Kalau seorang ibu merawat
anaknya dengan penuh cinta dan kasih sayang yang tulus, rasanya biasa
saja. Tapi kalu seorang Tunanetra merawat dua anak orang lain yang lumpuh dan idiot seperti layaknya
merawat dan membesarkan anak sendiri mungkin baru luar biasa. Ini ditunjukkan seorang wanita tuna
netra di Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Meski cacat pisik karena kedua matanya buta sejak
kecil, wanita mulia ini bisa merawat dua anak lumpuh dan idiot. Ia bahkan bangga
karena bisa merawat dua anak yatim piatu ini seperti layaknya ibu merawat
anaknya sendiri. Wanita super ini tergolong wanita
berprestasi, karena beberapa kali menyabet penghargaan sebagai penghafal
Al-Quran terbaik di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Seperti layaknya
keluarga sederhana lainnya, Maemuna (47 tahun), wanita tuna netra asal Dusun
Taheo, Desa Tapango Barat, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, merawat dua
ponakannya yang menderita lumpuh dan ideot sejak kecil. Keduanya menjadi yatim
piatu beberapa tahun lalu, dan kini berada di bawah asuhan maemuna yang juga
menderita tuna netra dan yatim piatu sejak kecil.
.
.
Maemuna merawat dan
membesarkan dua ponakannya seperti layaknya anak sendiri. Maemuna bahkan
menganggap apa yang dbisa merawat anak dengan baik. “Saya anggap anak saya
sendiri dan saya bisa belajar bagaimana menjadi istri yang pandai merawat anak
dengan belaian kasih sayang, meski saya belum punya suami,” ujar Maemuna sambil
tertawa.
Dua ponakan Maemuna,
Mansur (27 tahun) dan Mely (22 tahun) dirawat sejak beberapa tahun lalu setelah
orang tua kedua penderita cacat ini meninggal dunia. Mely masih beruntung
karena masih bisa bergerak dan memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan dan
minum, termasuk mencuci piring. Sementara Mansur sepenuhnya menggantungkan
hidup pada orang lain termasuk makan dan buang air besar.
Toh ini diterima
Maemuna dengan iklas dan dan dianggap sebagai investasi amal ibadah untuk
akhirat kelak. Maemuna bahkan bangga karena kedua ponakannya yang cacat ini
tidak rewel dan menerima keadaaan apa adanya, termasuk jika kelurga ini hanya
makan nasi tanpa lauk pauk. “Saya menikmati hidup ini saja, toh ponakan saya
ini tidak rewel, mereka bahkan bisa menjadi teman yang bisa menghibur” ujar
maemuna bangga.
Maemuna mengaku
mengalami kebutaan karena terserang penyakit cacar sejak umur delapan tahun
hingga menyebabkan kedua matanya buta. Karena alasan kemiskinan dan pusat
pelayanan kesehatan yang jauh dari desanya, menyebabkan Maemuna tidak
mendapatkan pelayanana kesehatan hingga matanya jadi buta.
Keluarga kecil
maemuna kini mendapat perhatian khusus pemerintah setempat, karena kemmapuannya
membaca dan menghafal al quran dengan baik dan lancar.
Maemuna bahkan
berkali-kali mengharumkan nama desanya karena beberpa kali berhasil menyabet
penghargaan sebagai jura penghapal al-quran terbaik di tingkat kabupaten dan
propinsi.
Asrum Azis, pegawai
kecamatan Tapango bangga pada salah satu warganya ini. Selain karena kemuliaan
hatinya merawat dua ponakannya yang lumpuh dan idiot seperti anaknya sendiri,
juga karena Maemuna terbilang wanita berprestasi. Maemuna berkali-kali
mengharumkan nama desanya.
Karena tak punya
pekerjaan lain ketiga penyandang cacat yang hidup serumah ini memang sepenuhnya
mengantungkan bantuan pada orang lain, termasuk keluarga dan para tetangga.
Tak sedikit warga dan
sanak tetangga yang beremapti pada nasib ketiga penyandang cacat ini bersedia
membantu kebutuhan hidupnya seperti bantuan beras dan kebutuhan lain untuk
ketiga warga cacat ini.
eh eh ada gambar c,herman my cousin..udah 8 taun gak ketemu
BalasHapusherman my cousin..udah 8 taun gak ketemu...miss u
BalasHapus