Gerah dengan maraknya pungutan liar alias pungli di sekolah yang meresahkan dan membebani para siswa dan orang tua mereka. Ratusan siswa smk campalagian polewali mandar, sulawesi barat menggelar aksi mogok belajar. Dialog antar siswa dan guru untuk menjembatani aksi protres para siswa selasa (6/11) diwarnai sejumlah pertanyaan kritis/ namunjawaban yang dilontarkan pihak sekolah tak mampu melegahkan para siswa.
Ratusan siswa sms negeri
campalagian polewali mandar melancarkan aksi mogok belajar sebagai bentuk
protes terhadap maraknya dugaan pungutan liar di sekolah mereka. Para siswa dan
orang tua mereka menilai beragam pungutan yang dinilai tak rasional memberatkan
para siswa dan orang tua mereka.
Para siswa mengkritisi
pendidikan gratis yang dikampanyekan pemerintah dan sekolah hanya selogan
belaka/ pada kenyataannya biaya biaya yang ditanggung para orang tua justru
makin besar dan mebebani orang tuia.
Dialog yang berlangsung
di aula smk camp[alagian ini dihujani puluhan pertanyaan kritis para siswa yang
mempertanyakan sejumlah item pungutan yang dinilai tak jelas.
Ada siswa yang
mempertanyakan pungutan sumbangan Rp 200 ribu yang dibebakan kepada setiap
siswa. Mereka menilai pungutan yang dikelaim putusan orang tua siswa dan
komiter tersebut sarat rekayasa dan persekongkolan sekoah dan komite yang
membebani para orang tua dan siswa.
Sejumlah siswa lainnya
mengkritisi tingginya pembayaran uang praktek lapangan yang mencapai rp 500
ribu per siswa. Sementara sisw alainnya mempertanyakan pungutan sumbangan
pembuatan baju olah raga yang sampai siswanya sudah hampir tamat sekolah, namun
baju olahraga yang sudah dibayar para siswa tersebut hinga kini belum diberikan
para siswa.
Dian, salah seorang
siswa yang melancarkan protes kepada pihak sekolah menilai banyak item-item
pungutan yang dibebankan pada siswa tak rasional dan tidak transparan. Pembayaran
uang praktek lapangan mislanya dinilai teralalku besar dan membebani para
sisawa. Menurut mereka biaya praktek lapangan tak perlu semahal itu alasannya
beragam item kegiatan saat praktek mulai dari pemberangkatan sampai kembali ke
sekolah justru dibiayai sendiri para siswa, bukan bersumber dari dana pungutan
yang dikumpulkan sekolah. Menurut dian keberangkatan ke tempat peraktek dan
sejumlah kebutuhan biaya lainnya tak satu pun dibiayai dari dana pungutan yang
diserahkan para siswa/ kecuali jaket yang diberikan para siswa sebelum praktek
dilakukan. “banyak hal yang tidak rasional dan transfaran,”ujar Dian.
Kepala smk negeri
campalagian, masdar saleh mengatakan segala bentuk pungutan yang dilakukan
pihak sekolah sudah melalui kesepakatan dan persetujuan para orang tua siswa. Protes
para siswa dan orang tua mereka menurut masdar tidak beralasan karena sudah
diptuskan komite bersama orang tua siswa. “Semua yang dilakukan pihak skeolah
sudah merupakana kesepakata komite dan orang tua siswa,”ujar kepala smk negeri
campalagian, masdar saleh
Namun alasan kepala
sekolah dibantah para siswa. Sejumlah siswa mengatakan rapat yang digelar para
guru, komite yang dihadiri sejumlah orang tua siswa yang dikelaim sebagai
pembenaran atas sejumlah pungutan di sekolah mereka, dinilai siswa sarat
rekayasa. Justru banyak orang tua siswa mengaku tak hadir lantaran tak mendapat
undangan rapat. Mereka baru kaget saat anak mereka diminta sejumlah pembayaran
yang dinilai sangat memberatkan orang tua siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar