Suaka Margasatwa Ribuan hektar hutan
bakau yang termasuk dalam kawasan hutan suaka margasatwa Mampie, polewali
mandar, sulawesi barat, yang menjadi salah satu hutan kebanggan indonesia dan
dunia, tak bisa diselamatkan. Abrasi pantai akibat perambahan dan
pengalihfungsian hutan secara serampangan menjadi lahan tambak makin
mempercepat kerusakan alam dan ekosistem fauna di lokasi ini. Dampak kerusakan
hutan lindung di lokasi ini tidak hanya membuat 272 spesies burung langka dan
cantik menghilang, tapi kawasan pemukiman pendudk dan areal tambak di tiga desa
kerepotan mneghadapi banjir rob.
Menyebutkan minimnya dukungan pemerintah dalammejaga kelestarian hutan kebanggaan mampie menjadi pemicu makin maraknya perambahan hutan di kawasan ini. Maraknya angin kencang yang memporak-porandakan pemukiman penduduk di Polewali menuutt Nuralam salah satu pemicunya karena huta bakau yang menjadi penyangga di sepanjang pantai Polewali telah rusak.
Minimnya political
will pemerintah dalam menjaga ekosisitem alam dan hutan suaka margasatwa yang
menjadi salah satu kebanggan Indonesia dan dunia ini menjadi salah satu pemicu
cepatnya hutan dikawasan ini rusak dan menyusut. Data kemeneterian kehutanan
dan Pertanian mencatat 1000 hektar lebih kawasan hutan lindung ini dihinggapi
aneka fauna langka dan cantik seperti burung bangau hitam dan putih, belibis,
biawak raksasa, burung mandar, termasuk brung cantik yang bermigrasi dari
australia (Pelacenus conspicilatus) makin sulit dijumpai.
Abrasi pantai akibat
pembabatan hutan bakau yang tidak terkendali di kawasan ini menyebabkan hutan
lindung yang luasnya lebih dari 1000 hektar kini tinggal hanya beberapa persen
saja, itu pun hanya yang tinggal di bibir pantai, selebihnya sudah dirambah dan
dialihfungsikan warga menjadi areal tambak. Hanya tinggal 20 persen hutan bakau
yang masih tersisa itu pun hanya ada di sepanjang bibir pantai mampie.
Pembabatan hutan
secara serampangan tidak hanya menyebbakan 272 fauna cantik dan langka di kawasan
ini menghilang, namun kawasan pemukiman penduduk di sejumlah desa di sekitarnya
kerepotan mneghadapi banjir rob akibat abrasi pantai yang terus merangsek masuk
ke kawasan pemukiman pendudk dan areal tambak di sekitarnya.
Pada hal kawasan
hutan bakau mampie ini menjadi salah satu magnet wisatawan mancanegara. Ratusna
wisatan yang pernah berkunjung ke Polewali tujuan perjalan mereka adalah
menyaksikan keindahan aneka burung langka dan cantik di kawasan hutan ini.
Kepala seksi
konservasi sumber daya alam wilayah satu Sulbar, Nuralam
Menyebutkan minimnya dukungan pemerintah dalammejaga kelestarian hutan kebanggaan mampie menjadi pemicu makin maraknya perambahan hutan di kawasan ini. Maraknya angin kencang yang memporak-porandakan pemukiman penduduk di Polewali menuutt Nuralam salah satu pemicunya karena huta bakau yang menjadi penyangga di sepanjang pantai Polewali telah rusak.
Menurut Nuralam tidak
ada alasan siapa pun yang bisa mengalihfungsikan kawasan hutan lindung
sepanjang sk menteri kehutana dan pertanian yang sudah menetapkan kawasan ini
sebagai hutan lindung atau kawasan swaka margasatwa belum dicabut.
Nuralam berharap
kepada warga dan pemerintah setempat agar ikut bersama membangun kesadaran
lingkungan demi masa depan Polewali. Membangun tampa mempertimbangakan resiko
lingkungan dalam waktu panjang pada akhinrya apa yang dibangun saat ini
akanmenjadi sia-sia saja karena akan rusak oleh alam sendiri.
(Posted by : Edy Junaedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar