Jumat, 04 Januari 2013

Lestarikan Seni Bertutur, Anak-Anak Hingga Orang Tua Unjuk Kebolehan Berkalingdagdag


Kalingdagdag. Untuk melestarikan seni bertutur atau yang akrab dikenal warga setempat dengan sebutan kalingdagdag yang mirip dengn seni pantun yang sudah popular itu, puluhan orang tua, remaja, anak-anak dan perempuan di Pomandar, Sulawesi barat unjuk kebolehan berkalingdagdag di atas panggung. Beragam tema kalingdagdag seperti cerita percintaan, kisah kepahlawanan sampai cerita sukses pemerintah membangun Polewali mandar menjadi suguhan kaligdagdag yang menghibur warga. Festival kalingdagdag sebagai salah satu khasanah kekayaan budaya suku mandar ini diharapkan bisa menjadi salah satu objek wisata budaya yang bisa menarik bagi para wisatawan.

Puluhan Orang tua, remaja, perempuan hingga anak-anak ini unjuk kebolehan berkalingdagdag atau seni bertutur yang mirip dengan berpantuan di atas panggung. Riuh rendah tepuk tangan para penonton membuat para peserta tampak makin bersemangat.

Saling berbalas kalingdagdag di atas panggung cukup menghibur penonton festival kalindagdag dalam rangka memeriahkan ualng tahun Polewali mandar yang ke 409 beberapa saat lalu. Aneka tema kalindagdag seperti kisah percintaan dua pasangan muda mudi, kisah kepahlawanan yang member insfirasi dan semagat para geresi muda sampia cerita sukses pemerintah membangun Polewali mandar.

Tak mudah berkalingdadag dengan lancer dan reflek seperti puluhan peserta ini untuk menjawab kalindagdag lawan. Diperlukan kemampuan berutur yang sarat muatan seni untuk melahirkan sebuah kalindagdag yang menarik dan menghibur warga. Kemampuan peserta berkalindagdag yang lancer dan reflek seperti ini lahir secara otodidak setelah menyakiskan pertunjukan kalindagdag yang kerap ditampilkan dalam berbagai acara seperti sunatan, kahataman alquran sampai menyambut dan melamar calon pengantin.

Sedikitnya 16 kelompok seni kalingdagdag dari 16 kecamatan di Polewali mandar ini berusaha tampil terbaik mewakili kecamatannya masing-masing. Kalingdagdag sebagai salah satu seni tradisional Mandar yang masih lestari hingga kini membutuhkan kemampuan seni bertutur yang manrik lawan bicara mapun penonton yang hadir.

Kepala dinas pariwisata POlewali Mandar, Darwin badaruddin, menyebutkan festival seni bertutur atau kalindagdag sebagai tradisi bertutur dalam bahasa mandar ini adalah bagian dari upaya pemerintah dan aktifis penggiat kebudayana local untukmendinamisasi potensi wisata sekaligus melestarikan kebudayaan local.

Festival kalindagdag yang digelar setiap tahun ini selain dimaksudkan asebagai upaya pemerintah dan aktifis penggiat kebudayana untuk melestarikan berbagai asset kebudayaan local, juga diharapkan tradisi seni bertutur yang membutuhkan keahlian berbahasa yang teratur dan berseni layaknya pantun ini diharapkan bisa menjadi salah satu potrensi wisata budaya POlewali mandar selainp;otensi wisata alam, pantai, budaya, sejarah dan wisata mangrove.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar