KDRT. Diduga stres berat dan tak mampu menguasai diri akibat himpitan ekonomi dan persoalan keluarga yang tak kunjung selesai, seorang suami di Polewali mandar, Sulawesi barat, tega membacok istrinya dengan kampak hingga bersimbah darah, Kamis (4/10). Akibat peristiwa ini korban mengalami luka serius di bagian kepala. Korban yang dilarikang ke ruang icu rumah sakit umum daerah (rsud) polewali mandar hingga kini masih dalam kondisi kritis.
Fatimah (55 tahun) hingga saat ini
masih kritis dan tidak sadarkan diri di ruang intensif care unit rumah sakit
umum daerah Polewali setelah dibacok oleh yoesri, suami korban sendiri menggunakan
kampak. Korban mengalami luka retak pada tengkorak kepala serta beberapa luka
sobek disekujur tubuhnya.
Menurut keterangan sejumlah kerabat
korban, Fatimah yang sehari-hari tinggal bersama suaminya di desa ujung baru,
kecamatan wonomulyo memang kerap bertengkar di duga dipicu lantaran sang suami
yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Bahkan tahun dua ribu lalu, Fatimah juga sempat
diparangi oleh suaminya.
Tidak adanya pekerjaan tetap yang
mengakibatkan keluarga ini kesulitan ekonomi membuat sang suami depresi dan
stres. Selain itu adanya kabar yang beredar jika istinya akan menikah membuat
ramli naik pitam dan tanpa pikir panjang langsung membacok istrinya saat
memasak didapur.
Menurut Nurlina, kerabat korban,
pelaku sudah dua kali membacok istrinya sendiri karena stres denga beragam
konplik rumah tangga dan masalah ekonomi. Kejadian pertama tahun 2000 lalu
korban dibacok dengan parang dna terakhir hari ini kepalanya dikampak hingga
sekarat,” Nurlina (kerabat korban)
Aparat kepolisian sektor wonomulyo
yang mendapat laporan masyarakat berhasil meringkus yoesri, tersangka di rumahnya beserta barang bukti kampak yang
digunakan membacok isrinya, dari hasil pemeriksaan sementara di duga tersangka
memang menderita depresi akut, hal ini terlihat dari jawaban tersangka yang
berbelit-belit dan berubah-ubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar