Jumat, 29 Juni 2012

Berpeluh Keringat, Siswa Berburu Uang Jajan dengan Menjadi Kuli Angkat Barang


Liburan Panjang. Masa liburan panjang dimanfaatkan sejumlah siswa sekolah di majene, Sulawesi barat untuk mencari uang jajan dan biaya tambahan guna membantu orang tua meringankan biaya kebutuhan pendidikan mereka. Sejumlah siswa misalnya menjadi kuli bangunan di sejumlah proyek pembangunan rumah dan sebagian siswa lainnya mengisi waktu liburan mereka dengan cara menjadi kuli angkat barang di sejumlah toko dan kios yang membutuhkan jasa mereka.

Berpeluh keringat dibawah cuaca panas matahari yang membakar kulit tanpa ampun, tak menyurutkan semangat Rasyid dan Ilham, dua siswa sekolah SMP di Majene ini mundur dari profesi barunya sejak awal musim liburan pekan lalu. Dengan telaten Rasyid dan ilham mengangkat tumpukan rak-rak yang penuh telur dan barang lainnya dari mobil ke toko atau sebaliknya.

Rasyid dan Ilham, dua siswa smp di Majene ini memandang, waktu liburan panjang menjadi kesempatan yang berharga untuk berburu uang jajan. Memang banyak tawaran pekerjaan yang menjanjikan upah lumayan seperti menjadi buruh pemecah kulit kemiri, pembuat kopra atau menjadi buruh bangunan di sejumlah proyek pembangunan perumahan. Namun Rasyid memilih menjadi kuli angkat barang di toko-toko dan kios yang membutuhkan jasanya.

Banykanya toko dan kios yang membutuhkan jasa angkat barang tak membuat para siswa ini tak kehilangan order. Sejak sepekan terakhir, Rasyid dan Ilham mengaku kebanjiran pemrintaan pemilik toko yang bersedia menggunakan jasanya. Karena tawaran banyak, Rasyid dan Ilham tentu saja memilih toko dan kios yang menawarkan honor lebih tinggi yang menjadi priorotas.

Rasyid berharap uang jerih payahnya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu perhari bisa ditabung untuk uang jajan dan membantu orang tua untuk menyediakan biaya pendidikannya.

Awaluddin, pemilik toko di kawasan pasar sentral Majene sebetulnya faham bahwa mempekerjakan anak dibawah umur seperti Rasyid dan Ilham adalah sebuah tindakan kekerasan yang melanggar undang-undang perlindungan anak. Namun karena alasna kemanusiaan, para siswa ini ingin mencari uang jajan dan biaya tambahan sebelum masa sekolah tiba, sejumlah pemilik toko terpaksa mempekerjakan mereka dengan upah yang setara dnegan jasa orang dewasa untuk sebuah pekrjaan yang sama. “:Kasihan mereka pak, kan liburan mereka beralasna mencari uang jajan dan membantu meringankan biaya hidup dari orang tua mereka,”ujar Awaluddin pemilik toko tempat kedua bocah ini mengais reski. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar