Minggu, 10 Maret 2013

Reog Ponorogo Lestari di Tanah Mandar


Kesnian Reog yang sempat mengundang kontroversial karena dikeliam negeri Jiran Malaysia sebagai kesenian khas milik mereka, ternnyata sudah lama tumbuh dan menjadi hiburan rakyat di Polewali mandar, Sulawesi barat. Kesenian khas asal Ponorogo, Jawa timur ini tumbuh dan berkembnag bersama dengan kesenian local khas Mandar seperti calong, kalindagdag, sayyang pattuddu, pakeke, dan kecapi. Kolaborasi kesenian reog dengan kesenian local mandar yang menjadi salah satu hiburan alternative warga di tengah tumbuhnya industry hiburan modern biasanya dipentaskan dalam berbagai peristiwa atau hajatan seperti sunatan, pernikahan, dan hajatan pesta panen.
Proses akulturasi budaya khas local Mandar dan kesnian reog yang dibawa para suku Jawa yang bertransmigrasi ke POlewali mandar seperti kesenian reog, sejak 1968 lalu bukannya saling mematikan, melainkan akulturasi atau percampuran dua budaya berbeda ini justru saling mempengaruhi atau saling melengkapi satu sama lain. Tak heran jika reog  yang mengisahkan cerita kepahlawanan sang harimau ganas membela buruk merak dari para pemangsanya juga digemari warga local Mandar sebagai salah satu hiburan alternative yang kerap dipentaskan dalam berbagai hajatan warga.

Bahkan saat pementasan kesenian local mandar seperti kecaping, kalindagdag kerap ditampilkan dalam satu panggung pertunjukan dnegan kesneian reog Ponorogo ini. Seperti kesenian khas mandar lainnya, Reog juga biasanya dipentaskan dalam berbagai peristiwa seperti pernikahan, khitanan, pesta panen dan hari-hari besar Nasional nlainnya. 

Pertunjukan kesneian reog di kecamatan Wonomulyo polewali mandar beberapa waktu lalu ini mislanya, menjadi hiburan para petani saat mereka menyambut pesta panen yang melimpah. Ratusan warga dan petani setempat ikut mnenyaksikan pementasan kesenian reog.

Seni Reog sendiri terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. 

Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Sujarwo, pemain reog ponoroga ini mengaku kerap kewalahan memenuhi nundangan pementasan reog trutama pada musim panen, sunatan dna acara hiburan lainnya. Sujarwo kerap menampilkan Reog satu panggung atau arena pertunjukan kesneian khas local Mandar seperti kalindagdag, kecaping, calong dan kesnebian khas rakyat Mandar lainnya.

Menurut Sujarwo, meski industry hiburan modern makin masif bermunculan tidak membuat kesneian local seperti reog dan kesenian khas mandar ditinggalkan warga. Terbukti dalam berbagai event kegiatan atau hajatan warga tak sulit mendapati kesenian khas ini menjadi icon hiburan dalam sebuah hajatan pesta. (Mandar,10032013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar