina mengaku malu dan minder selama mengaggur karena
tak bisa mengikuti jejak teman-temannya di SD yang kini bersekolah di SMP.
Beberapa kali Rina menuntut agar dirinya juga didaftarkan di sekolah umum
seperti sejumlah kakanya.
Rina memang pernah didaftrakan di SMP terbuka namun karena
tidak belajar intensif setiap hari seperti sekolah umum, Rian malah malu dna
tak nayaman bersekoah sebelum aknhinrya memilih berhenti. Rina hanya menutnt
agar ia diskeolahkan di sekolah umum seperti saudaranya yang lain.
Hande dan Nasir yang bekerja sebagai petani kelapa sawit ini
mengaku secara financial tak bisa membiayai selurun kebutuhann pendidikan
anaknya. Rina kemudian dipilih untuk tidak melanjutkan pendidikan agar ketiga
kakanya yang kini hampir ujian bisa menamatkan sekolahnya. Namun cara orang tua
mensiasati keadaan ini justru membawa akibat patal pada Rina.
Ende sendiri tak menyangka putrid keempatnya dari 7
bersaudara ini nekad mengakhiri hidupnya dnegan cara meneggak racun. “Saya
bingung dna tak bisa berbuat banyak, sebagai orang tua tentu ingin melihat
semua anaknya sukses dan berpendidikan tapi karenakondisi ekonomi yang tak
memungkinkan ya jadinya sepertio ini,”ujar hande seperti merasa bersalah ata
skejadian yang menimpa anaknya ini.
Jenazah Rina rina telah dievakuasi dari rumah sakit ke rumah
duka di dusj ntonrolima, ekcamatan matakali polewlai mandar untuk disemayamkan
sebelum dikebumikan pihak keluarga hari ini. (Mandar, 10042013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar