Menikmati sisa umur di usia senja dan tak lagi produktif, seharusnya dihabisakan dengan beristirahat dan bermain bersama cucu di rumah. Namun Kanne Kindo (80), seorang nenek renta di Polewali Mandar, Sulawesi barat justru harus berjuang seorang diri menghadapi persoalan hidupnya. Kelumpuhan kedua kakinya sejak beberapa bulan lalu membuat kindo makin kesulitan. Jangankan menolong orang lain menolong dirinya sendiri saja seperti mengurus makan dan minum tak mampu dilakuannya sendiri. Kindo Kanne kini hanya bisa berdoa setiap hari di gubuknya akan ada warga yang sudih mampir atau lewat di sekitar gubuknya di tengah hutan agar ia bisa minta tolong sekedar untuk mengambil air minum atau meminta makanan apa saja untuk menyambung hidupnya.
Gubuk berukuran 2x1,5
meter milik Kanne Kindo (80) ini terletak di tengah hutan di desa Luyo,
kecamatan Luyo Polewali mandar. Tiangnya
hanya ditopang dnegan empat tiang kayu. Dindingn dan atap rumahnya terbuat dari
pelepah nipah. Kanne tinggal di gubuk reok yang sudah miring ini sejak puluhan
tahun lalu.
Kindo membuang diri
dari keluarga dan kampung halamannya sejak puluhan tahun lalu di gubuk tua yang
berada tengah hutan ini lantaran malu karena dulu pernah menderita penyakit
kusta. Meski sudah dinyatakan sembuh setelah ditangani petugas kesehatan
setempat, Kanne kini tak bisa mencari jejak keluarganya. Kanne mengaku pernah
punya suami dan dua anak. Namun sejak lama Kanne kini tak lagi pernah bertemu
dengan sanak keluarganya. Kanne yang tak pernah mengenyam bangku sekolah ini
mengaku tidak tahu lagi kampung halamannya. Kanne hanya mengigat nama anak dan
sejumlah keluarga dekatnya, namun tak tahu apa nama kampung halamannya.
Dulu ketika masih
kuat dan masih bisa berjalan, Kanne bekerja menghidupi dirinya sendri dengan
cara mencari buah-buahan apa saja di tengah hutan atau mencari kelapa yang
tumbuh liar sekedar untuk dimakan. Namun setelah lumpub cukup lama Kanne kini hanya
bisa berdiam diri di atas gubuknya. Jangankan berjalan dan turun dari rumahnya,
menggerakkan badannya saja sulit lantaran kedua kaki dan badannya lumpuh. Jika
lama duduk Kanne kerap jatuh sendiri.
Setiap hari Kanne
mengaku hanya bisa berdoa agar ada warga yang melintas di dekat gubuknya dan
Kanne bisa minta tolong sekedar untuk minta air minum atau makanan apa saja
untuk menyambung hidup. Namun Kanne mengaku bersyukur karena sejumlah warga di kampungnya
masih kerap membawa air minum atau makanan apa saja yang bisa dimakan. Saat tak
ada lagi warga yang datang, Kanne kerap hanya makan pisang rebus pemberian
warga yang disimpan dan bertahan lebih lama. Atau berpuasa jika tak ada lagi
warga yang melintas.
Kanne yang ditanya
apakah bersedia pindah ke tengah pemukiman penduduk jika diminta pemerintah,
mengaku bersedia dipindahkan asalkan tidak ada warga yang keberatan apalagi
jijik menerima kehadirannya. Kanne berharap tinggal di dekat pemukiman penduduk
ia bisa lebih mudah minta tolong kepada warga untuk mengambil air atau meminta
makanan jika tak ada makanan di gubuknya. “Saya bersedia pindah asal tidak ada
warga yang keberatan atau tidak jijik menerima kehadiran saya,”ujar Kanne
berharap kehadirannya tidak jadi beban masyarakat di desanya.
Rusdi, salah seorang
warga desa Luyo mengaku prihatin dengan kondisi hidup sang nenek yang tinggal
sebatang kara jauh dari pemukiman penduduk. Saat sakit lumpuh dan tak bisa
berjalan meniggalkan tempatnya menurut Rusdi snag nenenak baru bisa makan dna
minum jika ada warga yang kebetulan lewan atau memberinya air atau makanan apa
saja yang layak dimakan sang nenek untuk menyambung hidupnya.
Rusdi menyatakan jika
Kindo tinggal di sekitar pemukiman penduduk akan memudahkan warga untuk mmeberi
pertolongan atau memberi makanan apa saja untuk sang nenek tanpa harus sengaja
mengunjunginya digubuknya yang jauh dari kampung.
Rusdi yang bersedia
menawakan lokasi di sekitar rumahnya untuk menampung kehadiran snag nenek jika
dievakuasi dari hutan ke tengah pemukiman penduduk, mengaku akan mendiskusikan
hal ini kepada kepala desa dan masyarakat setempat. “Saya akan diskusikan dulu
dnegan pak desa dan masyarakat apakah mereka keberatan jika nenek ini dipndah
ke sektar pemukiman penduduk,”ujar Rusdi saat datang menjenguk dan membawa
makanan untuk sang nenek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar