Gizi Buruk. Delapan bocah dalam satu kelurahan di Polewali mandar, Sulawesi barat divonis menderita gizi buruk. Minimnya asupan gizi yang cukup dimasa pertumbuhan mereka, serta serangan penyakit yang cukup lama yang tidak diperiksakan ke petugas kesehatan, menjadi salah satu pemicu banyaknya anak-anak di wilayah ini menderita gizi buruk. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya kesadaran warga akan pentingnya kesehatan anak sebagai generasi penerus bangsa. Minimnya pendapatan ekonomi para orang tua mereka, kian mempermudah anak-anak mereka terserang gizi buruk.
Di kelurahan
Takatidung Polewali Mandar yang penduduknya rata-rata berprofesi sebagai
nelayan dan buruh tani ini misalnya, terdapat delapan bocah berumur 1 – 2 tahun
dinyatakan menderita gizi buruk. Penyebabnya selain dipicu karena pemberian
asupan gizi yang tidak memenuhi standar kesehatan yang layak untuk anak, juga
karena kondisi sanitasi lingkungan tempat tinggal mereka yang tidak bersih dan
sehat.
Ibu Resky, salah satu
warga dusun Mangaramba, Takatidung, Polewali mandar yang kini mulai rutin mengontrol
anaknya ke puskesmas dan pustu terdekat sejak anaknya ditetapkan menderita gizi
buruk, mengaku gizi buruk yang menyerang anaknya lantaran sebelumnya menderita
sakit demam cukup lama. Sejumlah warga lainnya beralasan gizi buruk menyerang
anaknya karena tak bisa memenuhi standar pemberian gizi yang layak untuk
anaknya, lantaran pendapatan mereka sebagai nelayan kecil, jauh dari cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga mereka..
Petugas Puskesmas
Pekkabata Polewali Mandar, Muh Ihsan mengakui adanya 8 anak di kelurahan
Takatidung yang dinyatakan gizi buruk. Menurut Ihzan rendahnya kesadaran warga,
minimnya pendap[atan ekonomi warga, serta kondisi lingkungan sebagian warga
yang tidak sehat menjadi pemicu terjadinya gizi buruk.
Untuk memperbaiki
gizi dan kesehatan bocah yang menderita gizi buruk, petugas telah menginterpensi
kesehatan para korban secara rutin dengan cara memberi susu, biskuit dan
makanan tambahan lainnya secara rutin, selama 3 bulan untuk tahap awal.
Potret buram anak-anak Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan dan menderita gizi buruk dengan mudah dijumpai di negeri ini. Keterbelakangan sosial dan pendidikan umumnya memang masih menajdi pemicu utama banyaknya anak-anak di negeri ini memnderita gizi buruk. Sinergitas instansi terkait yang kurang terpadu dalam menanggulangi problem sosial termasuk penyakit gizi buruk yang menimpa rata-rata anak-anak yang miskin secara ekonomi dan pendidikan mestinya menjadi PR pemerintah dan masyarakat dalam menanggulkangi hal ini.
Apa pun alasannya masih mudahnya anak-anak di tanah air ditemukan menderita gizi buruk adalah sebuah potret kegagalan pemerintah menjamin kesehatan bagi setiap warga negaranya sebagimana diatur dalam undang-undang. Dan ini adalah sebuah bentuk Pelanggaran Hak Asasi manusia yang tak bisa segera diatasi negara.
Potret buram anak-anak Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan dan menderita gizi buruk dengan mudah dijumpai di negeri ini. Keterbelakangan sosial dan pendidikan umumnya memang masih menajdi pemicu utama banyaknya anak-anak di negeri ini memnderita gizi buruk. Sinergitas instansi terkait yang kurang terpadu dalam menanggulangi problem sosial termasuk penyakit gizi buruk yang menimpa rata-rata anak-anak yang miskin secara ekonomi dan pendidikan mestinya menjadi PR pemerintah dan masyarakat dalam menanggulkangi hal ini.
Apa pun alasannya masih mudahnya anak-anak di tanah air ditemukan menderita gizi buruk adalah sebuah potret kegagalan pemerintah menjamin kesehatan bagi setiap warga negaranya sebagimana diatur dalam undang-undang. Dan ini adalah sebuah bentuk Pelanggaran Hak Asasi manusia yang tak bisa segera diatasi negara.
Petugas puskesmas dan
pustu yang menjadi ujung tombak upaya perbaikan standar gizi dan kesehatan
masyarakat di Polewali Mandar, kini memang gencar melakukan kampanye dan
sosialisasi penyadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak
sebagai generasi penerus bangsa. Namun kampanye penyadaran pentingnya kesehatan
masyarakat, tanpa ditunjang dengan upaya pemberdayaan ekonomi warga secara
mandiri dan serius dari pemerintah, Upaya perbaikan kesehatan masyarakat hanya
akan jalan di tempat. Desakan
kebutuhan ekonomi yang tak bisa ditunda kerap memkasa keluarga mengabaikan
semuanya termasuk kesehatan anaknya sendiri.
Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi Indonesian Human Rights Blog Award ( IHRBA ) sebuah program yang digagas oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar