Kamis, 07 Juni 2012

Mengolah Limbah Rumah Tangga jadi Souvenir Cantik


Aneka sampah rumah tangga seperti plastik bekas mie instant, minyak goreng, dan pipet bekas yang selama ini hanya jadi penghuni tong sampah atau dibiarkan bertebaran di sekitar lingkungan tempat tinggal anda ternyata bisa disulap menjadi aneka kerajinan cantik seperti tas, topi, tempat ponsel, dompet dan aneka produk kerajinan kreatif yang layak dijadikan souvenir untuk ole-ole buat sahabat atau orang-orang terkasih. Usaha yang menghasilkan produk kreatif yang bernilai ekonomis ini juga ikut menjaga kelestarian lingkungan.
 
Musahara (40) ibu rumah tangga di desa Tumpiling kecamatan Wonomulyo Polewali Mandar, Sulawesi barat ini mampu menyulap sampah-sampah bekas rumah tangga seperti pembungkus mie instant, plastik bekas minyak goreng, kecap, sampho dan segala plastik yang selaam ini mungkin hanya anda buang karena dinilai tidak berguna.

Di tangan Musahara, sampah-sampah yang selama ini hanya bertebaran dan berpotensi membawa penyakit di sekitar tempat tinggal anda, ternyata bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi aneka produk kerajinan kreatif bernilai ekonomis. Ratusan tas cantik, tempat ponsel, tas sekolah, tempat tissue, topi dan aneka produk kerajinan kreatif lainnya diolah musahara dari sampah bekas.

Meski produk kerajiann tangannya masih dijual di pasar lokal namun Mushara mengaku bisa memetik manfaat ekonomi dari kegiatan yang smeula hanya dialakuka iseng-iseng. Namun karena karya tangannya mendapat sambutan luas, Mushara tak hanya membuat tas tapi anek produk kreatif lainnya. Anda bahkan bisa memesan sendiri jenis barang sesuai gambar yang inginkan.

Sampah-sampah plastik milik Musahara dan para tetangganya kini tak lagi dibuang percuma dan hanya menjadi penghuni tong sampah. Semua sampah-sampah bekas rumah tangga bisa doalah menjadi produk kerajinan apa saja yang punya nilai seni dan cantik. Sampah-sampah yang telah dikumpulkan dan dikelompokkan selanjutkan dibersihkan sebelum diolah menjadi produk kerjainan.

Plastik bekas kemudian dipotong dan digunting sesuai ukuran benda yang akan dibuat. Untuk membuat sandal cantik misalnya, plastik yang telah dibersihkan dan dipotong selanjutrnya diberi lem perekat sebelum dijahit. Hanya dalam hitungan beberapa menit sepasang sandal cantik bisa dibuat.

Kegiatan musahara mengolah sampah menjadi produk kerajinan tangan yang cantik seperti ini tidak hanya mendatangkan keuntungan ekonomi semata, tapi juga ikut berpartisipasi menjaga kelstarian lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah-sampah plastik menjadi produk ekonomis.

Setiap produk kerajinan milik Musahara, seperti tas, topi, dompet, tempat tissu, tempat ponsel dan eneka produk lainnya dijual antara rp 15 ribu hingga 70 ribu tergantung jenis produk dan barangnya.

Meski produk kerajinannya mulai dikenal luas warga Polewalii Mandar, namun Musahara kesulitan mengembangkan usahnaya lantaran terkendala modal dan pemasaran. Banyak produknyakerap hanya menumpuk lama sebelum terjual, karena pemasarannya hanya berputas di sekitar kecamatan wonomulyo dan polewali.

Agar usahanya semakin mendapat tempat dihati, Musahara kerap mengikuti berbagai event pameran lokal agar usaha dan kerajinannya makin dikenal dan makin dimintai warga.

Musahara berharap pemerintah biusa memberi bimbingan dan bantuan teknis pemasaran agar jaringan usahanya makin berkembang luas, agar ikut menipang pendapatan ekonomi keluraganya. “Mulanya saya hanya iseng, tapi karena mendapat sambutan saya kemudian mencoba membuat produk kerjainan lain tak hanya terbatas dalam bentuk tasa dan topi tapi juga aneka produk lain yang layak dijadikan souvenir untuk ole-oleh bagi para sahabat, atau orang terkasih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar