Sabtu, 16 Februari 2013

Gereja Tertua Toraja Mamasa jadi Objek Wisata



coba coba
Gereja Tertua Mamasa
Gereja tertua Toraja Mamasa di wilayah Sulawesi hingga hingga kini tetap berdiri kokoh. Gereja peninggalan zaman Belanda ini tetap dipelihara dan dilestarikan warga kabupaten Mamasa Sulawesi barat sebagai salah satu cagar budaya. Meski beberapa bagian telah berubah, namun bentuk dan sejumlah ornamennnya termasuk tulisan Belanda dan ukiran khas Mamasa hingga kini tetap dipertahannkan sebagai cirri khas gereja ini. Dua buah lonceng tua yang diperkirakan sama tuanya dengan gereja ini menjadi salah satu cagar budaya Mamasa yang kini jadi objek wisata budaya.di Sulawesi barat.
Gereja Toraja Mamasa, Klasis Tawalian Mamasa Sulawesi barat ini diperkirakan berdiri ratusan tahun lalu. Meski tidak ada dokumen sejarah yang bisa menjelaskan secara detail sejarah berdirinya gereja ini, namun ukiran dan sejumlah tulisan Belanda masih tetap dijaga warga sebagai cirri khas gereja tertua Toraja Mamasa yang juga menjadi salah satu cagar budaya di wilayah Sulawesi barat.

Meski beberapa bagian gereja seperti daun jendela dan pintu telah dirubah karena lapuk dimakan usia, namun bentuk asli gereja ini termasuk sejumlah ornament penting seperti ukiran dan tulisan Belanda di sekeliling gereja kebanggaan Mamasa ini tetap dipertahankan warga hingga kini. Konon Gereja ini dibangun menggunkan kayu khusus. Tak heran jika bentuk gereja hingga kini tetap berdiri kokoh dan dipertahankan seperti bentuk aslinya.

Dua buah lonceng tua berukuran cukup besar dan kecil yang terbuat dari kuningan ini tetap digantung di salah satu bagian gereja. Diperkirakan lonceng ini umurnya sama tuanya dengan gereja ini. Meski sudah jarang digunakan namun tetap dipelihara dan dirawat warga sebagai salah satu kekayaan cagar budaya Sulawesi barat. Beberapa bagian lonceng ini memang sudah retak  namun masih sering digunkana terutama pada hari raya natal dan tahun baru.

Bongga Bulawang, salah satu penjaga gereja tertua ini mengatakan sejak puluhan tahun lalu konstruksi gereja tua ini tampak tetap kokoh meski beberapa nagian gereja telah direnovasi. Tiang-tiang penyangga atap dan Menara gereja iin seluruhnya masih merubakan bentuk bangunan aslinya. “Seluruh konstruksi bangunan seperti atap, dinding dan menara gereja masih asli dan belum pernah mengalami perubahan bentuk,”ujar Bongga Bulawang.

Pendeta Samuel menyebutkan, gereja kebanggaan Sulawesi barat ini tercatat sebagai gereja paling tua di Sulawesi barat bahkan Sulawesi selatan. Meski beberapa bagiannya mengalami perubahan namun bentuk aslinya termasuk sejumlah ornament penting di dalamnya seperti tulisan peninggalan zaman benlanda dan ukiran khas Mamasa hingga kini tetap dijaga sebagai salah satu cirri khas sekaligus sebagai salah satu kekayaan cagar budaya Sulawesi barat.

Tak heran jika gerja Toraja Mamasa yang telah menjadi salah satu objek wisata budaya di Sulawesi barat ini kerap dikunjungi wisatawan asing seperti Amerika, Belanda dan Australia setiap tahunnya.

Sayangnya, pertambahan jumlah jemaat yang pesat seiring pertumbuhan penduduk kota Mamasa membauat daya Tampung getreja berkapasitas hingga 800 jemaat ini  kini sudah tak mampu menampung aktifitas jemaatnya. (14022013/ Edy Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar