Kamis, 22 November 2012

Sukses Ajak Ribuan Anak Bersekolah, Metode SIPBM Polewali Jadi Percontohan Nasional


Sukses mengembalikan ribuan anak putus sekolah dalam waktu singkat untuk bersekolah kembali, menjadikan Sistem imformasi berbasis masyarakat (SIPBM) yang dikembangkan sejumlah LSM penggiat pendidikan di Polewali mandar bekerja sama dengan Unicef dan Pemda setempat, rupanya dilirik pemerintah pusat.  Metode penjaringan anak putus sekolah ala SIPBM akan dilounching Wapres Budiono Sabtu (24/11) mendatang di istana wapres sebagai model atau percontohan secara nasional.

Kepala Bidang pendidkan luar sekolah, Johanes Peterson kepada kompas .com menyebutkan metode penjaringan  anak putus sekolah ala SIPBM yang dikembangkan para penggiat pendidikan, Unicef dan pemerintah daerah setempat akan dipersentasekan di jakarta sebelum dilounching wapres budiono menjadi percontohan secara nasional Sabtu mendatang di jakarta.

Menurut Peterson, Metode penjaringan anak putus sekolah ala SIPBM dinilai pemerintah pusat telah sukses mengembalikan ribuan anak putus sekolah dalam waktu singkat. Dengan metode pelibatan masyarakat secara luas berpartisipasi menjaring anak-anak putus sekolah di sekkitar lingkungan tempat tinggal mereka rupanya dinilai efektif mengajak dan memotifasi warga dan anak-anak putus sekolah yang tersebar di 16 kecamatan  untuk bisa bersekolah kembali.

Sedikitnya enam siswa yang sebelumnya tercatat sebagai anak putus sekolah di 16 kecamatan akan mewakili Polewali mandar ke jakarta bersama sejumlah aktifis penggiat pendidkan dan aparat pemerintah daerah Polewali Mandar, Sabtu mendatang.

Para duta pendidikan ala SIPBM ini akan memprosentasekan bagaimana sistem SIPBM sukses menjaring anak-anak putus sekolah dalam waktu singkat dengan cara mengajak masyarakat berpatisipasi mendorong wajib belajar sembilan dan dua belas tahun yang telah dicanangkan pemerintah pusat. Metode SIPBM dinilai mampu melecut semagat ,masyarakat berpartisipasi menjaring anak-anak putus sekolah di sekitar lingkungan mereka secara sadar.

Posko pengaduan anak putus sekolah yang dibentuk di maisng-masing kecamatan, desa dan kelurahan membuat siapa saja warga bisa berpartispasi dnegan mudah menjaring anak-anak putus sekolah dari berbagai latar belakang ekonomi, sosial dan politik yang tidak menuntaskan wajar sembilan dan dua belas tahun seperti yang sedang dicanangkan pemerintah.

Sistem penjaringan anak putus sekolah ala SIPBM akan dilouncing oleh wapres Budiono di sela-sela acara “PELUNCURAN ANAK PUTUS SEKOLAH KEMBALI KE SEKOLAH, Pada 24 Nopember 2012 mendatang oleh Wapres Budiono di jakarta.

Rencanaya sistem penjaringan ala SIPBM akan menjadi model secara nasional dan diterapkan di seluruh Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar