Rabu, 09 Mei 2012

Perutnya Membesar, Fika Dilarikan ke Rumah Sakit


Seorang bocah kelas satu sd di Polewali mandar, sulaweis barat yang menderita pembesaran limpah hingga kesulitan berjalan dan membawa perutnya yang terus membesar, akhirnya dirawat di rumah sakit setempat. Sejak terserang pembesaran .limpah sang bocah tak bisa lagi bermain dan bersekolah seperti anak-anak tetangganya. Permintaan dokter agar bocah ini dirujuk ke rumah sakit makassar,karena alasan keterbatasan tenaga dokter ahli dan fasilitas rumah sakit untuk operasi, tak kunjung dirujuk ke rumah sakit di makassar, karena alasan kedua orang tuanya yang hanya bermodal jamkesda, tak mampu memngupayakan biaya operasi yang dipoerkiraakan jutaan rupiah.

Fika (6) bocah kelas satu SD di desa Silopo, kecamatan Binuang, Polewali mandar ini akhirnya dirawat seadanya di rumah sakit umum daerah Polewali mandar. Fika yang dirawat di zal anak rumah sakit umum daerah Polewali mandar kini kesulitan berjalan dan membawa perutnya yang terus membesar akibat pembesaran limpah yang tak kunjung ditagani.

Pembesaran limpah yang diderita Fika bermula ketika setahun lalu bocah bungsu dari 3 bersaudara ini menderita demam tinggi disertai batuk-batuk cukup lama. Tak lama kemudian Fika mengeluh sakit di bagian perutnya. Beberapa bulan kemudian perut Fika tampak membesar dan tidak normal seperti anak-anak seusianya. Ria, orang tua sang bocah pun makin cemas lantaran pertumbuhan perut anaknya terus membesar dan mengeras seperti batu.

Sudah tiga bulan lebih Fika kini tak bisa menikmati masa kanak-kanak yang indah dengan bermain dan bepergian ke sekolah seperti teman-teman sebayanya. Meski Fika tergolong anak berprestasi dan meraih predikat rangking II di sekolahnya, namun karena kondisi perutnya yang semakin membesar dan kesulitan bergerak, Fika kini terpaksa hanya terbaring di bangsal rumah sakit.




Selasa kemarin atas prakarsa sejumlah lembaga peduli anak dan kesehatan membawa sang bocah ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan agar pembesaran limpah yang menyebbakan perutnya semakin membsar bisa disembuhkan. Namun karena alasan dokter ahli terbatas dan fasilitas operasi tak ada, hingga kini Fika masih terbaring di rumah sakit Polewali.

Ria, orang tua sang bocah yang hanya bekerja sebagai penggarab kebun milik orang lain di desanya mengaku tak sanggup mengupayakan biaya operasi anaknya. Modal jamkesda yang digunkan Ria membawa anaknya ke rumah sakit dipastikan akan tertolak rumah sakit di Makassar tanpa bisa membawa Jamkesmas. 

Ria, ibu kandung Fika mengaku hanya bisa mengusap dada menyaksikan penderitaan anaknya. Ria sadar untuk sembuh anaknya harus menjalani operasi, tapi karena memerlukan biaya besar, sementara ria dan suaminya yang hanaya bekerja sebagai petani penggarap kebun milik orang lain di desanya, Ria terpaksa hanya bsia mengelus dada dan meminta anaknya bersabar. “Saya hanya kerap mengusap kepala anak saya jika meringis sakit,”ujar Ria.

Sejumlah pemerhati anak dan lemnaga peduli kesehatan di Polewali kini sednag berupaya memncari jalan keluara agar anak ini segera menjalani operasi penyembuhan di rumah sakit Makassar.

Apa pun argumentasinya, Fika adalah warga negara Indonesia yang sah dan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dari negara. Ketiadaan dan jamkesmas dan Prosedur birokrasi pelayanan kesehatan yang berbelit-belit adalah bukti nyata prakkat isntitusi negara telah melakukan pelanggaran "Hak Asasi manusia". Fika hanya potret kecil betapa pelayanan kesehatan terutama kakum miskin di negeri ini kerap dipandang sebelah mata.

Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi Indonesian Human Rights Blog Award (IHRBA) sebuah program yang digagas oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia

1 komentar:

  1. Ya, aku setuju, sebagai warga negara indonesia Fika berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yg baik, dan juga tentunya mendapatkan bantuan dari PemDa, jika keluarga Fika tidak mampu dalam membayar administrasi rumah sakit. Hal ini juga berlaku untuk Fika-Fika lainnya di Indonesia. Mohon beri komentar juga pada tulisanku yang ini ya Hak Anak Sebagai Amanah Tuhan dan UUD RI

    BalasHapus