Minggu, 08 April 2012

Sarat Pesan dan Filosopi Hidup Banua Mamasa Digemari Wisatawan


Banua Mamasa Kabupaten Mamasa yang menjadi kota tujuan wisata di Sulawesi barat, ternyata menyimpan beragam keunikan. Wilayah ini tak hanya kaya dengan panorama alamnya yang indah dan asri, tapi juga memiliki banua atau rumah adat tradisional khas masyarakat Mamasa yang kaya dengan pesan-pesan dan filosopi hidup orang Mamasa. Sayangnya rumah khas Mamasa yang memiliki kemiripan dengan rumah adat Toraja cukup diminati para wisatawan.
Desa Tawalian, kecamatan Tawalian kabupaten Mamasa, merupakan salah
satu daerah yang mayoritas penduduknya masih menjaga kelestarian rumah
tradisional khas mamasa. Beberapa rumah tradsional di wilayah ini
tampak masih berdiri kokoh meski telah mengalami pemugaran hingga beberapa ornamennya sudah berubah bentuk.

Tidak semua rumah adat mamasa memiliki ornamen ukiran, rumah adat yang diberi ukiran pun motif ukirannya berbeda. Dengan melihat jenis dan motif ukiran yang terpasanga di setiap sisi rumah adat mamasa/ anda bisa membedakan tingkat kemampuan ekonomi dan strata sosial dari pemilik rumah bersangkutan.

Dalam sejarahnya rumah tradisonal mamasa terbagi atas empat
jenis tingkatan sesuai dengan strata sosial masyarakatnya. Yang pertama
adalah banua layuk atau rumah tinggi yang biasanya dimiliki oleh ketua
adat, yang kedua adalah banua sura atau rumah ukir untuk para
bangsawan, yang ketiga banua bolong atau rumah hitam untuk para
kesatria, serta yang terakhir banua rapa yang biasanya dimiliki
masyarakat biasa.

Sementara bagian dalam rumah tradisional mamasa yang memiliki
kemiripan dengan rumah toraja terdiri atas empat bagian yakni bagian
depan atau tado, bagian tengah disebut ba’ba/ sementara kamar disebut
tambing/ sementara dapur disebut lombon.

Kondisi daerah di atas pegunungan dengan suhu sangat dingin, membuat
struktur bangunan rumah adat Mamasa hampir tanpa jendela dengan pintu




yang sangat kecil, bentuk pintu yang ukurannya sedikit lebih lebar dari badan ini/ dimaksudkan agar suhu dalam rumah tetap hangat.

salah satu keunikan rumah mamasa adalah tanduk kerbau yang dipajang
ditiang depan rumah, semakin banyak tanduk kerbau yang melekat di  tiang
rumah maka semakin tinggi kemampuan ekonomi dan status sosial pemilik rumah.

Kepala dinas pariwisata Mamasa, David menyebutkan, rumah tradisonal mamasa sarat dengan simbol-simbol dan pesan-pesan hidup yang mudah dipahami. Hanya dnegan melihat bentuk dan oranamen yang terpasang pada sisi rumah maka dengan mudah dikenali tingkat ekonomi dan satus sosial pemiliknya,”ujar David

Sayangnya, rumah tradisional khas mamasa kini sudah sulit dijumpai
karena telah berganti dengan rumah moderen. Rumitnya pembuatan rumah
mamasa serta semakin mahalnya bahan baku membuat masyarakat mamasa
kini beralih dan lebih banyak memilih rumah moderen yang lebih murah dan mudah meski nyaris tanpa filosopi makna bentuk dan desain rumahnya.  (Posted by : Edy Junaedi)

1 komentar: