Praktek kekerasan di dunia pendidikan sejak puluhan lalu masih saja kerap terjadi. Pada hal pendidikan yang sarat dengan kekerasan terbukti membawa efek traumatik bagi para siswa di sekolah. Di Polewali Mandar, Sulawesi barat misalnya sebanyak 2,4 persen dari 2316 siswa yang ditemukan tidak sekolah saat ini mengaku trauma ke sekolah lantaran malu dan takut pernah jadi korban kekerasan guru di sekolah. Para korban mengaku mendapat perlakukan kekerasan dari gurunya, hanya karena sang siswa tidak mengerjakan PR, bolos sekolah, saling jek dengan teman sekelas atau ulah sang siswa dianggap melecehkan sang guru.
Data Sistem Imformasi
Berbasis Masyarakat (SIPBM) Polewali Mandar misalnya mencatat, ada puluhan
siswa atau sekitar 2,4 persen dari 2316 siswa yang tidak bersekolah dan memilih
putus sekolah karena trauma pernah menjadi korban kekerasan guru di sekolah.
Para korban mengaku takut ke sekolah karena taruma dan malu dengan tindak
kekerasan yang pernah dialaminya.
Kepala bidang
pendidikan luar sekolah Dinas pendidikan dan olahraga (dispora) polewali
Mandar, Johannes Peterson mengatakan dari 2316 siswa yang telah didata untuk smeentara
ditemukan sebanyak 2,4 persen atau 50 lebih dari 2316 siswa yang ditemukan
tidak sekolah saat ini beralasan takut dan trauma ke sekolah karena pernah jadi
korban kekerasan guru di sekolah.
Minimnya dorongan
orang tua siswa terhadap anak mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak
makin memperburuk situasi. Banyak anak lebih memilih bekerja dan membantu orang
tua mereka daripada memilih menyelesaikan wajar 9 tahun dan 12 tahun yang kini
sedang dicanangkan pemerintah. Sedang 61,1 persen anak tidak sekolah karena
alasan tak ada biaya seperti tidak bisa membeli seragam, tidak ada biaya
transfortasi dan uang jajajn.
Menurut Peter
pemerintah Polewali mandar kini terus menggalang duikungan dna mengajak semua
piah untuk turut terlibat mendorong dan mensukseskan wajar 9 tahun. Setiap
pihak diharapkan bisa mendorong anak-anak putus sekolah di sekitar
lingkungannya agar bisa bersekolah termasuk menjadi orang tua angkat bagi
anak-anak kurang mampu di sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar