Industri kasus rumahan yang menopang hidup ratusan rumah tanggadan kaum perempuan di desa Palecce kecamatan Mapilli Polewali mandar Sulawesi barat sebagai sumber pendapatan mereka, hingga kini tetap bertahan dan menjadi pekerjaan utama mereka. Produksi kasur, bantal dan sprey buatan mereka tak hanya dijual di pasar local, tapi juga merambah hingga keluar kabupaten dan propinsi. Sejumlah pengrajin rumahan ini bahkan mendapat pesanan tetap dari sejumlah pengusaha.
Serbuan prabot rumah tangga modern seperti bantal dan springbed tidak serta merta mematikan industry kasus dan bantal rumah di desa Palecce, kecamatan Mapilli Polewali Manadar tertinggal atau mati karena
ditinggal pelanggannya. Hingga kini isndustri kasusr dan bantal yang dikelola
ratusan keluarga atau rumah tangga terutama perempuan hingga kini tetap
lestari.
Karya tangan para pemempuan yang dinilai memiliki cirri khas
empuk, tebal dan ukurannya beragam di desa ini menjadi daya tarik tersendiri
bagi para pelanggan setianya. Terbukti para pengrajin kasusr dna bantla rumah
di wilaya ini tak hanya menjula hasil produksi mereka di pasar local tapi juga
mensuplai kie kabup[aten lain bahkan di luar Sulawesi barat seperti Kalimantan,
palu dan kendari.
Sejumlah pengrajin di lokasi ini selain menjual di pasar
local ia juga mengekspor ke Kalimantan dan palu setiap minggu. Maharani, salah
seorang penrajin dna pengusaha kasusr dan bantal rumahan di di Palecce ini
harus mensuplai secara rutin kebutuhan bvanayl dan kasus hingga ribuan lembar
setiap minggunya. Umumnya ibu-ibu rumah tangga atau kaunm perempuan yang
menjadikan usaha ini sebagai sumber pendapatan utama mereka saat ini kebnayaanm
hanya pelayanan pesanan dari sejumlah pengusaha local mapun di luar propinsi dna
kabupaten. “Saya biasnaya menjuaol 1000 hingga 1500 bantal setiap minggu,
sedang kasur bisa mencapai 1000 lembar,”ujar Maharani
Agar usaha mereka saling menunjang satu sama lainnya,
sebagian perempuan di desa ini mengelola usaha jahitan kain bantal dan kasur,
sementara ibu rumah tanga lainnya bekerja membuat kasur dan bantal beragam
ukuran sesuai pesanan pelanggan. Sebagian perempuan atau ibu rumah tangga
lainnya memetik untung dengan cara menjadi suplayer atau menjualnya ke
toko-toko dan pelanggan yang membutuhkan. “Semua kain bantal dna kasusr yang
saya buat ini adalah pesanan dari tetangga,”ujar Diana
Bantal dan kasus berbagai ukuran ini dijual secara
bervariasi. Bantal misalnya dijual Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu tergantung
ukuran besar dan ketebalannya. Sednag kasusr dijual antara Rp 120 ribu hingga
500 ribu tergantung ukuran dan ketebalannya.
Meski usaha mereka kini tetap bertahan di tengah munculnya
beragam perabot rumah tangga modern seperti bantal serba guna dan springbed
nnamun para perempuan yang menekuni profesinya di desa ini secara turun temurun
tidak merasa cemas usaha mereka bakal ditinggal pelanggannya.
Hanya saja minimnya bahan baku kapuk dalam jumlah besar
untuk memenuhi pemrintaan pelanggan bantal dan kasur di berbagai daerah bahkan luar
prpinsi sulbar, membuat mereka kini kesulitan mempertahankan usahanya. Untuk
memenuhi kebutuhan kapuk yang tidak tersedia banyak di polewlai mandar, para
pengusaha terpaksa memasok dari berbagai daerah seperti Bantaeng dan beberpa
kabupaten lain di Sulawesi selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar