Sayyang Pattuddu. Tahukah anda, menunggang kuda sambil diarak berkeliling kampung dan disaksikan ribuan pasangan mata di sepanjang jalan, ternyata menjadi salah satu motivator berprestasi bagi anak-anak di Polewali Mandar, Sulawesi barat, terutama dalam hal baca tulis Al quran. Tak heran jika anak-anak di Polewali mandar berlomba dan memacu diri membaca dan menulis Al quran dengan baik dan benar dalam waktu singkat, agar mereka kelak bisa diarak keliling kampung menggunakan kuda bak raja dan ratu seharian.
Memang belum ada
penelitian ilmiah yang menjelaskan hubungan atau korelasi antara menunggang
kuda dan motivasi berprestasi anak-anak dalam belajar. Namun di Polewali Mandar
tradisi menunggang kuda sambil berpakaian tradisi Arab dan Mandar bak raja dan
ratu seharian, yang menjadi salah satu ikon wisata budaya kebanggaan suku
mandar, diakui warga dan anak-anak menjadi salah satu yang hal melecut semangat
mereka menyelesaikan baca tulis al quran dengan baik dan benar, hanya dalam waktu
singkat antara 8 sampai 10 bulan. Umumnya anak-anak di Polewali Mandar
menyelesaikan bacaan Al quran mulai dari bacaan Iqra sampai hatam 30 jus Al
Quran tak cukup dari setahun.
Ardi, salah satu
peserta karnaval kuda atau Sayyang Pattuddu di Polewali mandar, Sabtu (12/5) mengaku
bangga dan senang jadi pusat perhatian warga di sepanjang jalan. Antusias warga
menyaksikan arak-arakan kuda yang membawa anak-anak dihias bak raja dan ratu
ini membuat setiap rute jalan yang dilalui, terjebak kemacetan panjang selama
berjam-jam. “Saya senang setelah menyelesaikan bacaan al Quran selama 8 bulan
saya bisa naik kuda seperti teman-teman lainnya,”ujar Ardi yang disambut bak
pahlawan oleh keluarganya usai berkeliling menunggang kuda.
Tak hanya anak-anak
yang bergembira, para orang tua pun bangga karena anak-anak mereka yang telah
berprestasi menyelesaikan baca tulis alquran dengan baik dan benar, diarak
keliling kota sambil berpakaian tradisi arab atau Mandar. Tak heran jika
tradisi sayyang pattuddu yang telah menjadi salah sati icon pariwisata di
Polewali Mandar hingga kini tetap lestari. “Saya bangga tiga anak saya bisa
sukses menyelesaikan bacaan al quran mereka dengan singkat dibanding anak-anak
lainnya,”ujar Mustajab, salah satu orang tua di kecamatan Balanipayang anaknya
ikut menunggang kuda sambil diarak keliling kampung.
Pimpinan tarekat Qodariah, KH Muh Saleh mengakui peran budaya menunggang kuda menjadi motivator para orang tua dan anak-anak dalam berprestasi khusnya membaca dalam Al Quran. “Budaya atau tradisi mandar yang sarat pesan-pesan dan nilai agama di dalamnya menjadi pelecut semangat anak-anak dalam belajar menyelesaikan baca tulis Al Quran mereka dalam waktu singkat.
Tradisi suku mandar
yang tetap terpelihara sejak ratusan tahun lalu hingga kini tetap menjadi
tontonan yang menghibur warga. Setiap karnaval kuda atau sayyang pattuddu di
gelar di setiap desa atau kecamatan, selalu disambut antusias warga setempat,
terbuktu setiap jalur jalan yang dilalui selali disesaki warga yang yang menyaksikan pertunjukan budaya khas mandar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar