Gereja Tertua Mamasa |
Gereja Toraja Mamasa, Klasis Tawalian Mamasa Sulawesi barat
ini diperkirakan berdiri ratusan tahun lalu. Meski tidak ada dokumen sejarah
yang bisa menjelaskan secara detail sejarah berdirinya gereja ini, namun ukiran
dan sejumlah tulisan Belanda masih tetap dijaga warga sebagai cirri khas gereja
tertua Toraja Mamasa yang juga menjadi salah satu cagar budaya di wilayah
Sulawesi barat.
Meski beberapa bagian gereja seperti daun jendela dan pintu
telah dirubah karena lapuk dimakan usia, namun bentuk asli gereja ini termasuk
sejumlah ornament penting seperti ukiran dan tulisan Belanda di sekeliling
gereja kebanggaan Mamasa ini tetap dipertahankan warga hingga kini. Konon
Gereja ini dibangun menggunkan kayu khusus. Tak heran jika bentuk gereja hingga
kini tetap berdiri kokoh dan dipertahankan seperti bentuk aslinya.
Dua buah lonceng tua berukuran cukup besar dan kecil yang
terbuat dari kuningan ini tetap digantung di salah satu bagian gereja. Diperkirakan
lonceng ini umurnya sama tuanya dengan gereja ini. Meski sudah jarang digunakan
namun tetap dipelihara dan dirawat warga sebagai salah satu kekayaan cagar
budaya Sulawesi barat. Beberapa bagian lonceng ini memang sudah retak namun masih sering digunkana terutama pada
hari raya natal dan tahun baru.
Bongga Bulawang, salah satu penjaga gereja tertua ini
mengatakan sejak puluhan tahun lalu konstruksi gereja tua ini tampak tetap
kokoh meski beberapa nagian gereja telah direnovasi. Tiang-tiang penyangga atap
dan Menara gereja iin seluruhnya masih merubakan bentuk bangunan aslinya.
“Seluruh konstruksi bangunan seperti atap, dinding dan menara gereja masih asli
dan belum pernah mengalami perubahan bentuk,”ujar Bongga Bulawang.
Pendeta Samuel menyebutkan, gereja kebanggaan Sulawesi barat
ini tercatat sebagai gereja paling tua di Sulawesi barat bahkan Sulawesi
selatan. Meski beberapa bagiannya mengalami perubahan namun bentuk aslinya
termasuk sejumlah ornament penting di dalamnya seperti tulisan peninggalan
zaman benlanda dan ukiran khas Mamasa hingga kini tetap dijaga sebagai salah
satu cirri khas sekaligus sebagai salah satu kekayaan cagar budaya Sulawesi
barat.
Tak heran jika gerja Toraja Mamasa yang telah menjadi salah
satu objek wisata budaya di Sulawesi barat ini kerap dikunjungi wisatawan asing
seperti Amerika, Belanda dan Australia setiap tahunnya.
Sayangnya, pertambahan jumlah jemaat yang pesat seiring
pertumbuhan penduduk kota Mamasa membauat daya Tampung getreja berkapasitas
hingga 800 jemaat ini kini sudah tak
mampu menampung aktifitas jemaatnya. (14022013/ Edy Junaedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar