Minggu, 08 April 2012

Pesona Hutan Margasatwa Mampie Meredup

Suaka Margasatwa Ribuan hektar hutan bakau yang termasuk dalam kawasan hutan suaka margasatwa Mampie, polewali mandar, sulawesi barat, yang menjadi salah satu hutan kebanggan indonesia dan dunia, tak bisa diselamatkan. Abrasi pantai akibat perambahan dan pengalihfungsian hutan secara serampangan menjadi lahan tambak makin mempercepat kerusakan alam dan ekosistem fauna di lokasi ini. Dampak kerusakan hutan lindung di lokasi ini tidak hanya membuat 272 spesies burung langka dan cantik menghilang, tapi kawasan pemukiman pendudk dan areal tambak di tiga desa kerepotan mneghadapi banjir rob.


Minimnya political will pemerintah dalam menjaga ekosisitem alam dan hutan suaka margasatwa yang menjadi salah satu kebanggan Indonesia dan dunia ini menjadi salah satu pemicu cepatnya hutan dikawasan ini rusak dan menyusut. Data kemeneterian kehutanan dan Pertanian mencatat 1000 hektar lebih kawasan hutan lindung ini dihinggapi aneka fauna langka dan cantik seperti burung bangau hitam dan putih, belibis, biawak raksasa, burung mandar, termasuk brung cantik yang bermigrasi dari australia (Pelacenus conspicilatus) makin sulit dijumpai.

Abrasi pantai akibat pembabatan hutan bakau yang tidak terkendali di kawasan ini menyebabkan hutan lindung yang luasnya lebih dari 1000 hektar kini tinggal hanya beberapa persen saja, itu pun hanya yang tinggal di bibir pantai, selebihnya sudah dirambah dan dialihfungsikan warga menjadi areal tambak. Hanya tinggal 20 persen hutan bakau yang masih tersisa itu pun hanya ada di sepanjang bibir pantai mampie.

Pembabatan hutan secara serampangan tidak hanya menyebbakan 272 fauna cantik dan langka di kawasan ini menghilang, namun kawasan pemukiman penduduk di sejumlah desa di sekitarnya kerepotan mneghadapi banjir rob akibat abrasi pantai yang terus merangsek masuk ke kawasan pemukiman pendudk dan areal tambak di sekitarnya.

Pada hal kawasan hutan bakau mampie ini menjadi salah satu magnet wisatawan mancanegara. Ratusna wisatan yang pernah berkunjung ke Polewali tujuan perjalan mereka adalah menyaksikan keindahan aneka burung langka dan cantik di kawasan hutan ini.

Kepala seksi konservasi sumber daya alam wilayah satu Sulbar, Nuralam




Menyebutkan minimnya dukungan pemerintah dalammejaga kelestarian hutan kebanggaan mampie menjadi pemicu makin maraknya perambahan hutan di kawasan ini. Maraknya angin kencang yang memporak-porandakan pemukiman penduduk di Polewali menuutt Nuralam salah satu pemicunya karena huta bakau yang menjadi penyangga di sepanjang pantai Polewali telah rusak.

Menurut Nuralam tidak ada alasan siapa pun yang bisa mengalihfungsikan kawasan hutan lindung sepanjang sk menteri kehutana dan pertanian yang sudah menetapkan kawasan ini sebagai hutan lindung atau kawasan swaka margasatwa belum dicabut.

Nuralam berharap kepada warga dan pemerintah setempat agar ikut bersama membangun kesadaran lingkungan demi masa depan Polewali. Membangun tampa mempertimbangakan resiko lingkungan dalam waktu panjang pada akhinrya apa yang dibangun saat ini akanmenjadi sia-sia saja karena akan rusak oleh alam sendiri.  (Posted by : Edy Junaedi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar