Banua Mamasa Kabupaten Mamasa yang menjadi kota tujuan wisata di Sulawesi barat, ternyata menyimpan beragam keunikan. Wilayah ini tak hanya kaya dengan panorama alamnya yang indah dan asri, tapi juga memiliki banua atau rumah adat tradisional khas masyarakat Mamasa yang kaya dengan pesan-pesan dan filosopi hidup orang Mamasa. Sayangnya rumah khas Mamasa yang memiliki kemiripan dengan rumah adat Toraja cukup diminati para wisatawan.
Desa Tawalian, kecamatan
Tawalian kabupaten Mamasa, merupakan salah
satu daerah yang
mayoritas penduduknya masih menjaga kelestarian rumah
tradisional khas
mamasa. Beberapa rumah tradsional di wilayah ini
tampak masih berdiri
kokoh meski telah mengalami pemugaran hingga beberapa ornamennya sudah berubah
bentuk.
Tidak semua rumah
adat mamasa memiliki ornamen ukiran, rumah adat yang diberi ukiran pun motif
ukirannya berbeda. Dengan melihat jenis dan motif ukiran yang terpasanga di
setiap sisi rumah adat mamasa/ anda bisa membedakan tingkat kemampuan ekonomi
dan strata sosial dari pemilik rumah bersangkutan.
Dalam sejarahnya
rumah tradisonal mamasa terbagi atas empat
jenis tingkatan
sesuai dengan strata sosial masyarakatnya. Yang pertama
adalah banua layuk
atau rumah tinggi yang biasanya dimiliki oleh ketua
adat, yang kedua
adalah banua sura atau rumah ukir untuk para
bangsawan, yang
ketiga banua bolong atau rumah hitam untuk para
kesatria, serta yang
terakhir banua rapa yang biasanya dimiliki
masyarakat biasa.
Sementara bagian
dalam rumah tradisional mamasa yang memiliki
kemiripan dengan
rumah toraja terdiri atas empat bagian yakni bagian
depan atau tado,
bagian tengah disebut ba’ba/ sementara kamar disebut
tambing/ sementara
dapur disebut lombon.
Kondisi daerah di
atas pegunungan dengan suhu sangat dingin, membuat
struktur bangunan
rumah adat Mamasa hampir tanpa jendela dengan pintu
yang sangat kecil, bentuk
pintu yang ukurannya sedikit lebih lebar dari badan ini/ dimaksudkan agar suhu
dalam rumah tetap hangat.
salah satu keunikan
rumah mamasa adalah tanduk kerbau yang dipajang
ditiang depan rumah,
semakin banyak tanduk kerbau yang melekat di
tiang
rumah maka semakin
tinggi kemampuan ekonomi dan status sosial pemilik rumah.
Kepala dinas
pariwisata Mamasa, David menyebutkan, rumah tradisonal mamasa sarat dengan
simbol-simbol dan pesan-pesan hidup yang mudah dipahami. Hanya dnegan melihat
bentuk dan oranamen yang terpasang pada sisi rumah maka dengan mudah dikenali
tingkat ekonomi dan satus sosial pemiliknya,”ujar David
Sayangnya, rumah
tradisional khas mamasa kini sudah sulit dijumpai
karena telah berganti
dengan rumah moderen. Rumitnya pembuatan rumah
mamasa serta semakin
mahalnya bahan baku membuat masyarakat mamasa
kini beralih dan
lebih banyak memilih rumah moderen yang lebih murah dan mudah meski nyaris
tanpa filosopi makna bentuk dan desain rumahnya. (Posted by : Edy Junaedi)
NUMPANG DULU' AWAWAWAWAW
BalasHapus