Nenek Hutan. Seorang Nenek rentah yang hidup seorang diri di tengah hutan selama puluhan tahun, ternyata menuai simpati publik. Setelah ramai diberitakan berbagai media lokal dan nasional beberapa hari lalu, Sejumlah warga dari luar sualwesi barat seperti Jakarta dan Makassar berempati dengan kehidupan sang nenek yang hidup memperihatinkan di sebuah gubuk reok yang hanya ditopang dengan tiang bambu, mengulurkan bantuan dana untuk meringankan biaya hidupnya. Sang nenek yang menerima sejumlah uang lembaran Rp 50 ribu tampak gugup menghitung sumbangan donatur.
Baha (90) nenek yang
hidup sebatangkara di gubuk tua yang hanya ditopang dengan batang bambu, persis
di tengan hutan dusun Mampie, desa Galeso, kecamatan Wonomulyo Polewali mandar
ini mengaku seperti ketiban durian runtuh menerima sumbangan sejumlah dermawan
yang berempati, Kamis (12/7) hari ini. Baha yang jarang memegang uang dalam
jumlah lumayan untuk ukuran nenek miskin seperti Baha ini tampak gugup memeneri
uluran tangan perwakilan sejumlah dermawan asal makassar dan Jakarta.
Baha dalam bahasa Mandar
mengaku bangga dan bersyukur mendapat simpati banyak warga. Menerima pemberian dermawan seperti ini
Baha mengaku tiba-tiba seperti merasa banyak keluarga dan anak-anak hingga
dirinya tak merasa sendirian lagi. Di belahan tempat lain ternyata ada banyak
warga yang peduli dengan nasibnya yang hidup sebatang kara dalam usia yang
seharusnya hanya tinggal di rumah dan dihibur sang cucu. Namun Baha masih harus
bekerja keras menggarap kebun ubi jalar seluas 20 are yang menjadi sandaran
hidupnya jika tak ada lagi warga yang membawakan makanan atau beras untuk dimasak.
Baha memang tercatat
sebagai warga miskin yang mendapat jatah raskin empat liter perbulan, namun
karena alasan tak punya cukup dana dan tidak bisa mendatangi kantor-kantor
kelurahan tempat raskin dibagikan, tak jarang Baha tak bisa memanfaatkan jatah
raskin miliknya..
Baha yang mendapat
perhatian sejumlah dermawan mengaku sangaty ingin berbiacara dan berterima
kasih secara langsung kepada para dermawan, sayangnya dana bantuan untuk baha
disalurkan melalui warga hingga baha tak bisa bertemua langsung dnegan para
dermawan. “Saya berterima kasih sebanyak-banyaknya dan berdoa agar pemberi
sumbangan diberi umur panjang dan reski yang melimpah,”ujar Baha dalam Bahasa
Mandar
Aladin, warga yang
mewakili sejumlah donatur untuk menyerahkan bantuan kepada sang nenek ikut
terharu. Aladin termasuk salah satu warga yang selama ini prihatin dnegan
kondisi hidup snag nenek. Aladin berharap dana sumbangan yang diberikan
dermawan sebagian bisa dimanfatakan untuk membenahi gubuknya yang hampir rubuh
dan membeli kebutuhan hidupnya. “Saya ikut terharu dan berterima kasih atas
uluran dermawan yang ternayat bersimpati dnegan hidup snag nenek. Uang jutaan
rupiah bagi nenek rentah yang sudah tidak bisa bekerja lagi tentu sangat
berharga,”ujar Aladin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar