Meski lapangan
diguyur hujan hingga tergenang air sejak malam hingga pagi tadi tidak
mengurangi semangat dan antusias warga Majene, Sulawesi barat menggelar shalat
idul adha secara berjamaah di stadion Parasamya, Majene, Minggu (6/11) pagi
tadi. Ribuan ummat Islam di kota Majene mendatangi lokasi pelaksanaan shalat
idul adha untuk mendapatkan posisi yang lebih baik. Meski sebagain jamaah
terpaksa shalat di samping genangan air, namun tidak mengurangi makna lebaran
tahun ini.
.
.
Ribuan ummat islam di
kota Majene sudah memadati stadion Parasamya Majene, tempat pelaksanaan shalat Idul
adha sejak pagi. Meski lapangan becek dan digenagi air di sana sini, namun hal
tersebut tidak mengurangi semangat dan antusias warga menggelar shalat Idul
Adha secara berjamaah.
Meski kerapihan
barisan jamaah menjadi syarat penting sahnya shalat berjamaah, namun karena
kondisi lapangan becek dan digenangi air membuat barisan jamaah di satdion
terlihat kurang rapih.
Karena tak ada tempat,
sebagian jamah terpaksa menggelar shalat Idul adha di samping genangan air atau
tempat becek agar tetap bisa melaksanakan shalat idul adha secara berjamaah.
Sebagian jamaah yang
tidak tertampung di stadion terpaksa menggelar shalat di jalan raya yang juga
digenagi air dan terlihat becek di sana sini.
Meski kondisi
lapangan becek dan digenagi air hal ini tidak mengurangi antusias dan kehusuan
warga menggelar shalat berjamaah.
Ustads Rajab yang
memimpin Khutbah Idul Adha tahun ini mengigatkan kepada para jamaah betapa
pentingnya pembangunan akhlak dan pendidikan moral sejak dini kepada para
generasi muda. Momentum lebaran Idul Adha menurut Ustads Rajab menjadi ajang untuk menguji seberapa besar
ketulusan ummat islam berkorban untuk orang lain, bukan sebaliknya mengorbankan
orang lain untuk kepentingan sendiri. Idul qurban menanamkan nilai pendidikan
kepada ummat islam untuk senantiasa peduli dan berkorban untuk sesama.
Usai shalat, ribuan
warga yang datang dari berbagai lokasi di kota Majene ini pun larut dalam
suasana saling memaafkan. Para jamaah saling bersalaman dan saling memaafkan. Alangkah
indahnya tradisi Islam ini. Semua larut dalam suasana saling memaafkan dan jauh
dari paraha dan unsur kekerasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar