Kamis, 03 November 2011

Luar Biasa, Wanita Tunanetra Rawat 2 Anak Lumpuh dan Ideot


Kalau seorang ibu merawat anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus, rasanya biasa saja. Tapi kalu seorang Tunanetra merawat dua anak orang lain yang lumpuh dan idiot seperti layaknya merawat dan membesarkan anak sendiri mungkin baru luar biasa. Ini ditunjukkan seorang wanita tuna netra di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Meski cacat pisik karena kedua matanya buta sejak kecil, wanita mulia ini bisa merawat dua anak lumpuh dan idiot. Ia bahkan bangga karena bisa merawat dua anak yatim piatu ini seperti layaknya ibu merawat anaknya sendiri. Wanita super ini tergolong wanita berprestasi, karena beberapa kali menyabet penghargaan sebagai penghafal Al-Quran terbaik di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
 Seperti layaknya keluarga sederhana lainnya, Maemuna (47 tahun), wanita tuna netra asal Dusun Taheo, Desa Tapango Barat, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, merawat dua ponakannya yang menderita lumpuh dan ideot sejak kecil. Keduanya menjadi yatim piatu beberapa tahun lalu, dan kini berada di bawah asuhan maemuna yang juga menderita tuna netra dan yatim piatu sejak kecil.
.

Maemuna merawat dan membesarkan dua ponakannya seperti layaknya anak sendiri. Maemuna bahkan menganggap apa yang dbisa merawat anak dengan baik. “Saya anggap anak saya sendiri dan saya bisa belajar bagaimana menjadi istri yang pandai merawat anak dengan belaian kasih sayang, meski saya belum punya suami,” ujar Maemuna sambil tertawa.

Dua ponakan Maemuna, Mansur (27 tahun) dan Mely (22 tahun) dirawat sejak beberapa tahun lalu setelah orang tua kedua penderita cacat ini meninggal dunia. Mely masih beruntung karena masih bisa bergerak dan memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan dan minum, termasuk mencuci piring. Sementara Mansur sepenuhnya menggantungkan hidup pada orang lain termasuk makan dan buang air besar.

Toh ini diterima Maemuna dengan iklas dan dan dianggap sebagai investasi amal ibadah untuk akhirat kelak. Maemuna bahkan bangga karena kedua ponakannya yang cacat ini tidak rewel dan menerima keadaaan apa adanya, termasuk jika kelurga ini hanya makan nasi tanpa lauk pauk. “Saya menikmati hidup ini saja, toh ponakan saya ini tidak rewel, mereka bahkan bisa menjadi teman yang bisa menghibur” ujar maemuna bangga.

Maemuna mengaku mengalami kebutaan karena terserang penyakit cacar sejak umur delapan tahun hingga menyebabkan kedua matanya buta. Karena alasan kemiskinan dan pusat pelayanan kesehatan yang jauh dari desanya, menyebabkan Maemuna tidak mendapatkan pelayanana kesehatan hingga matanya jadi buta.

Keluarga kecil maemuna kini mendapat perhatian khusus pemerintah setempat, karena kemmapuannya membaca dan menghafal al quran dengan baik dan lancar.

Maemuna bahkan berkali-kali mengharumkan nama desanya karena beberpa kali berhasil menyabet penghargaan sebagai jura penghapal al-quran terbaik di tingkat kabupaten dan propinsi.

Asrum Azis, pegawai kecamatan Tapango bangga pada salah satu warganya ini. Selain karena kemuliaan hatinya merawat dua ponakannya yang lumpuh dan idiot seperti anaknya sendiri, juga karena Maemuna terbilang wanita berprestasi. Maemuna berkali-kali mengharumkan nama desanya.

Karena tak punya pekerjaan lain ketiga penyandang cacat yang hidup serumah ini memang sepenuhnya mengantungkan bantuan pada orang lain, termasuk keluarga dan para tetangga.

Tak sedikit warga dan sanak tetangga yang beremapti pada nasib ketiga penyandang cacat ini bersedia membantu kebutuhan hidupnya seperti bantuan beras dan kebutuhan lain untuk ketiga warga cacat ini.

2 komentar:

  1. eh eh ada gambar c,herman my cousin..udah 8 taun gak ketemu

    BalasHapus
  2. herman my cousin..udah 8 taun gak ketemu...miss u

    BalasHapus