Penyakit malaria dan demam berdarah (DBD) terus merebak di sejumlah kecamatan di polewali mandar, sulaweis barat, sejak Maret dan April tahun ini. Sebanyak 9 anak di sejumlah lokasi dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas terdekat lantaran dipastikan positif terjangkit demam berdarah. Dua korban terakhir terjadi di kelurahan Takatidung, Polewali Mandar, Dua anak dilaporkan terserang DBD dan harus dilarikan ke rumah sakit setempat.
Laporkan
petugas puskesmas ke Dinas kesehatan, hingga sabtu (6/4) mencatat, sedikitnya 9
anak dilaporkan terserang DBD dan harus dirawat inap petugas. Lima anak
diantaranya terdapat di kecamatan Campalagian, dua anak di kecamatan Tinambung
dan terakhir dua anak di kecamatan Polewali. Laporan terbaru terjadi di
keluarahan Takatidung. Dua anak di lokasi ini kini sedang menjalani perawatan
intensif di rumah sakit umum polewali karena dipastikan positif terjangkit DBD
Penyakit malaria seperti halnya penyakit demam berdarah
merupakan penyakit menular yang menyerang sel darah merah. Perbedaan utama dari
kedua penyakit ini adalah, Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina
sedangkan demam berdarah ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit malaria
memiliki gejala yang sangat mirip dengan demam berdarah demikian sebaliknya.
Gejala-gejala yang mirip antara kedua penyakit ini antara lain Demam tinggi, sakit kepala, muntah, nyeri
otot, pendarahan dan diare.
Kepala dinas kesehatan polewali mandar, Nurwan Katta
membenarkan merebaknya penyakit malaria dan demam berdarah di sejumlah lokasi
di Polewali mandar. Menurut Nurwan Dinas kesehatan telah melakukan pogging missal
secara terbatas di wilayah mana saja yang dipastikan positif DBD. Petugas dinas
kesehatan sudah bekerja melakukan pogging missal terutama di daerah yang
dipastikan positif terjangkit DBD,”ujar Nurwan.
Untuk mengantisipasi peredaran penyakit Malaria dan DBD
Nurwan berharap kerja sama dari semua pihak untuk segera melaporkan begitu ada
korban di daerahnya agar penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles
betina dan Aedes Aegypti bisa dieliminir dan tidak menular ke banyak warga
lain. (Polewali, 06042013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar