Flu Burung Serangan flu burung
yang kini merebak di sejumlah lokasi di Polewali mandar, sulawesi barat, sejak
sepekan terakhir, membuat sejumlah peternak di wilayah ini bangkut. Ribuan ekor
ayam mereka mati mendadak. Investasi modal awal yang mereka tanamkan hingga 50
juta lebih, raib hanya dalam waktu seketika. Ayam potong siap panen milik para peternak
tiba-tiba terjangkit flu burung, sebelum sempat dilempar ke pasaran. Sejumlah
peternak kini kesulitan mencari modal awal agar usahanya tetap berlanjut.
Muhammad Yusuf, salah
satu peternak ayam potong di kelurahan Manding, Polewali Mandar ini hanya
pasrah dan mengusap dada. 2000 ekor ayam yang dinvestasikan di kandangnya
seluruhnya mati terserang flu burung, hanya dalam tempo 5 hari. Tak satu pun
ayamnya yang bisa dijual untuk menutupi kerugiannya.
Semula flu burung hanya
menyerang 18 ayamnya, namaun dalam waktu singkat penyakit mematikan ini
menyerang ayam lainnya. Pada hal Yusuf baru berencana akan menjual ayamnya ke
pasar tiga hari mendatang.
Akibat serangan flu burung, Yusup mengaku mengalami kerugian materi berupa biaya DOC atau bibit ayam, pakan dan obat-obatan mencapai rp 50 juta lebih. Kandang ayamnya kini kosong melompong. Hanya peralatan dan tempat makan ayam yang tersisa dikandangnya. Agar penyakit mematikan ini tidak menyebar luas ke peternak lainnya termasuk peternak ayam tradisonal di sekitarnya, Yusuf kini berusaha membersihkan kandang-kandangnya dengan semprotan desinfektan. “Kerigian saya pak mencapai rp 50 juta. Pada hal ayam saya sudah hamper dipasarkan tiba-tiba mati terserang flu buurng, jadinya tidak sempat dijual ke konsumen karena keburu mati,”ujar Yusuf.
Polmang, peternak ayam
lainnya di kelurahan Mambulilling juga mengalami nasib serupa. 2000 ekor ayam
diinvestasikan di kandangnya mati mendadak setelah terserang flu burung. Dari
2000 ayam yang tinggal sepekan lagi dipanen, kini hanya tersisa 300-an ekor. Itu
pun tak bisa diharap banyak, lantaran kondisinya juga sudah mulai terserang
penyakit. Polmang mengaku investasi modal yang sudah dikucurkan di kandangnya
mencapai Rp 45 juta lebih. Inpian Polmang mengeruk untung hingga belasan juta
pun hanya tinggal hayalan. Jangankan mendulang untung mengembalikan modal
investasi saja jauh dari harapan.
Baik Polmang maupun Muhammad
Yusup kini bingung bagaimana melanjutkan usaha peternakan miliknya. Para
peternak kesulitan investasi modal. pasalnya modal awal yang telah
diinvestasikan hingga puluhan juta lebih, seluruhnya habis. Yusuf dan Polamang misalnya
kini bingung karena kesulitan modal untuk melanjutkan usahanya.
Sejumlah peternak dan
warga menyayangkan langkah pemerintah dalam hal ini Dinas peternakan setempat yang
terkesan kurang antisipatif mengendalikan penyebaran flu burung. Dinas peternakan
hingga kini belum trun tangan melakukan penyemprotan massal di sejumlah lokasi
yang berpotensi terserang wabah flu burung, kendati kini flu burung terus
merebak di berbagai tempat.. (Posted : Edy Junaedi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar