Kamis, 11 April 2013

Harga Gabah Anjlok Hingga Rp 3.200 perkilogram


Puncak musim panen di Polewali mandar, Sulawesi barat tahun ini tak membuat para petani bergembira. Harga gabah yang terus merosot hingag level 3.300 bahkan lebih rendah membuat sejumlah petani mengeryitkan kening. Meski pada awal musim panen Maret lalu harga gabah sempat mencapai Rp 3700 perkilogram, namun sejak beberapa pekan terakhir terus merosot hingga Rp 3.300 perkilogram bakan lebih rendah. Petani makin terjepit lantaran pengusaha kerap memotong timbangan. Bnayaknya pengusaha yang diduga menggunakan timbanagan yang tidak memenuhi standar makin memeuat petani dirugikan.
Arifuddin, Petani asal Sulewatang polewali mandar ini mengaku sangat dirugikan pengusaha pada saat puncak musim panen. Selain mereka menimbang dengan cara memotong timbangan gabah secara berlebihan mereka juga diduga menggunkana timbangan dan takaran yang tidak memenuhi standar. Cara menimbangnya pun dinilai curang dan merugikan petani.

Menurut Arifuddin, pemerintah dalam hal ini bulog dan mitra kerjanya yang bertanggungjawab menyerap menyerap gabah seharusnya betanggungjawab mengendalikan harga gabah agar jangan sampai anjlok dan merugikan petani.  Menurut Arifuddin harga gabah petani mestinya saat ini mestinya tetap berada di level Rp 3.700 karena kondisi cuaca beberapa pekan terakhir cukup baik. “Pengusaha penggilingan gabah kan hanya membeli Rp 3.300 bahkan lebih rendah lagi. Ini kan merugikan petani yang harus membayar biaya operasional, pupuk, bibit dan sarana produksi lainnya termasuk biaya pengolahan yang memakan hingga jutaan rupiah perhektarnya.

Nasrullah, petani lainnya menduga ada permainan pengusaha dan tengkulak dalam menekan harga gabah di tingkat bawah hingga merugikan pihak petani. “Kan kondisi cuaca cukup baik beberapa pekan terakhir, panen padi lumayan bagus, harganya kok jatuh sampia Rp 3.000-an,”ujar Nasrullah. Menurut Nasrullah idelanya harga gabah di tengah kenaikan harga-harga kebutuhan pokok saat ini minimal Rp 3.800 perkiogram agar petani bisa menutupi biaya pengolahan, penyediaan pupuk bibit dan sarana produksi lainnya.

Pengurus persatuan pengusaha penggilingan padi (Perpadi) Polewali mandar, Sadman Agus  membenarkan jika harga gabah di tingkat petani berada di kisaran Rp 3.300 perkilogram. Agus beralasan pengusaha yang tergabung dalam perpadi tidak bisa menyerap harga gabah petani lebih tinggi karena saat ini kondisi cuaca tak mennetu.

Seperti diberitakan kompas sebelumnya, Ketua perpadi Polewali mandar, Bahrun Bando mengeluhkan keputusan bulog yang menolak beras perpadi hingga menumpuk ribuan ton di gudang hanya karena alasan tak ada gudang bulog untuk menampung beras..

Bahrun bahkan mengancam bulog akan mengerahkan ratusan pengurus perpadi di polewali mandar untuk menggelar aksi unjukrasa di kantor bulog pekan depan,  jika perusahaan plat merah tersebut tidak segera menetralisir pasokan beras yang kini tengah menumnpuk di gudang dan  terancam merugikan pengusaha dan petani.

Bahrun menyatakan, keputusan bulog yang tidak menyerap beras pengusaha karena alasna gudang penuh bisa berdampak pada merosotnya harga beras dan gabah terutama di tingkat petani. Alasannaya gabah yang menumpuk di gudang dan pabrik-pabrik penggilingan anggota perpadi saat ini bisa rusak dan harganya anjlok jikan tidak segera diserap bulog selaku pihak yang bertanggungjawb menyerap gabah petani agar tidak anjlok, terutama pada saat puncak musim panen. (K25-11/Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar