Rabu, 02 Mei 2012

Ditolak Bersalin, Keluarga Pasien Mengamuk di Rumah Sakit


Ditolak Bersalin. Kesal karena ditolak dokter dan bidan rumah sakit tanpa alasan yang rasional, puluhan keluarga pasien mengamuk di ruang bersalin rumah sakit umum daerah (rsud) Polewali mandar, Sulawesi barat/  tadi malam. Mereka kesal lantaran keluarga mereka yang hampir melahirkan tidak mendapat penanganan medis oleh petugas rumah sakit. Dokter dan bidang rumah sakit beralasan sang pasien ditolak karena menggunakan jampersal. Meski akhirnya memilih jadi pasien umum/ ibu yang sedang berjuang melawan maut ini tak kun jung ditagani petugas. Bidan rumah sakit malah meminta sang pasien agar di rujuk ke rumah sakit Pare-pare.

Tidak teriuma alasan dokter dan bidan rumah sakit yang menolak keluarganya diterima bersalin di rumah sakit umum daerah polewali mandar, Selasa (01/5) petanmg tadi, puluhan keluarga pasien ini mengamuk di ruang persalinan rumah sakit umum daerah polewali mandar. Sejumlah bidang yang dinilai mengabaikan hak pelayanan pasien yang sedang sekarat nyaris dipukuli keluarga pasien.

Keluarga pasien kesal karena dokter dan bidang yang seharusnya memberi pertolongan pada pasie yang sekarat malah terkesan menghindar.

Takut jadi sasaran amuk keluarga pasien, sejumlah bidan memilih kabur dari rumah sakit entah kemana. Sementara Nur Asia yang sudah menunggu waktu melahirkan,. hanya bisa meringis kesakitan tanpa mendapat penanganan dokter maupun bidang rumah sakit, agar bisa melahirkan dengan selamat.

Meski semula masuk menggunakan jamkesmas, keluarga nur asia akhirnya memilih menjadi pasien umum dengan harapan segera mendapat tindakan medis untuk menyelamatkan ibu dan bayinya yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya. Sayangnya meski sudah bersatus pasein umum tetap saja ditolak dokter dan bidang dengan beragam alasan yang tidak bisa diterima keluarga pasien. Keluarga pasien makin kalap dan memburu sejumlah bidang yang dinilai mempermainkan keluarga meraka.



Maklum, untuk sampai ke rumah sakit Nur Asia sempat berjuang selama berjam-jam dalam pewrjalanan dari desanya menuju rumah sakit. Namun tiba di rumah sakit Nur Asia malah ditolak dokter dan bidan tanpa alasan yang jelas.

Meski undang-undang negara menjamin hak setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak. namun praktek pengabaian hak-hak pasien yang sudah emnjadi hak asasi manusia bagi setiap warga masih saja kerap dijumpai. Mengabaikan pelayanan kesehatan adalah sebuah pelanggaran "Hak Asasi Manusia"

Merasa diabaikan dokter dan petugas rumah sakit, Nur asia yang terus meringis menahan rasa  sakit akhirnya dipulangkan keluarganya ke kampung halamannya kembali di kecamatan Tapango, Polewali mandar. Nur Asia yang tampak pucat pasi menahan rasa sakit, terpaksa digotong keluarganya kembali naik angkutan umum ke kampung halamannya. Saya bemar-benar kecewa. Uang lebih berharga daripada menolong nyawa seorang ibu yang sedang sekarat karena ingin melahirkan,”ujar Andis kesal.

Rencananya nur asia akan dibawah keluarganya ke dukun kampung agar bisa melahirkan dengan selamat. Andis yang kecewa berharap istrinya masih bisa bertahan hingga tiba di tangan dukun. Andis benar-benar kecewa dengan pelayanan pihak rumah sakit yang dinilai lebih beroorinetasi bisnis murni dari pada berperan menyelamatkan warga yang sedang sekarat, apalagi sang pasien bersedia menanggung segala biaya yang dibutuhkan untuk membayar jasa dokter dan bidan. 


Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi Indonesian Human Rights Blog Award (IHRBA) sebuah program yang digagas oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.

1 komentar:

  1. miris sekali membaca cerita di atas .
    padahal di sumpah profesi, jelas-jelas tercantum "tidak akan membeda-bedakan pasien, dilihat dari segi apaun". semoga keluarga yang diperlukakan tidak terhormat tsb tabah, dan ibu selamat. dan untuk petugas kesehatan di lokasi tsb, semoga diberi pencerahan .

    BalasHapus