Kampanye wajib belajar (wajar) 12 tahun terus digalakkan pemerintah dan dinas pendidikan di Polewali mandar, Sulawesi barat, bekerja sama dengan sejumlah steakholder seperti perusahaan dan BUMD. Ribuan anak-anak putus sekolah di 16 kecamatan di Polewali mandar, karena beragam alasan meninggalkan habitatnya, Senin (19/11) hari ini kembali disekolahkan meski tanpa menggunakan seragam. Para siswa yang datang dari beragam latar belakang sosial dan ekonomi ini tampak haru dan bergembira karena hari ini bisa sekolah kembali. Para siswa di sekolah yang menjadi rujukan pun menyambut teman mereka dengan gembira sambil menyediakan kursi dan meja untuk teman-teman barunya.
Suasana pengembalian
ribuan siswa SD dan SMP di 16 kecamatan di Polewaali Mandar, Senin (19/11) hari
ini berlangsung mengharukan. Para siswa ini putus sekolah karena beragam alasan
seperti tak punya seragam, akses sarana pendidikan yang jauh, hingga memilih
bekerja membantu orang tua karena keterdesakan ekonomi,.
Para siswa diantar
rombongan petugas dinas pendidikan, para camat dan kepala desa setempat, ke
sekolah pilihan mereka, tampak sumringah hingga meneteskan air mata haru saat
disambut gembira teman-teman mereka di sekolahnya. Para siswa yang berlatar
belakang dari keluarga miskin ini gembira karena mereka bisa kembali bersekolah
dan berkumpul bersama rekan mereka.
Teman di sekolah
rujukan pun tampak menyambut gembira rekan mereka. Tanpa diminta para siswa
sendiri menyediakan bangku dna meja untuk teman baru mereka.
Ilyas, salah satu
siswa yang sempat putus sekolah karena alasan ekonomi ini bangga karena bisa
kembali bersekolah. Meski hari ini tanpa menggunakan seragam, namun pihak dinas
dan sekolah telah menjanjikan berbagai perlengkapan seperti seragam, tas,
sepatu dan kebutuhan sekolah lainnya termasuk buku dan alat tulis menulis.
“Saya senang bisa sekolah kembali, dulu tidak lanjut sekolah karea alasan orang
tua tak mapu membiayai, teman saya kini sudah duduk di kelas dua SMP,”ujar Ilyas
sesunggukan sambil berusaha menyeka air matanya.
Sudirman, siswa
lainnya yang tidak sempat melanjutkan pendidikaknnay di SMP hingga tamat karena
alasan biaya pendidikan dan jarak tempuh ke sekolahnya jauh kini bergembira
karena sudah bisa sekolah kembali tanpa harus mengeluarkan biaya. Kebutuhan
sekolah speerti tas, sepatu, seragam dan akomodasi lainnya disediakan
pemerintah.
Menanggapi banyaknya keluhan
orang tua dan siswa yang beralasan tidak bisa melanjutkan sekolah hingga 12
tahun lantaran terkendala biaya pendidikan, tak punya seragam dan fasilitas pendidikan
yang jauh dari tempat mereka menurut kepala dinas pendidikan dan olahraga
(dispora) Polewali Mandar, Arifuddin Toppo menegaskan, tak alasna seragam dna
jarak tempuh ke sekoah tak boleh lagi jadi alasna bagi siapa pu untuk tidak
menyekolahkan anaknya sampai tuntas.
Menurut Arifuddin ini
adalah perintah undang-undang dan pemerintah daerah sendiri kini berupaya
menyediakan segala kebutuhan personal siswa agar merejka bis amendapatkan hak
pendidkan yang layak. Salah satunya adalah memnyediakan seragam dan kebutuhan
sekolah lainnya, termasuk akan menyediakan sarana angkutan agar siswa yang
rumahnya jauh dari pusat sekoah tetap bisa bersekolah.
Meski tercatat lebih
dari 2600 siswa tercatat putus sekolah dnaa tidak lanjut sekolah, namun upaya
pendekatan yang dilakukan dinas pendidikan dan aparat pemerintah daerah
setempat baru bisa mengajak 1700 lebih siswa kembali bersekolah hari ini.
Dinas pendidikian
kewalahan mengatasi anak-anak yang berniat kembali ke sekolah. Sejumlah siswa
semula hanya ingin mengikuti paket A dan Paket B, alasannya malu bersekolah
lagi karena teman-tema sebayanya sudah lama meninggalkan mereka, namun belakangan
banyak siswa berubah pikiran. Semula memilih sekolah non formal kini berubah
pikiran setelah melihat antusia steman-teman mereka yang lain memilih
bersekolah di sekolah formal.
Dinas pendidikan tak
mempermasalahkan, hanya saja siswa yang dicatata semula inginmenempuh
pendidikan non formal harus bersabar menunggu pembagian paket bantuan seperti
seragam, tas, sepatu karena sebelumnya tidak dianggarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar