Setelah bertahun tahun menempati gedung sekolah yang nyaris ambruk karena lapuk dimakan usia, Ratusan siswa SD 061 Maccera Polewali Mandar, sulawesi barat kini terpaksa harus belajar di bawah kolong rumah warga secara terpisah di empat lokasi, lantaran gedung sekolah mereka kini sedang di renovasi. Para guru berharap perbaikan sekolah mereka bisa segera rampung agar guru bisa mempersiapkan siswanya menghadapi ujian nasional. Para guru dan siswa mengeluh tak bisa belajar berkonsentrasi penuh lantaran tempat belajar yang tidak mendukung.
Sejak dua pekan
terakhir ratusan siswa SD 061 Maccera kecamatan Binuang Polewali mandar kini
terpaksa belajar di bawah kolong rumah secara terpisah di empat lokasi berbeda.
Karena lokasi terbatas sejumlah kelas terpaksa digabung agar semua siswa bisa
belajar secara bersamaan meski diakui para guru cara ini kurang efektif, namun
karea tak ada tempat cara ini terpaksa dilakukan. Kelas 5 dan 6 misalnya
digabung dalam satu koliong rumah, demkian kelas lainnya juga digabung agar
semua siswa bisa belajar bersamaan.
seperti pantauan
Kompas.com, Selasa (9/10) hari ini. Jarak rumah satu dengan rumah lainnya yang
cukup jauh hinga satu kilometer lebih membuat para guru kesulitan
berkoordinasi. Meski mereka sama-sama datang ke sekolah para siswa kerap jarang
bertemu dengan kelas lain yang kebetulan belajar di kolong rumah lain yang
lebih jauh.
Sejumlah siswa y6ang
merasa tak nyaman belajar di kolong rumah memilih tidak datang ke sekolah.
Alasannya belajar di tempat seperti ini membuat mereka tak bisa berkonsentrasi
lantaran banyak gangguan konsentrasi di sekitarnya. Lalu lalang warga di
sekitar lokasi membuat anak-anak kurang bisa terfokus menerima mata pelajaran.
Ruslan dan Rini, dua
siswa SD 061 Maccera mengaku kurang nmaman belajar di tempat terbuka seperti
kolong rumah. “belajarnya tidak enak, banyak warga lalu lalang, sama saja bukan
sekolah,”ujar Rini
Hajja Nurma, guru SD
061 Maccera juga mengaku sangat kesulitan mengarahkan konsentrasi siswa
lantaran kolong rumah tempatnya belajar terlalu banyak gangguan. Warga lalu
lalang dan aktifitas warga lain di sekitar sekolah membuat siswa kesulitan
berkonsentrasi penuh karena perhatiannya selalu tertujuh ke tempat lain.
Kondisi mobiler
seperti meja dan bangku yang sudah tuga juga menjadi gangguang lantaran banyak
siswa kerap jatuh lantaran bangku atau mejanya rubuh karena lapuk.
Nurma berharap
pembangunan gedung sekolahnya bisa segera rampung agar mereka bisa memantapkan
persiapan siswanya menghadapi ujian. Selain iru Nurma berharap agar mobiler
bangku dan meja termasuk lemari tuga yang sudah rusak bisa segera diganti
pemerintah agar siswa dan guru di sekolahnya bisa belajar dalam kondisi yang
layak seperti sekolah lainnnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar