Jumat, 15 Maret 2013

6 anggota Keluarga ini tinggal berdesak-desakan di kolong rumah


Keluarga kecil yang tak mampu membenahi rumahnya, pasca diterjang puting beliung di polewali mandar sulawesi barat, awal januari lalu, kini terpaksa tinggal berdesak-desakan di kolong rumhanya. Ukuran kolong rumahnya yang tidak lebih dari 3x1,5 meter persegi yang diberi dinding papan/.Mereka kerap beraktifitas secara bergantian di dalam rumahnya karena kondisi tempat yang tidak mendukung. Saat hujan tengah malam mereka kerap terbangun dan tak bisa menikmati tidur nyenyak di malam hari karena rumahnya kehujanan.
Lantaran kolong rumahnya kehujanan tengah malam, enam anggota keluarga kecil yang tidur berdesak-deskan di kolong ruamh berukuran tak lebih dari 3x1,5 meter ini tak bisa menikmati tidur nyenyak. Musim hujan yang masih berlangsung hingga kini membaut keluarga Nanni di dusun Penanian, kecamatan Binuang Polewali mandar Sulawesi barat ini kerap terjaga dinihari lantaran rumahnya basah dan kehujanan. Nanni dan keluarganya terpaksa mencari tempat berteduh agar tidak kehujanan.

Sejak tiga bulan lalu, enam anggota keluarga Nanni terpaksa tinggal dan berdesak-desakan di kolong rumahnya lantaran rumahya yang ikut hancur diterjang angin puting beliung awal Januari 2013 lalu hingga kini masih berserakan. Atap dan dindingnya hancur. Nanni mengaku sebagai petani penggarap ini mengaku hingga belum membanahi rumahnya lantaran ketiadaan biaya. Menurt nani butuh biaya jutaan rupiah untuk memnbeli atap dan bahan bangunan lainnya agar rumahnya bisa dihuni kembali.

Akibatnya, Anggota keluarga kecil ini terpaksa kerap bergiliran masuk rumah lantaran ruangan sempit dan pengab. Saat anak-anaknya sedang belajar dan sibuk mempersiapkan diri ke sekolah, anggota keluarga lain terpaksa keluar rumah lebih daulu agar yang lain bisa beraktifitas. Bisa dibayangkan bagaimana pengabnya ruangan yang dihuni enam orang sambil berdesak-desakan seperti ini. Situasi ini jelas berbanding trebalik 180 derajat dengan pejabat yang mengoleksi proferti hingga puluhan unit.

Musibah beruntun menimpa keluarga Nani. Disaat rumahnya belum bisa diperbaiki pasca bencana, Pekan lalu, orang tuanya terjatuh dari rumahnya saat berusaha merapikan ranga atap rumahnya yang hancur. Namunn tak disnagka orang tua Nani terjatuh dan tertimpa kayu hinga tewas.

Meski keluarga keci ini layak mendapat santunan dari pemerintah sebagai korban bencana, namun Nanni mengaku tak pernha mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah. Jangankan mendapat bantuan bahanbangunna agar bisa membenahi kerusakan rumahnya yang hancur pasca diterjang angin putting beliung, dijenguk dan dikunjungi petugas dinas social untuk mengetahui keondisi kelaurga ini tak pernah. “Jangankan bantuan pak dijengu pemerintah saja tak pernah,”ujar Nanni sambil menggendong dan menennagkjan anaknya yang sedang rewel.

Tak jelas sampai kapan Nanni dan keluarga kecilnya tinggal di kolong rumah dan berdesak-desakan seperti ini. Nanni dan suaminya mengaku kini tengah berpikir keras mencari sumber pendaopatan halal agar kelak bisa membenahi rumahnya. (Mandar, 15032013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar