Kleptomania Anak siapa yang tidak
sedih? di saat dia membutuhkan bimbingan dan panutan orang di sekitarnya,
justru harus hidup terkucil di tengah lingkungan masyarakat, sekolah dan keluarga
yang terlanjur menghukumnya. stuasi ini persis menimpa suburiah, gadis kecil
yang diduga menderita kleptomania atau penyakit kelainan jiwa yang membuat
penderitanya sulit menahan diri untuk tidak mencuri, meski bukan untuk
dinikmati sendiri. Hidup di tengah keluarga yang berantakan karena kedua orang
tuanya bercerai, diduga membuat goncangan kejiwaan hingga suburiha menderita
kleptomania.
Suburiah (10), gadis
kecil asal desa Sugiwaras, kecamatan Wonomulyo Polewali Mandar ini akhirnya
bisa bersekolah kembali. Sebelumnya SUburiah sempat ditolak di sekolah lamanya
karena para guru dan teman-teman sekolahnya terlanjur sudah menghukumnya
sebagai pencuri yang tak bisa dimaafkan.
Meski tampak terlihat
malu di tengah lingkungan sekolah yang baru, namun Suburiah yang diantar orang
tua dan sejumlah pejabat di Pemda dan kantor Dinas Pendidikan tampak
bersemangat ketika diajak pindah sekolah ke tampat yang baru. Meski jam sekolah
baru mulai pukul 7.30 senin (28/11) namun Suburiyah sudah berkemas di rumahnya
sejak pukul 6.00 wita sambil menuggu diantar orang tuanya.
Suburiyah sempat dirantai lebih dari tiga bulan di rumahnya, karena penyakit kejiwaan kleptomania yang dideritanya. Nurlela, ibu kandung Suburiyah beralasan terpaksa merantai anak perempuannya ini lantaran sudah tak tahan menahan cibiran para tetangga yang mengeluhkan perilaku buruk suburiah yang gemar mencuri, meski bukan untuk dimiliki.
Kabid pendidikan,
kantor Dispora Polewali Mandar, Yohanes Peterson berharap, setelah masyarakat
dan keluarga menghukum Suburiyah karena penyakit kejiwaan yang dideritanya, sekolah
barunya bisa menjadi awal yang baik untuk Suburiah tumbuh menjadi anak yang
dewasa seperti anak-anak lainnya. “hanya sekolah satu-satunya menjadi harapan
bagi Suburiah karena masyarakat dan kelaurga sudah terlanjur menghukumnya,”ujar
Kabid pendidkan kantor dispora polman, Yohanes Peterson.
Yang pasti tak boleh ada perlakuan diskriminasi, rasialis atau apa pun perlakuan yang membuat anak hidup tersisih dan merasa tidak setara dengan yang lain adalah sebuah pelanggaran "Hak Asasi Manusia": yang ditentang dunia. Apa pun alasannya sang anak harus mendapatkan lingkungan yang memungkinkan dia tumbuh dan mendapatkan hak-haknya baik sebagai anak maupun sebagai warga negara yang dijamin undnag-undang tanpa harus hidup tersisih dari lingkungan pergaulan.
Yang pasti tak boleh ada perlakuan diskriminasi, rasialis atau apa pun perlakuan yang membuat anak hidup tersisih dan merasa tidak setara dengan yang lain adalah sebuah pelanggaran "Hak Asasi Manusia": yang ditentang dunia. Apa pun alasannya sang anak harus mendapatkan lingkungan yang memungkinkan dia tumbuh dan mendapatkan hak-haknya baik sebagai anak maupun sebagai warga negara yang dijamin undnag-undang tanpa harus hidup tersisih dari lingkungan pergaulan.
Nurlaela, orang tua Suburiyah
yang mengantar anaknya ke sekolah barunya berharap. Setelah mendapat bimbingan
rutin dari gurunya, Suburiyah kelak bisa berubah dan tumbuh menjadi anak normal
seperti anak-anak lainnya. Nurlaela berharap di ingkungan sekolah dan teman
yang baru tak ada lagi yang menghukum anaknya sebagai pencuri, hingga
membuatnya suburiah hidup tersisih dan kehilangan kepercayaan diri di tengah
lingkungan sosialnya.
Kepala SD 29 Sumberjo
Polewali, Hasan menyebutkan pihaknya telah menunjuk guru konseling dan guru
agama yang akan bertugas memberi bimbingan khusus kepada Suburiah agar kelak
bisa tumbuh menjadi anak yang sehat dan normal seperti anak-anak lainnya. Menuurt
Hasan untuk bisa sembuah harus ada perhatian khusus untuk Suburiyah agar bisa
melupakan kebiasaan buruknya hingga dihukum masyarakat dan lingkungan
pergaulannya. “Kita berharap dengan perhatian khusus dari guru konseling dan
guru agama setiap hari akan bisa merubah perilaku suburiah,: ujar hasan.
Mendidik dan
membimbing Suburiyah untuk melupakan kebiasaan buruknya, tentu bukan hanya
tanggung jawab pihak sekolah dan pemerintah, tapi juga tanggungjawab orang tua.
Iklim keluarga yang nyaman dan sehat untuk Suburiah, tentu dibutuhkan setelah
lepas dari sekolah agar gadis kecil ini bisa tumbuh normal layaknya anak-anak
lainnya.
Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi Indonesian Human Rights Blog Award (IHRBA) sebuah program yang digagas oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.
Tulisan ini disajikan dalam rangka kompetisi Indonesian Human Rights Blog Award (IHRBA) sebuah program yang digagas oleh Indonesia Media Defense Litigation Network (IMDLN) sebuah jaringan advokat dan peneliti di Indonesia yang memfokuskan diri pada penyediaan pembelaan bagi para pengguna media sosial di Indonesia khususnya yang terkait dengan kebebasan berekspresi. sebagai upaya promosi hak asasi manusia di dunia online. Pogram ini pada dasarnya ditujukan untuk merangsang blogger dan komunitas blogger Indonesia untuk menulis beragam tema tentang promosi, perlindungan, dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.
Kami dari panitian kompetisi IHRBA
BalasHapustulisan ini sudah masuk dalam sistem kami, tapi belum dapat kami setujui karena belum sesuai dengan persyaratan teknis.
Silahkan sesuaikan dengan persyaratan teknis di http://hamblogger.org/peraturan-dan-ketentuan/
sejujurnya tulisan ini juga melanggar HAM... dengan menampilkan anak itu dalam bentuk FOTO.... Anak itu masih punya masa depan, stiga klepto itu telah membunuh karakter si anak... adakah kata lain selain klepto????
BalasHapus