Sabtu, 15 September 2012

Warga Blokade Jalan dengan Pos Ronda Sambil Tanam Pisang



Blokir Jalan. Kesal Karena jalan menuju ke desa mereka tak kunjung diperbaiki pemerintah sejak belasan tahun lalu, ratusan warga Tondrolima, Desa Labasang, kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi barat memblokade jalan ke ndesa mereka dengan cara mengangkat pos ronda dan menanam pisang di tengah jalan. Warga bersepakat tak akan memindahkan pos ronda dan mencabut pohon pisang yang mereka tanam, sampai pemerintah setempat berjanji akan memperbaiki jalan ke desa mereka.


Warga mengaku kesal lantaran janji pemerintah untuk memperbaiki kerusakan jalan sepanjang lima kilometer ke desa mereka hingga kini tak kunjung terwujud. Pada hal warga setempat mengaku sudah berkali-kali mengadu dan memprotes pemerintah setempat termasuk mendatangi dinas PU agar jalan ke desa mereka dibenahi, namun hingga kini belum ada tanda-tanda keseriausan pemerintah membenahi.

Puncak kemarahan warga terjadi saat pemerintah sebelumnya sudah menjanjikan anggaran perbaikan jalan ke desa mereka pada akhir tahun lalu, namun sampai tahun janji pemerintah tak kunjung realisasi. Warga mengaku kesal lantaran anggaran yang sebelumnya sudah dijanjikan untuk perbaikan belakangan diketahui warga jika dialihkan ke proyek lain.

Kondisi jalan sepanjang 5 meter yang rusak parah membuat akse ke desa mereka kerap terhambat lantaran tidak semua kendaraan bisa melintas apalagi saat musim hujan. Meski kerusakan jalana sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu, jangankan diaspal beton, pengerasan jalan dilokasi ini saja tak pernah.

Usai menggelar pertemuan antar warga, ratusan warga Tondrolima, desa Labasang, kecamatan Matakali ini langsung bergotong rotong menanam pisang di sepanjang jalan yang rusak. Puluhan pohon pisang ditanam hingga menutup total akses jalan yang menghubungkan dengan kecamatan lain di sekitarnya.

Warga tak hanya menanam pisang di sepanjang lokasi jalan yang rusak, namun mereka juga mengangkat pos ronda dan bangunan apa saja untuk memalang jalan ke desa mereka agar pengendara tidak bisa melintas.

Warga menyatakan akan terus memblokade jalan antar kecamatan ini jika pemerintah tidak segera turun tangan dan berjanji membenahi jalan ke desa mereka.

Warga menyatakan kesepakatan menutup dan memblokade jalan agar tak bisa dilalui kendaraan merupakan keputusan masyarakat setempat. Dan mereka baru akan bersedia membuka akses jalan jika pemerintah memastikan akan memperbaiki kondisi jalan ke desa mereka.

Sejumlah warga mengaku dianaktirikan oleh pemerintah setempat. Alasannya lokasi jalan ke desa mereka hanya berjarak sekitar dua kilometer dari jalan propinsi. Sementara banyak jalan desa dan kecamatan lain yang berjarak puluhan kilometer dari pusat kota dan jalan propinsi sudah dibenahi pemerintah. “Bayangkan jaraknya ke jalan propinsi hanya dua kilometer  saja tapi sampai hari ini sejak puluhan tahun lalu tidak pernah diperbaiki. Jangankan diaspal, pengerasan saja tidak pernah.”ujar Rudi kesal

Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani di lokasi ini mengeluh lantaran jalan desa yang rusak mebuat mereka kesulitan memasrkan hasil bumi ke ibu kota atau ke tempat lain karena kondisi jalan yang rusak. Saat musim hujan jalan bahkan kerap tak bisa dilalui kendaraan karena permukananya membentuk seperti kubangan kerbau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar