Selasa, 02 Oktober 2012

Tolak Pembangunan PLTA Warga Usir Kapolres dan Dandim dengan Senjata Tajam



Ribuan warga bonehau, kabupaten Mamuju, Sulawesi barat, Selasa (02/10)) siang tadi melakukan aksi pemblokiran jalan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk penolakan pembangunan plta Karama di dua kecamatan yakni Bonehau dan kecamatan Kalumpang. Warga yang mempersenjatai diri dengan balok, tombak dan parang tersebut, mengusir tim sosialisasi yang di dampingi kapolres dan Dandim Mamuju untuk kembali ke kota mamuju. Mobil kapolres bahkan mengalami kerusakan setelah jadi sasaran pelemparan warga.

Kehadiran tim sosialisasi pembangunan pembangkit listrik plta karama di sungai karama, kecamatan kalumpang, kabupaten Mamuju, Selasa (02/10) siang tadi diwarnai aksi penghadangan ribuan warga yang menolak proyek mercusuar tersebut.

Suasana tegang mewarnai aksi penghadangan tim sosialisasi. Pasalnya, ribuan warga yang membawa kayu, tombak dan parang ini memaksa tim sosialisasi yang di dampingi kapolres mamuju, akbp Darwis Rincing dan Dandim Mamuju, Letkol Satyo mundur dan kembali ke kota kemamuju.

Meski beberapa kali kapolres dan dandim mencoba bernegosiasi dengan warga, namun warga tetap menolak. Keributan sempat terjadi ketika salah satu warga dengan membawa parang, berusaha mengejar anggota tim sosialisasi dengan senjata tajam. Beruntung sejumlah tokoh masyarakat yang turut serta dalam aksi ini berhasil meredam kemarahan warga yang nyaris tidak terkendali. Mobil kapolres yang tengah berada di tengah kerumunan riubuan warga bahkan pecah dilempari warga lantaran tim sosialisasi berupaya bertahan dan bernegosiasi dnegan warga namun tetap ditolak.

Melihat kondisi yang sudah tidak kondusif akhirnya kapolres bersama tim sosialisasi mundur. Mereka kembali ke mobilnya dan meninggalkan lokasi tanpa bisa melakukan sosialisasi kepada warga. Warga yang sudah emosi bahkan terus mengejar rombongan tim sosialisasi hngga perbatasan desa.

Warga baru membubarkan diri setelah memastikan rombongan tim sosialisasi plta karama benar-benar meniggalkan desa mereka.

Aksi penghadangan dengan memakai senjta tajam tersebut merupakan aksi lanjutan yang pernah digelar warga sebelumnya. Bahkan februari lalu ribuan warga tersebut melakukan aksi pendudukan kantor gubernur selama 3 hari, namun investor dari cina tersebut masih terus mencoba untuk melanjutkan rencana pembangunan plta karama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar