Selasa, 26 Maret 2013

Jutaan kawanan kupu-kupu beracun serang warga Pinrang

Kawanan kupu-kupu putih penyebar serbuk beracun kembali menyerang pemukiman warga dan para pengguna jalan di sejumlah kecamatan di Pinrang Sulawesi selatan, terutama pada malam hari. Warga yang terkena serbuk kupu-kupu putih beracun ini mengakibatkan sekujur tubuh terasa gatal-gatal dan kulit memar Kupu-kupu yang berjumlah ribuan ini mulai muncul petang hari dan mengikuti sumber cahaya lampu di malam hari termasuk lampu kendaraan lalulintas di jalan raya.
Jutaan kupu-kupu putih beracun ini menyerang warga di sejumlah kecamatan di kabupaten Pinrang sejak spekan terakhir. Kupu-kpu beracun ini muncul bersamaan musim panen padi petani yang tengah berlangsung di sejumlah kecamatan seperti cempa, mattiro sompa, paleteang, ammssangeng sempang, dan kanni.

Kupu-kupu beracun yang biasanaya muncul mulai petang ini menyerbu sumber cahaya lampu di rumah-rumah penduduk dan cahaya lampu kendaraan para pengguna jalan. Warga yang bersentuhan atau berada di bawah kerumunan kupu-kupu putih beracun ini akan merasakan kulit mereka gatal-gatal dan memar di sekujur tubuh.

Unutk menghindari serangan kupu-kupu beracun di malam hari warag umumnya lebih memilih mengurung diri di rumah sambil mematikan lampu untuk mengurangi serangan kupu-kupu. Warag umumnya hanya menyalakan sejumla titik lampu yang penting seperti lampu taman atau halaman rumah.

Meski setiap musim panen mengganggu namun hingga kini warga dan pemerintah setempat belum menemukan cara efektif mebasmi kawanan kuupu beracun dalam jumlha besar ini lantaran menyebar di berbagai tempat pada malam hari. Warga yang membasmi dnegan semprotan hama serangga dinilai tak efektif lantaran kupu-kupu yang mati terkena semparotan racun dengan cepat akan muncul kupu-kpu lain yang jumlahnya ribuan.

Amiruddin, warga kecamatan cempa pinrang ini mengaku menghindari bepergian atau kelura rumah pada malam hari. Alasannya amiruddin tak ingin bersentuhan dengankupu-kupu yang beterbangan dalam jumlah jutaan pada malam hari memburu dimana saja sumber cahaya lampu di rumah penduduk dan pengendara di jalan raya. “Kalau malam lebih baik saya berada di dalam rumah daripada bepergian, wrag yang terkena serbuk kupu-kupu akan terasa gatal dna menggaruk sepanjang malam, selain itu kulit juga memar kemrah-merahan,”ujar Amiruddin.

Serangan kupu-kupu putih beracun ini menurut warga setempat muncul dua kali dalam satu musim panen padi yakni menjelang padi berbuah daan saat musimpanen tiba. Belum diketahui dari mana sumber penyebaran kupu-kupun dalam jumlah jutaan setiap malam tersebut, namun warga nenduga kupu tersebut berasal dari kepompong ulat yang menyerang padi mereka. (K25-11/Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar