Kamis, 12 Juli 2012

Nenek Penghuni Hutan Gugup Terima Sumbangan Dermawan


Nenek Hutan. Seorang Nenek rentah yang hidup seorang diri di tengah hutan selama puluhan tahun, ternyata menuai simpati publik. Setelah ramai diberitakan berbagai media lokal dan nasional beberapa hari lalu, Sejumlah warga dari luar sualwesi barat seperti Jakarta dan Makassar berempati dengan kehidupan sang nenek yang hidup memperihatinkan di sebuah gubuk reok yang hanya ditopang dengan tiang bambu, mengulurkan bantuan dana untuk meringankan biaya hidupnya. Sang nenek yang menerima sejumlah uang lembaran Rp 50 ribu tampak gugup menghitung sumbangan donatur.


Baha (90) nenek yang hidup sebatangkara di gubuk tua yang hanya ditopang dengan batang bambu, persis di tengan hutan dusun Mampie, desa Galeso, kecamatan Wonomulyo Polewali mandar ini mengaku seperti ketiban durian runtuh menerima sumbangan sejumlah dermawan yang berempati, Kamis (12/7) hari ini. Baha yang jarang memegang uang dalam jumlah lumayan untuk ukuran nenek miskin seperti Baha ini tampak gugup memeneri uluran tangan perwakilan sejumlah dermawan asal makassar dan Jakarta.

Baha dalam bahasa Mandar mengaku bangga dan bersyukur mendapat simpati banyak  warga. Menerima pemberian dermawan seperti ini Baha mengaku tiba-tiba seperti merasa banyak keluarga dan anak-anak hingga dirinya tak merasa sendirian lagi. Di belahan tempat lain ternyata ada banyak warga yang peduli dengan nasibnya yang hidup sebatang kara dalam usia yang seharusnya hanya tinggal di rumah dan dihibur sang cucu. Namun Baha masih harus bekerja keras menggarap kebun ubi jalar seluas 20 are yang menjadi sandaran hidupnya jika tak ada lagi warga yang membawakan makanan atau beras untuk dimasak.

Baha memang tercatat sebagai warga miskin yang mendapat jatah raskin empat liter perbulan, namun karena alasan tak punya cukup dana dan tidak bisa mendatangi kantor-kantor kelurahan tempat raskin dibagikan, tak jarang Baha tak bisa memanfaatkan jatah raskin miliknya..

Baha yang mendapat perhatian sejumlah dermawan mengaku sangaty ingin berbiacara dan berterima kasih secara langsung kepada para dermawan, sayangnya dana bantuan untuk baha disalurkan melalui warga hingga baha tak bisa bertemua langsung dnegan para dermawan. “Saya berterima kasih sebanyak-banyaknya dan berdoa agar pemberi sumbangan diberi umur panjang dan reski yang melimpah,”ujar Baha dalam Bahasa Mandar

Aladin, warga yang mewakili sejumlah donatur untuk menyerahkan bantuan kepada sang nenek ikut terharu. Aladin termasuk salah satu warga yang selama ini prihatin dnegan kondisi hidup snag nenek. Aladin berharap dana sumbangan yang diberikan dermawan sebagian bisa dimanfatakan untuk membenahi gubuknya yang hampir rubuh dan membeli kebutuhan hidupnya. “Saya ikut terharu dan berterima kasih atas uluran dermawan yang ternayat bersimpati dnegan hidup snag nenek. Uang jutaan rupiah bagi nenek rentah yang sudah tidak bisa bekerja lagi tentu sangat berharga,”ujar Aladin.

Usai menerima bantuan dana, Baha mengaku akan membeli kebutuhan sembako seperti beras dan lauk pauk dan membenahi gubuknya yang sudah reok dan atapnya mulai bocor karena lapuk dimakan usia.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar