Senin, 09 Juli 2012

Perempuan Lembang Alih Profesi Jadi Tukang Ojek Dadakan


Ojek Perempuan.. Tidak semua warga mengeluhkan runtuhnya jembatan Pajalele yang menghubungkan sulawesi selatan dan sulawesi barat, sejak Kamis pekan lalu. Ratusan warga Lembang, kabupaten PinrangbSulawesi selatan  justru menikmati untung sejak jembatan penghubung satu-satunya di jalur lintas barat ini ambruk. Warga yang selama hidup sebagai petani tiba-tiba alih profesi jadi tukang ojek dadakan. Ternyata profesi baru ini tak hanya dilakoni kaum pria, para ibu-ibu rumah tangga, gadis dan anak-anak pun mencoba peruntungan serupa. Dengan tarif hingga Rp 20 ribu perpenumpang tergantung jarak dan jumlah barangnya, para tukang ojek ini bisa memanen reski dari para penumpang.


Kawanan motor yang berkumpul di dua sisis jembatan runtuh di desa Pajalele, Pinrang, sulawesi selatan ini bukanlah anggota geng motor yang sedang melakukan konvoi kendaraan. Ini juga bukan markas ojek yang bisa anda kenal, namun ratusan pengendara motor yang mayoritas kaum ibu-ibu, remaja putri dan anak-anak ini justru sedang berburuh penumpang operan dari sebelah jembatan.

Maklum sejak jembatan pajalele runtuh kamis pekan lalu, para penumpang operan yang ingin melanjutkan perjalanan ke tujuan terpaksa harus berjalan kaki dan menyeberangi sungai dan jembatan yang runtuh agar bisa melanjutkan perjalan mereka ke tujuan. Kesempatan ini dimanfaatkan warga setempat dengan cara menawarkan jasa sebagai tukang ojek dadakan.

Untungnya lumayan. Dengan upah Rp 20 ribu per penupang para tukang ojek ini bisa memanen untung hingga rp 200 ribu perhari

Sitti Aminah, wanita paruh baya yang selama ini hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga tiba-tiba terpancing jadi tukang ojek dadakan dan meninggalkan dapurnya. Maklum hanya dengan mengantar penumpang sejauh lebih dari satu kilometer dari tempat warga menunggu kendaraan, para tukang ojek dadakan ini bisa memanen untung hingga Rp 20 ribu. “untungnya lumayan hanya mengantar beberpa kilometer sudah dapat Rp 20 ribu,”ujar Sitti Aminah.

Aminah yang baru beberapa jam saja mengantar penumpang bolak balik dari lokasi sudah mengumpulkan reski hingga Rp 100 ribu. Sitti aminah tak sendirian,  puluhan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri juga melakoni prpofesi dadakan sebagai tukang ojek. Dengan kerja ringan mengantar penunpang yang terlantar, mereka bisa memetik uang dalam jumlah yang lumayan.

Meski harus membayar biaya tambahan cukup besar untuk biaya penyeberangan dna angkut barang, namun sejumlah penumpang yang terjebak mengaku tertolong dnegan kehadiran para tukang ojek dadakan ini.

Sementara sejumlah penumpang yang tidak ingin terjebak dalam kemacetan pajang akibat jembatan putus memilih menyeberangi sungai dan mendaki tangga yang dipasang di sisi jembatan yang sedang dibenahi tak jauh dari lokasi jembatan runtuh.

Upaya pembenahan jembatan darurat yang runtuh memang telah dilakukan oleh pihak pelaksana proyek perbaikan jembatan sejak musibah terjadi kamis pekan lalu, rencananya jembatan darurat yang hanya bisa dilalui kendaraan bertonase 10 ton maksimal ini akan mulai dilalui kembdaran, Senin (09/07) kemarini.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar