Selasa, 09 Oktober 2012

Belajar di Kolong Rumah Siswa dan Guru tak Bisa Berkonsentrasi


Setelah bertahun tahun menempati gedung sekolah yang nyaris ambruk karena lapuk dimakan usia, Ratusan siswa SD 061 Maccera Polewali Mandar, sulawesi barat kini terpaksa harus belajar di bawah kolong rumah warga secara terpisah di empat lokasi, lantaran gedung sekolah mereka kini sedang di renovasi. Para guru berharap perbaikan sekolah mereka bisa segera rampung agar guru bisa mempersiapkan siswanya menghadapi ujian nasional. Para guru dan siswa mengeluh tak bisa belajar berkonsentrasi penuh lantaran tempat belajar yang tidak mendukung.

Sejak dua pekan terakhir ratusan siswa SD 061 Maccera kecamatan Binuang Polewali mandar kini terpaksa belajar di bawah kolong rumah secara terpisah di empat lokasi berbeda. Karena lokasi terbatas sejumlah kelas terpaksa digabung agar semua siswa bisa belajar secara bersamaan meski diakui para guru cara ini kurang efektif, namun karea tak ada tempat cara ini terpaksa dilakukan. Kelas 5 dan 6 misalnya digabung dalam satu koliong rumah, demkian kelas lainnya juga digabung agar semua siswa bisa belajar bersamaan.

seperti pantauan Kompas.com, Selasa (9/10) hari ini. Jarak rumah satu dengan rumah lainnya yang cukup jauh hinga satu kilometer lebih membuat para guru kesulitan berkoordinasi. Meski mereka sama-sama datang ke sekolah para siswa kerap jarang bertemu dengan kelas lain yang kebetulan belajar di kolong rumah lain yang lebih jauh.

Sejumlah siswa y6ang merasa tak nyaman belajar di kolong rumah memilih tidak datang ke sekolah. Alasannya belajar di tempat seperti ini membuat mereka tak bisa berkonsentrasi lantaran banyak gangguan konsentrasi di sekitarnya. Lalu lalang warga di sekitar lokasi membuat anak-anak kurang bisa terfokus menerima mata pelajaran.

Ruslan dan Rini, dua siswa SD 061 Maccera mengaku kurang nmaman belajar di tempat terbuka seperti kolong rumah. “belajarnya tidak enak, banyak warga lalu lalang, sama saja bukan sekolah,”ujar Rini

Hajja Nurma, guru SD 061 Maccera juga mengaku sangat kesulitan mengarahkan konsentrasi siswa lantaran kolong rumah tempatnya belajar terlalu banyak gangguan. Warga lalu lalang dan aktifitas warga lain di sekitar sekolah membuat siswa kesulitan berkonsentrasi penuh karena perhatiannya selalu tertujuh ke tempat lain.

Kondisi mobiler seperti meja dan bangku yang sudah tuga juga menjadi gangguang lantaran banyak siswa kerap jatuh lantaran bangku atau mejanya rubuh karena lapuk.

Nurma berharap pembangunan gedung sekolahnya bisa segera rampung agar mereka bisa memantapkan persiapan siswanya menghadapi ujian. Selain iru Nurma berharap agar mobiler bangku dan meja termasuk lemari tuga yang sudah rusak bisa segera diganti pemerintah agar siswa dan guru di sekolahnya bisa belajar dalam kondisi yang layak seperti sekolah lainnnya.

Renovasi sekolah yang diperkirakan memakan waktu hingga tiga bulan ke depan, membuat para guru dan siswa di sekolah ini harus bersabar lebih lama untuk bisa menggunakan gedung dan fasilitas belajar yang lebih layak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar