Ojek Perempuan.. Tidak semua warga mengeluhkan runtuhnya jembatan Pajalele yang menghubungkan sulawesi selatan dan sulawesi barat, sejak Kamis pekan lalu. Ratusan warga Lembang, kabupaten PinrangbSulawesi selatan justru menikmati untung sejak jembatan penghubung satu-satunya di jalur lintas barat ini ambruk. Warga yang selama hidup sebagai petani tiba-tiba alih profesi jadi tukang ojek dadakan. Ternyata profesi baru ini tak hanya dilakoni kaum pria, para ibu-ibu rumah tangga, gadis dan anak-anak pun mencoba peruntungan serupa. Dengan tarif hingga Rp 20 ribu perpenumpang tergantung jarak dan jumlah barangnya, para tukang ojek ini bisa memanen reski dari para penumpang.
Kawanan motor yang
berkumpul di dua sisis jembatan runtuh di desa Pajalele, Pinrang, sulawesi
selatan ini bukanlah anggota geng motor yang sedang melakukan konvoi kendaraan.
Ini juga bukan markas ojek yang bisa anda kenal, namun ratusan pengendara motor
yang mayoritas kaum ibu-ibu, remaja putri dan anak-anak ini justru sedang
berburuh penumpang operan dari sebelah jembatan.
Maklum sejak jembatan
pajalele runtuh kamis pekan lalu, para penumpang operan yang ingin melanjutkan
perjalanan ke tujuan terpaksa harus berjalan kaki dan menyeberangi sungai dan
jembatan yang runtuh agar bisa melanjutkan perjalan mereka ke tujuan.
Kesempatan ini dimanfaatkan warga setempat dengan cara menawarkan jasa sebagai
tukang ojek dadakan.
Untungnya lumayan.
Dengan upah Rp 20 ribu per penupang para tukang ojek ini bisa memanen untung
hingga rp 200 ribu perhari
Sitti Aminah, wanita
paruh baya yang selama ini hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga tiba-tiba
terpancing jadi tukang ojek dadakan dan meninggalkan dapurnya. Maklum hanya
dengan mengantar penumpang sejauh lebih dari satu kilometer dari tempat warga
menunggu kendaraan, para tukang ojek dadakan ini bisa memanen untung hingga Rp
20 ribu. “untungnya lumayan hanya mengantar beberpa kilometer sudah dapat Rp 20
ribu,”ujar Sitti Aminah.
Aminah yang baru
beberapa jam saja mengantar penumpang bolak balik dari lokasi sudah
mengumpulkan reski hingga Rp 100 ribu. Sitti aminah tak sendirian, puluhan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri
juga melakoni prpofesi dadakan sebagai tukang ojek. Dengan kerja ringan
mengantar penunpang yang terlantar, mereka bisa memetik uang dalam jumlah yang
lumayan.
Meski harus membayar
biaya tambahan cukup besar untuk biaya penyeberangan dna angkut barang, namun
sejumlah penumpang yang terjebak mengaku tertolong dnegan kehadiran para tukang
ojek dadakan ini.
Sementara sejumlah
penumpang yang tidak ingin terjebak dalam kemacetan pajang akibat jembatan
putus memilih menyeberangi sungai dan mendaki tangga yang dipasang di sisi
jembatan yang sedang dibenahi tak jauh dari lokasi jembatan runtuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar